Berita Bekasi Nomor Satu

Aksi Bullying di Kayuringin Jaya Berakhir Damai

TANGKAPAN LAYAR: Cuplikan video aksi perundungan yang diduga berlangsung di sekitar lingkungan Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, sempat viral di media sosial.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Video berisikan aksi perundungan yang diduga dilakukan sejumlah pelajar Kota Bekasi, tengah viral di lini massa media sosial. Video yang diperkirakan diambil di sekitar lingkungan Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, tersebut berhasil memancing amarah warganet lantaran yang menjadi korban perundungan merupakan pelajar SD. Sedangkan mereka yang merundung remaja berseragam SMA.

Viralnya video bullying di media sosial ini membuat polisi turun tangan. Kemarin, para pelaku beserta dengan orang tuanya telah dipertemukan untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut di salah satu SD negeri di Bekasi Selatan. Beruntung persoalan ini berhasil dimediasi polisi. Pihak korban maupun pelaku perundungan sepakat damai dengan menandatangani surat kesepakatan damai dengan catatan tidak mengulangi perbuatan yang sama.

“Siswa SMA tersebut menyampaikan permohonan maaf kepada anak-anak yang menjadi korban bullying, dan berjanji tidak akan mengulangi kembali. Apabila melakukannya sanggup untuk diproses secara hukum,” kata Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Jupriono, Senin (27/11).

Peristiwa seperti yang nampak dalam video di media sosial bermula saat siswa SD bermain sepak bola pada Jumat (34/11). Saat mereka asik bermain, beberapa siswa SMA menghampiri dan mengajak mereka bermain bola.

Disebut terjadi kesalahpahaman ditengaj permainan hingga terjadi peristiwa bullying. Peristiwa ini disesalkan oleh Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, meskipun hasil assessment KPAD anak-anak tersebut mengaku hanya bercanda.

“Sebenarnya kita menyayangkan ya, masih ada tindakan antara senioritas dengan junior, anak SD dengan SMA. Sebenarnya yang dewasa itu harusnya melindungi,” kata Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian.

Pihaknya ikut menangani kasus ini hingga membuahkan kesepakatan damai antara kedua belah pihak. Korban, pelaku, beserta dengan orang tuanya dihadirkan dalam mediasi kemarin.

Pihaknya juga menghadirkan tim psikologis untuk melakukan assessment kepada anak korban maupun terduga pelaku. Hasilnya pelaku mengaku malu usai videonya beredar di media sosial.

“Dari hasil mediasi kita, para terduga pelaku menyesal. Bahkan mereka dengan viralnya video, dengan komentar yang ada merasa sedih, malu,” ungkapnya.

Lebih lanjut kata Novrian, kesedihan mereka juga dipicu oleh pemahaman tentang jejak digital tentang peristiwa ini tidak bisa hilang. Setelah menyesali perbuatan dan tidak akan mengulangi kembali, Novrian meminta kepada terduga pelaku untuk merubah stigma negatif tersebut menjadi hak positif.

Dalam peristiwa ini, ia memastikan tidak ada tindak kekerasan. Meskipun demikian, peristiwa ini tidak boleh terulang kembali.

“Pemukulan-pemukulan itu tidak ada. Hanya tarik-tarikan baju seperti yang kita lihat dalam video,” tambahnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin