Berita Bekasi Nomor Satu

Tanggul Darurat kembali Amblas

PERBAIKAN TANGGUL: Sebuah alat berat sedang mengeruk pasir untuk perbaikan tanggul darurat Sungai Citarum yang amblas, di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (17/3). ARIESANT/RADAR BEKASK
PERBAIKAN TANGGUL: Sebuah alat berat sedang mengeruk pasir untuk perbaikan tanggul darurat Sungai Citarum yang amblas, di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (17/3). ARIESANT/RADAR BEKASK

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tanggul darurat Sungai Citarum yang dibangun pemerintah pusat, kembali amblas. Di mana pembangunan tanggul yang berlokasi di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran itu sempat ditinjau Presiden Joko Widodo.

Dengan amblasnya kembali tanggul tersebut, membuat warga sekitar khawatir banjir parah akan merendam pemukiman mereka. Terlebih, banjir itu berasal dari tanggul Sungai Citarum yang jebol, hingga membuat puluhan ribu warga mengungsi, dan sebagian warga rumahnya hancur.

Tanggul itu dibuat dari tumpukan tanah yang dimasukkan ke dalam karung, kemudian disusun. Lalu, susunan karung itu kembali ditimbun dengan tanah, dan ditutupi geotekstil. Namun, akibat hujan yang kembali mengguyur Pebayuran, tanggul darurat itu kembali amblas.

Salah seorang warga, Niman (46) mengatakan, amblasnya tanggul darurat itu, terjadi sejak Kamis (11/3) malam. Sayangnya, hingga kini tak kunjung diperbaiki.

“Saat hujan, air di Sungai Citarum gede, lalu tanggulnya menyusut, dan sekarang sudah amblas. Seharusnya cepat diperbaiki, soalnya takut seperti sebelumnya, jebol lagi,” ujar Niman, Rabu (17/3).

Warga lain-nya, Mamun (38) menambahkan, kondisi tanah di lokasi tersebut labil, sehingga sering terjadi longsor, apalagi di pinggir sungai. Sebaiknya dilakukan perbaikan tanggul secara permanen.

“Ya kalau darurat, terus tidak kuat, kami khawatir jebol lagi,” tutur pria yang juga menjabat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sumberurip ini.

Selain tanggul yang jebol, lanjutnya, terdapat galian bekas pembangunan tanggul yang dibiarkan begitu saja. Alhasil, jadi genangan air menyerupai kolam ikan. Padahal, lahan itu merupakan tanah milik warga yang rumahnya hancur tergerus banjir.

“Jadi, tanah di sini digali untuk dijadikan tanggul sementara. Nah, itu dibiarin begitu saja layaknya kolam, bahkan kedalaman-nya sampai 60 sentimeter. Kalau ada bocah yang bermain di pinggir kolam itu bisa jatuh ke dalam. Terus ini kan lahan warga yang mau dibangun. Lalu bangunan-nya bagaimana?.

Sementara itu, Camat Pebayuran, Hanief Zulkifli menjelaskan, tanggul jebol tidak hanya terjadi di Desa Sumberurip. Terdapat sedikitnya 37 titik tanggul Sungai Citarum yang rusak di delapan desa Pebayuran.

Ke delapan desa itu, yakni Sumberurip, Bantarjaya, Karangharja, Sumberreja, Sumbersari, Karanghaur, Kertasari, dan Kertajaya. Hanief berharap, perbaikan dilakukan di seluruh titik tanggul yang rusak.

“Kondisi kerusakan-nya cukup parah, sehingga perlu segera dilakukan perbaikan. Kami berharap, seluruh tanggul bisa diperbaiki, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti banjir sebelumnya,” imbuh Hanief.

Kerusakan tanggul itu, lanjutnya, terjadi sejak tahun lalu, diakibatkan debit air Sungai Citarum yang tinggi, terutama saat musim hujan. “Rusaknya macam-macam, ada yang cuma satu meter, ada yang sampai 20 meter, seperti yang di Sumberurip,” terang Hanief.

Pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Diharapkan, seluruh tanggul yang amblas dapat diperbaiki secara permanen.

“Harapan kami bisa segera diperbaiki, sebab khawatir saat musim hujan, bakal jebol lagi. Kondisi tanggul yang kritis bukan di Desa Sumberurip saja, tapi seluruh titik itu. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi,” pintanya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin