Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Covid Varian Delta Sampai Bekasi

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kota dan Kabupaten Bekasi mesti waspada terhadap sebaran Covid-19. Belum hilang virus lama, kini kasus varian Delta atau B.1.617.2 sudah muncul di Bekasi. Penularan virus ini lebih cepat dibandingkan virus Corona.

Ya, salah seorang warga Kabupaten Bekasi diketahui terpapar virus yang pertama kali ditemukan di India tersebut, setelah menjalani pemeriksaan di Jakarta. Saat ini, pasien tersebut sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit di Jakarta. Sementara keluarganya menjalani isolasi mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Sri Enny Mainarti mengatakan, warga tersebut terpapar setelah datang ke tempat keluarganya di Jonggol, Bogor. Pasalnya, setelah pulang dari Jonggol terkonfirmasi positif, dan hasilnya dinyatakan varian baru. “Dia itu ke tempat keluarganya di Jonggol, balik dari sana terkonfirmasi positif, hasilnya dinyatakan itu varian baru,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (16/6).

Kata Enny, untuk memastikan orang tersebut terpapar varian baru, harus dilakukan pemeriksaan di Jakarta. Karena memang, untuk di Kabupaten Bekasi belum ada alat untuk melakukan pemeriksaan virus varian baru tersebut,”Ada tempat khusus untuk memeriksanya di Jakarta, harus diambil darahnya,” tuturnya.

Masih Enny, varian baru ini hasil mutasi virus Covid-19. Untuk mencegah penularannya, masyarakat harus menjaga imunitas dan Protokol Kesehatan (Prokes). “Yang paling penting imunnya di jaga, enggak boleh turun. Kalau enggak ada yang penting, lebih baik di rumah saja,” sarannya.

Menyikapi itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mohamad Nuh menyarankan, agar varian baru secepatnya di sosialisasikan ke masyarakat supaya tidak membuat resah, akan tetapi membuat masyarakat lebih hati-hati. “Yang begini mudah-mudahan di informasikan, supaya enggak membuat resah masyarakat. Tapi membuat ke hati-hatian. Saya pikir perlu itu,” jelasnya.

Terpisah, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 terus melakukan penelusuran keberadaan virus varian Delta 1617.2 di wilayah Indonesia. Virus Corona varian asal India ini telah ditemukan di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Kudus Jawa Tengah, Bangkalan Jawa Timur dan DKI Jakarta, jawa barat dan sejumlah daerah lainnya. Saat ini, sudah ada 145 kasus ditemukan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode whole genome sequencing (WGS) atau surveilans, meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

“Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja,” katanya dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut, adanya varian dari suatu virus dikarenakan adanya upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya ini akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia. Sebab itu, apabila penularan masih terus berlangsung di tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.

Wiku menilai vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat cukup efektif mengurangi risiko tertular karena memiliki tingkat efikasi di atas 50 persen. Meski demikian, kata dia, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif. “Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin,” ujarnya.

Sementara itu di Kota Bekasi, angka kasus aktif Covid-19 setiap pekan belum berhenti naik, sepekan kemarin angka kasus aktif menjadi catatan Satgas Covid-19 lantaran mengalami kenaikan 1,35 persen. Hasil evaluasi awal pekan kemarin, angka kasus aktif mencapai 2,09 persen setelah belakangan konsisten dibawah 1 persen.

Kenaikan angka kasus aktif berimbas turunnya tingkat kesembuhan 1,34 persen menjadi 96,63 persen. Sementara itu, angka kematian juga ikut naik 0,83 persen.”Angka kesembuhan turun 1,34 persen karena jumlah kasus aktif naik,” terang Ketua Satgas Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Rabu (16/6).

Kelurahan dengan kasus aktif tertinggi pekan ini berada di wilayah Kelurahan Pejuang sebanyak 64 kasus, di waktu yang sama satu lingkungan RT masih menjalani karantina wilayah terbatas. Kelurahan dengan kasus tertinggi dibawahnya adalah Kelurahan Harapan jaya dengan 53 kasus, Jatiranggon 49 kasus, Duren Jaya 47 kasus, Bekasi Jaya 45 kasus, dan Jatirahayu 38 kasus.

Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) awal pekan kemarin tercatat 50,97 persen dari total 1.748 tempat tidur. Jumlah pasien terbanyak menjalani perawatan di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmajid sebanyak 156 pasien.

Untuk mengantisipasi peningkatan pasien lebih banyak, tercatat lima penambahan tempat tidur perawatan. Jumlah pasien didominasi oleh warga dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Bekasi, sebanyak 37,75 persen.

Hingga saat ini, Satgas Covid-19 Kota Bekasi belum mendapatkan laporan kasus Covid-19 varian baru, Delta B1617 asal India. Varian ini diketahui lebih cepat menyebar dibandingkan varian virus sebelumnya.”Laporan varian baru tidak ada,” ungkapnya.

Sementats itu, petugas kesehatan terpaksa mengevakuasi dua pasien Covid-19 di Perumahan Pondok Hijau Permai (PHP) karena rumahnya terandam banjir, kemarin. Pasien dievakuasi menuju RS darurat Bekasi Utara oleh petugas kesehatan setelah pasien mengaku mulai merasakan gejala.

“Hari Minggu ada keluhan sesak, pusing, dan badan nggak enak. Akhirnya kami konfirmasi ke Puskesmas,” terang ketua RT 03/05, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Andikatama.

Di tengah genangan air yang masih tersisa hingga ketinggian 60 cm, pasien dievakuasi dari rumahnya menggunakan ambulance. Diketahui kedua pasien yang berstatus suami istri ini telah dinyatakan positif sejak Sabtu (12/6), kemudian melakukan isolasi mandiri di rumahnya.Anggota keluarga lain sudah dinyatakan negatif setelah menjalani pemeriksaan swab. (pra/sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin