Berita Bekasi Nomor Satu

Sekolah Dicurigai Ubah Titik Koordinat

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMAN 8 Kota Bekasi saat menjalani sejumlah kegiatan di luar kelas. KCD Pendidikan Wilayah III memberikan waktu selama dua hari bagi sekolah untuk segera mengumpulkan SPTJM terkait hasil kelulusan yang telah disampaikan kepada peserta didik. Dewi Wardah/Radar Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Salah satu orang tua Calon Peserta Didik (CPD) yang mendaftar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bekasi kecewa, berubahnya jarak antara rumah dan sekolah menimbulkan kecurigaan titik koordinat diubah pihak sekolah. Sementara itu, panitia PPDB di sekolah menyebut pelaksanaan PPDB telah berjalan sesuai ketentuan, panitia juga mengungkap beberapa wilayah yang tidak terbaca oleh google map.

Keriuhan di depan gerbang SMAN 2 Kota Bekasi nampak saat sekelompok pemuda melakukan unjuk rasa Kamis (13/7) siang. Mereka mengkritik pelaksanaan PPDB di SMAN 2 menggunakan pengeras suara.

Usai unjuk rasa, salah satu orang tua pendaftar melampiaskan kekecewaannya di depan gerbang sekolah. Menduga pihak sekolah berbuat curang kepada pendaftar, termasuk anaknya.

“Kenapa anak saya di H-1 (sebelum pengumuman) baru dibuka, baru ketahuan bahwa anak saya tereliminasi. Sedangkan syarat yang diajukan oleh anak saya berjarak titik koordinat 623 meter, namun berubah ketika sudah di klarifikasi oleh pihak sekolah menjadi 781 meter,” kata orang tua pendaftar, Budi Aryanto.

Sejak mendaftar pada tanggal 26 Juni, berkas pendaftaran baru diverifikasi oleh panitia sekolah satu hari menjelang pengumuman. Sedangkan, pendaftar yang tinggal di belakang rumahnya, diperkirakan berjarak 60 hingga 100 meter dari rumahnya di Gg Swadaya, RT 05/16, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan lolos seleksi di sekolah yang sama.

Mendapati kejanggalan pada proses PPDB tahap dua kemari, ia mengaku telah berusaha mengklarifikasi hal ini kepada pihak sekolah. Sementara ini ia mengaku telah mengetahui dua pendaftar yang tinggal di wilayah kelurahan lain lolos seleksi di jalur zonasi.

Bahkan, didapati salah satu siswa yang gagal seleksi pada jalur zonasi, justru diterima lewat jalur lain pada tahap dua. Hal ini membuat kecurigaan Budi makin kuat.

“Pada saat saya klarifikasi, oleh pihak sekolah ternyata ada salah satu perwakilan sekolah yang mengatakan bahwa di mengakui saya yang menentukan titik koordinatnya, tapi si orang tua tersebut menyatakan diatas materai,” ungkapnya.

Atas peristiwa ini, ia bertekad akan melakukan investigasi dengan keyakinan telah terjadi kejahatan pada pelaksanaan PPDB.

“Kami sebagai orang tua akan melawan, kami akan melakukan investigasi dan kami akan cari anak per anak, kami akan buktikan bahwa ada kejahatan yang terjadi di sekolah, dan kami akan mengambil langkah hukum,” tambahnya.

Sementara itu, pihak SMAN 2 Kota Bekasi meyakinkan bahwa pelaksanaan PPDB telah berjalan sesuai ketentuan. setelah pengumuman PPDB tahap dua awal pekan kemarin, panitia PPDB disebut tidak memiliki kewenangan lagi untuk menerima siswa.

Ketua PPDB SMAN 2 Kota Bekasi, Solihan mengatakan bahwa hanya pemilik akses website PPDB yang bisa merubah data hingga titik koordinat. Selain mendaftar, username dan password dimiliki oleh panitia, dalam hal ini tim pendataan di sekolah.

“Yang punya akun user name, password, yang bisa masuk ke situ (sistem), saya tidak punya akses. Jangankan CPD, akun sekolah saya sendiri saja saya tidak punya,” ungkapnya.

Selama membutuhkan akses data dan sebagainya yang ada di dalam sistem PPDB online, ia mengaku meminta bantuan kepada tim pendataan. “Itu pun saya sesuai dengan keperluan saja,” tambahnya.

Panitia PPDB sekolah disebut hanya mencocokkan data yang diinput oleh pendaftar.

Beberapa wilayah RT di sekitar sekolah sulit diakses oleh Google Map untuk menentukan titik koordinat, salah satu ketua RT diakui sempat datang ke sekolah untuk meminta bantuan penentuan titik koordinat.

Terkait dengan persoalan ini, ia pernah meminta kepada salah satu ketua RT tersebut untuk meminta keterangan dari pemerintah kelurahan bahwa aplikasi google map di wilayahnya bermasalah. Surat tersebut digunakan untuk memberikan bukti jika muncul protes dari masyarakat sekitar.

Jumlah siswa baru disebut telah memenuhi kuota setelah pelaksanaan PPDB kemarin. Penambahan siswa kata Solihan, bukan kewenangan panitia PPDB.”Kalau kuota ( tahap 2) sudah jelas muncul 215 dalam PPDB. Tahap satu sudah selesai, sisanya tinggal itu, gimana mau jual beli bangku kosong,” ungkapnya.

Hasil seleksi PPDB tahap dua di SMAN 2 Bekasi kemarin, siswa terdekat dari sekolah berjarak 21,659 meter. Sementara siswa terjauh dari sekolah berjarak 702,986 meter. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin