Berita Bekasi Nomor Satu
Bisnis  

Ketum Kompartemen BPR Syariah Ajak Bersama-sama Kuatkan Tekad untuk Tetap Optimis

FOTO BERSAMA: Ketua Umum DPP Kompartemen BPR Syariah Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Cahyo Kartiko (ketiga dari kiri) foto bersama dengan Ketua Departemen Literasi Keuangan Syariah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Irfan Syauqi Beik (kanan) dan Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro, Syahnan Phalipi (kedua dari kanan) menunjukan naskah MoU didampingi Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Deden Firman Hendarsyah (tengah). EKO ISKANDAR/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketua Umum DPP Kompartemen BPR Syariah Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Cahyo Kartiko mengajak bersama-sama menguatkan tekad untuk tetap optimis dalam segala situasi dengan mengedepankan silturahmi serta kerjasama antar BPR Syariah dengan para pemangku kepentingan yang lain.

Hal itu disampaikan Cahyo saat sambutan dalam acara peringatan Milad Hari BPR Syariah tahun 1444 H atau bertepatan dengan 8 April 2023 yang mengambil tema “ Membangun Sinergi, Mengembangkan Inovasi, dan Mengakselerasi Pertumbuhan BPR Syariah yang Lebih Berkualitas”. Kegiatan ini berlangsung di Graha BPR Syariah Artha Madani, Jumat (14/4/2023).

Selain itu, dengan momentum tasyakuran Hari BPR Syariah tahun ini, Cahyo mengajak untuk senantiasa berusaha mewujudkan cita-cita bersama membangun tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berkeadilan serta meningkatkan kesejahteraan umat melalui pengembangan ekonomi syariah.

“Dan alhamdulillah selama dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah,” ujar Cahyo.

Lebih lanjut dikatakan, kondisi eksternal yang dihadapi industri BPR Syariah saat ini ada beberapa hal. Pertama; adanya perubahan ekosistem global dan nasional berupa perubahan perilaku masyarakat, inovasi produk dan perkembangan digital ekonomi, kedua; dampak pandemi Covid-19 dan ketiga; persaingan usaha diantara lembaga keuangan pada segmen menengah kecil dan mikro, seperti fintech lending, bank umum, Laku Pandai, dan LKM.

Selain itu juga terdapat tantangan dan isu strategis yang dihadapi industri BPR Syariah yakni permodalan, dimana sebagian besar populasi BPR Syariah dalam kategori BPR skala kecil, Infrastruktur teknologi informasi (TI) yang relatif terbatas dan adanya potensi risiko baru sebagai dampak perkembangan pemanfaatan TI melalui kerjasama dengan pihak lain.

“Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk penguatan struktur dan keunggulan kompetitif, akselerasi transformasi digital, peningkatan peran perbankan terhadap ekonomi daerah dan penguatan perijian, pengaturan serta pengawasan BPRS,” ujarnya.

Cahyo menegaskan, pihaknya mendukung berbagai upaya pengembangan ekonomi syariah di tanah air yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun otoritas. Diantaranya adalah apresiasi dan dukungan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah meluncurkan roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025.

Roadmap ini membawa visi mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial.

Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia ini membawa tiga arah pengembangan. Terdiri dari Penguatan Identitas Perbankan Syariah; Sinergi Ekosistem Ekonomi Syariah; serta Penguatan Perizinan, Pengaturan, dan Pengawasan.

“Penetapan Hari BPR Syariah merupakan salah satu momentum industri BPR Syariah yang selaras dengan Roadmap tersebut khususnya berkaitan dengan arah pengembangan melalui Penguatan Identitas Perbankan Syariah,” kata Cahyo.

Melalui berbagai kajian dan diskusi, diantaranya Kajian Pengembangan dan Pendalaman Pasar Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah dilakukan pada tahun 2022 oleh KNEKS bersama IPB telah memberikan rekomendasi agar BPR Syariah memposisikan diri sebagai Bank Komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Community Bank for Micro, Small, and Medium Enterprises).

“Untuk itu kami berusaha untuk mewujudkan dalam bentuk penguatan identitas BPR Syariah dengan melaunching tag line BPR Syariah Sahabat UMKM. Dan selanjutnya menyusun model bisnis yang menawarkan produk dan layanan yang memiliki value syariah tinggi dan inovatif dengan mengutamakan nasabah UMKM berbasis komunitas melalui berbagai bentuk kolaborasi,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, DPP Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menjalin kolaborasi dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dan Himpunan Pengusaha Kecil dan Mikro Indonesia (Hipmikindo) dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan sosialisasi, edukasi, literasi keuangan syariah dan penguatan ummat serta pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Indonesia.

“Penguatan ummat dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil juga merupakan salah satu bentuk dukungan dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil dan berkelanjutan serta merupakan perwujudan pelaksanaan program sosialisasi, edukasi & literasi perbankan syariah di tanah air,” pungkas Cahyo.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Deden Firman Hendarsyah, menyampaikan, dari tahun ke tahun pertumbuhan perbankan syariah menunjukan peningkatan.

Pada 2020 dimana RI maupun perbankan secara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, tetapi di periode yang sama perbankan syariah masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup positif.

Demikian juga dengan market share perbankan syariah meskipun masih kecil tetapi terus menunjukan peningkatan. Market share perbankan syariah saat ini sudah mencapai 7,1 persen.

Sementara di industri BPR Syariah lebih menggembirakan lagi. BPR Syariah mencatat pertumbuhan positif yang cukup besar dan terus tumbuh. Per Februari 2023, untuk asset tumbuh 18,77 persen bahkan pembiayaan tumbuh 20,36 persen. Pertunbuhan tersebut lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19.

Demikian juga dengan market sharenya. Market BPR Syariah bandingkan dengan industri BPR atau konvensional justru malah lebih besar. Market share BPR Syariah sudah mencapai angka 10,02 persen.

“Tentunya kita harus bersyukur dan tetap bersemangat,” ungkap Deden. (oke)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin