Berita Bekasi Nomor Satu

Dampak Pembangunan Pasar Induk Cibitung, Rumah Warga Kebanjiran

TERENDAM BANJIR: Salah seorang warga berada di halaman rumahnya yang terendam banjir, dampak pembangunan Pasar Induk Cibitung dan buruknya saluran drainase,.di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Sabtu (4/2). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dalam proses pembangunan (revitalisasi) Pasar Induk Cibitung, dinilai menjadi penyebab terjadinya banjir atau genangan air di Kampung Utan, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi.

Pasalnya, saat dilakukan pengerjaan pasar, menyebabkan saluran air (drainase) tersumbat, yang akhirnya membuat pemukiman warga terendam air setinggi 30 centimeter, yang sudah berlangsung selama satu bulan.

Menurut keterangan salah satu warga yang rumahnya terendam banjir, Ado (50), kondisi itu sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Ia menilai, buruknya drainase serta adanya proyek revitalisasi pasar, membuat saluran air yang ada tersumbat dan tidak mengalir dengan cepat.

“Banjir di depan rumah saya ini, karena salurannya mampet. Kalau misalkan lancar, saat hujan turun, surutnya cepat,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (4/3).

Kata dia, kondisi ini sangat mengganggu aktivitas warga. Terlebih saat intensitas hujan tinggi, genangan air bisa mencapai 50 meter lebih. Meski begitu, dirinya pasrah dengan persoalan yang terjadi, dan menyerahkan persoalan ini kepada pihak terkait, walaupun sampai sekarang penanganannya belum maksimal.

“Habis mau gimana lagi, karena saluran airnya panjang banget, hingga ratusan meter, tadinya nggak dikasih bak kontrol, seharusnya tiap dua puluh meter ada bak kontrolnya,” harap Ado.

Dalam beberapa hari terakhir, kata Ado, sempat ada upaya untuk melancarkan saluran air tersebut dengan cara merojok sepanjang 25 meter, namun usahanya itu tidak berhasil.

“Kami sudah berusaha merojok-rojok, tapi nggak lancar juga saluran airnya, karena panjangnya paling 25 meter,” bebernya.

Selain kerap masuk ke dalam rumah, kondisi air yang mengeluarkan bau juga dikhawatirkan bisa mengganggu kesehatan warga. Diduga, saluran air yang ada tersumbat oleh sampah, sehingga air tidak mengalir dan menggenang hingga ke rumah-rumah warga sekitar.

“Minimnya bak kontrol ditambah adanya proyek revitalisasi pasar, membuat kondisi ini semakin parah,” terang Ado.

Hal itu juga dirasakan oleh kuli panggul di Pasar Induk Cibitung, Riki (29). Dirinya mengungkapkan, kondisi pasar masih terus banjir, walaupun sudah ada revitalisasi. Sehingga pekerjaannya di pasar terganggu saat hujan turun.

“Sangat mengganggu proses kerja pada saat hujan turun, dan pasti banjir. Karena air surutnya lama, walaupun sedang dalam proses pengerjaan,” ucapnya.

Sayangnya, sampai berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari pihak pengembang Pasar Induk Cibitung. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin