Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Vitamin dan Obat Pasien Isoman Langka

RAMAI : Warga antre mencari obat-obatan di Apotek Kawasan Proyek lama, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (6/7). Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bekasi membuat permintaan vitamin dan obat-obatan meningkat . RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah warga Kota Bekasi mengaku kesulitan mendapatkan obat dan vitamin untuk keluarganya yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman). Jika pun ada, harganya melambung tinggi. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan layanan telemedicine gratis untuk memberikan layanan konsultasi dokter hingga pengiriman obat.

Joan (27) misalnya. Warga kecamatan Bekasi Selatan ini mengaku harus mendatangi sejumlah apotek mencari obat dan vitamin untuk salah satu kerabatnya yang sedang menjalani Isoman,”Kesulitan banget, semua apotek susah cari obat untuk Isoman. Jangankan untuk obat Isoman, untuk vitamin buat yang sehat aja susah sekali,” katanya, Selasa (6/7).

Dia menyebut ada beberapa obat dengan harga tidak wajar, naik berkali-kali lipat dan tidak masuk akal. Salah satunya adalah suplemen atau multivitamin Becom Zet, multivitamin yang tidak ia temukan di semua apotek di kawasan Galaxy, saat ditemukan harganya melambung tinggi.

“Sekalinya ada di satu apotek tapi harganya dinaikkan berkali-kali lipat, harga normal Rp25 ribuan, tapi dinaikin jadi Rp100 ribuan,” tambahnya.

Joan setuju dengan keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) yang mengatur tentang harga eceran tertinggi obat dalam masa pandemi Covid-19. Ia menilai langkah ini berguna untuk mencegah toko obat maupun apotek menaikkan harga semena-mena.

Radar Bekasi mendatangi tiga tempat penjualan obat dan vitamin di kawasan Bekasi Timur, satu diantaranya apotek. Salah satu pedagang, Joni (52) mengaku saat ini ia memilih untuk menjual obat-obatan dan vitamin yang mudah dicari saja, sebagian cenderung tidak dicari oleh pasien isolasi mandiri.

Berdasarkan pengakuannya, sejumlah obat dan multivitamin seketika sulit dicari sejak awal bulan kemarin di grosir maupun distributor. Hingga kemarin, masih banyak warga datang ke tokonya untuk mencari obat dan multivitamin, namun ia tidak bisa menyediakan barang-barang yang diminta.

“(Persediaan obat dan vitamin sekarang) standar aja seperti amoxicillin, Paracetamol, vitamin-vitamin, enervon c aja nggak ada. Seperti Azithromycin kan nggak ada juga sekarang, ada (harganya) Rp60 an selembar, kita jualkan Rp45 ribu, kalau Rp50 ribuan disananya, bagaimana kita jualnya,” terangnya.

Hal yang sama juga diakui oleh pedagang lainnya, Romsi (50), belakangan banyak warga yang datang mencari obat jenis oseltamivir, sayang obat ini tidak tersedia di tokonya. Romsi mengaku kesulitan untuk memenuhi persediaan obat-obatan yang belakangan ramai dicari masyarakat, alternatifnya ia hanya bisa memberikan obat lain yang tersedia jika warga bersedia menerima.

“Jadi saya kebanyakan ngelayanin yang vitamin-vitamin aja gitu, Vitamin, Paracetamol, gitu aja. Vitamin yang lengkap seperti Become Zet barangnya juga nggak ada, udah pada abis,” katanya.

Dari beragam jenis obat-obatan, diakui ada yang mengalami kenaikan harga, ada juga yang bertahan, tidak bergerak naik. Namun, untuk obat-obatan yang saat ini merangkak naik sulit untuk dipenuhi persediaannya.

Sementara di apotek Rizal, obat dan multivitamin paling banyak dicari adalah yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19. Terkait dengan harga obat, untuk kualitas tinggi mencapai Rp600 hingga Rp650 ribu.

“Stok selalu ready, tapi selalu diburu jadi cepat habis, kadang-kadang dalam beberapa hari kita kosong karena diserbu. Karena pasokan dari sana (distributor) kadang-kadang ada yang cepat dikasih, ada yang belum,” kata pengelola apotek, Ema (28).

Ia menampik ada kenaikan harga, tiap obat yang tengah dicari oleh masyarakat dijual sesuai dengan harga beli. Tidak hanya pasien isolasi mandiri, masyarakat umum pun berburu vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Sementara itu. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) berencana melakukan pemeriksaan dan pembinaan kepada seluruh apotek di Kota Bekasi. Pemeriksaan dan pembinaan ini khususnya dilakukan mengenai obat Covid-19. “Berhubung karena tim kita lagi terpapar juga, jadi dipending. Nanti kita, Dinkes, kepolisian akan kolaborasi tentang ini,” ungkap Wakil Ketua IAI Kota Bekasi, Rudi Hartono.

Di waktu yang berbeda, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyampaikan bahwa selama ini obat yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19 didapatkan dari instalasi farmasi Kemenkes. Kecuali vitamin bisa didapatkan di toko obat atau apotek.

Ia menjelaskan persediaan obat bagi pasien Covid-19 di Kota Bekasi masih mencukupi, hanya saja stok obat sejauh ini tidak bisa bertahan lama di tengah lonjakan kasus. Pihaknya berupaya untuk menjaga ketersediaan obat dengan mengajukan surat permohonan kepada instalasi farmasi Kemenkes.

“Dan kita pun tidak hanya melayangkan surat permohonan, kita pun harus tersaji data terkonfirmasi, baik itu data yang (gejala) berat, data yang ringan, dan daya yang OTG,” ungkapnya sembari mengaku, pengawasan harga penjualan obat kata Tanti, diatur dalam ketentuan Formularium Nasional (Fornas) dan E Catalogue obat.

Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyediakan layanan telemedicine, guna memudahkan pasien corona isolasi mandiri untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. “Maka kita bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis, dibantu, ditanggung oleh teman-teman telemedicine, startup, dan juga Kementerian Kesehatan,” tutur Budi Gunadi Sadikin.

Ke 11 Platform tersebut yakni Alodokter, GetWell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, Pro Sehat, SehatQ, dan Yesdok.“Dan semua ini diberikan secara gratis, sebagai kontribusi dari 11 platform telemedicine, dan obat-obatannya dilakukan juga dari Kementerian Kesehatan,” terangnya.

Seluruh layanan kesehatan untuk pasien corona atau Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri ini akan dilakukan berbasis digital dan elektronik.“Ini ada contoh paket yang akan dikirimkan secara gratis ke teman-teman untuk yang benar-benar tanpa gejala. Sedangkan yang dengan gejala, misalnya ada demam sedikit tinggi, kita berikan juga paketnya secara gratis,” terangnya.

Bagi pasien corona yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG Covid-19), akan mendapatkan paket multivitamin C, B, E, dan Zinc.Sementara contoh paket yang akan diberikan kepada pasien corona dalam isolasi mandiri adalah Paket B (Ringan) yang terdiri dari Multivitamin (C, B, E, Zinc) dosis 1X1 berjumlah 10, Azitromisin 500 mg dosis 1X1 berjumlah 5, Oseltamivir 75 mg dosis 2X1 berjumlah 14,Paracetamol Tab 500 mg dengan dosis jika diperlukan, berjumlah 10.

Namun dengan catatan, penggunaan obat wajib menggunakan resep dokter.“Paket-paket ini juga diintegrasikan dengan 742 lab PCR, jadi kalau teman-teman ingin melakukan uji PCR, juga bisa dilakukan phone Telemedicine ini,” tegasnya. (sur/jpnn)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin