Berita Bekasi Nomor Satu

Tak Semua Siswa Diantar Jemput

DIJEMPUT: Sejumlah siswa SDN Jatiasih X Kota Bekasi dijemput oleh orang tuanya saat pulang sekolah, Kamis (9/9). DEWI WARDAH/RADAR BEKASI
DIJEMPUT: Sejumlah siswa SDN Jatiasih X Kota Bekasi dijemput oleh orang tuanya saat pulang sekolah, Kamis (9/9). DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi mewajibkan orang tua atau wali murid untuk antar jemput anaknya ke sekolah selama kegiatan tatap muka (PTM) secara terbatas. Namun, protokol PTM guna mencegah penyebaran virus ini tak dipatuhi oleh sebagian orang tua.

Pantauan Radar Bekasi di SDN Jatiasih X Kota Bekasi pada hari keempat pelaksanaan PTM, Kamis (9/9), sejumlah wali murid antar jemput anaknya. Para wali murid itu antar maupun jemput anaknya di luar gerbang sekolah dengan mengendarai sepeda motor.

Namun, terdapat sebagian siswa yang datang maupun pulang sekolah seorang diri dengan mengendarai sepeda. Wali murid siswa kelas VI SDN Jatiasih X Kota Bekasi Susilawati, ketika ditemui saat menjemput anaknya sekolah mengungkapkan, sebenarnya jarak antara rumah dengan sekolah tak terlalu jauh.

Namun, dirinya tetap antar jemput lantaran kasihan apabila anaknya harus berjalan kaki. Terlebih, sekolah telah memberikan imbauan untuk antar jemput sekolah.

“Saya sebenernya gak jauh-jauh banget rumahnya dari sekolah, tapi kalo jalan lumayan juga. Jadi sekolah juga sudah info kalo anak ketika pulang sekolah harus dijemput,” ungkapnya, kemarin.

Susi rutin tiba di sekolah 15 menit sebelum waktu kepulangan siswa. Hal tersebut dilakukan agar anaknya tidak terlalu lama menunggu jamputan di sekolah.

Ia mengaku lebih senang antar jemput sehingga memastikan sang anak tidak bermain setelah sekolah. Dengan begitu, sebagai orang tua dirinya tak merasa khawatir.

Kepala SDN Jatiasih X Kota Bekasi Sadiah mengatakan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan ketat selama PTM secara terbatas. Kehadiran siswa di sekolah diatur dalam sistem pos.

“Kami terapkan sistem POS, terdiri dari 4 pos. Pos pertama siswa masuk ke sekolah, pos kedua siswa cuci tangan, pos ketiga siswa cek suhu tubuh dan pos ke empat siswa bersama guru diantar ke kelasnya masing-masing,” ucapnya.

Terkait penerapan antar jemput siswa, sekolah melalui wali kelas sudah melakukan koordinasi. Setiap waktu kepulangan siswa, wali kelas akan menginformasikan kepada para orang tua.

“Setiap kelas memiliki wali kelas, nah wali kelas ini bertugas untuk menyampaikan informasi kepada orang tua siswa. Infonya itu 30 menit sebelum kepulangan siswa sudah diinfokan,” jelasnya.

PTM yang hanya diikuti oleh sebagian siswa kelas 4,5 dan 6 menerapkan sistem sif. Pada sif pertama pukul 07.30-09.30 WIB dan sif kedua pukul 10.00-12.00 WIB.

Wali murid siswa kelas V SDN Jatiasih VIII Kota Bekasi Ajat Sudrajat mengatakan, sejak dimulainya PTM ia mulai kembali antar jemput anaknya ke sekolah.

“Saya memang rutin mengantar jemput anak saya, karena waktu yang juga fleksibel,” ucapnya.

Ia mengaku, pandemi ini membuat dirinya merasa khawatir. Oleh sebab itu, dirinya antar jemput sekolah guna memastikan anaknya tak melakukan aktivitas lain selain belajar di kelas.

“Untuk tingkat kekwatiran memang tinggi, makanya saya selalu usahakan untuk mengantar dan menjemput anak saya sendiri. Jadi saya pastikan anak keluar sekolah itu udah gak kemana-mana dan langsung pulang bersama saya,” ungkapnya.

Ajat selalu hadir 20 menit sebelum kepulangan sekolah. Saat tiba, dirinya menunggu di luar gerbang sekolah.

“Saya selalu datang 20 menit sebelum kepulangan dan menunggu di luar gerbang karena tidak boleh masuk ke sekolah. Ketika sudah terlihat anak saya keluar saya langsung samperin terus langsung pulang,” ucapnya.

Kepala SDN Jatiasih VIII Kota Bekasi Syamsudin menjelaskan, mayoritas siswa diantar jemput oleh orang tua siswa maupun wali murid. “98 persen diantar dan dijemput, 3 persennya memutuska pulang sendiri bawa sepedah. Karena rumahnya dibelakang sekolah,” tuturnya.

Menurutnya, siswa yang pulang sendiri tetap diawasi oleh sekolah melalui komunikasi dengan orang tuanya.

“Kita tidak putus pengawasan, komunikasi antar orang tua siswa dan guru harus berjalan. Jadi siswa yang pulang sendiri harus dipastikan sampai ke rumahnya dengan cepat,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Disdik Kota Bekasi Krisman Irwandi mengungkapkan, seluruh pihak harus turut mengawasi siswa saat PTM berlangsung.

“Jadi bukan hanya guru saja yang memantau, orang tua siswa juga harus memantau. Makanya diwajibkan bagi orang tua siswa untuk mengantar dan menjemput anaknya di sekolah,” katanya.

Ia tak mempersoalkan adanya siswa yang tidak diantar jemput oleh orang tuanya. Menurutnya, tentu satuan pendidikan wajib memiliki data nama siswa dan nomor handphone orang tuanya untuk agar bisa selalu komunikasi.

“Kalau rumahnya deket gapapa pulang sendiri, tapi guru harus punya data siswa siapa saja yang pulang sendiri. Sehingga guru bisa berkoordinasi dengan orang tua di rumah, anak ini udah pulang atau belum jangan sampai anak pulang sendiri karena rumah deket malah main. Gitu saja,” pungkasnya. (dew/oke)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin