Berita Bekasi Nomor Satu

Solusi Perlintasan Sebidang Mendesak

Illustrasi : Gerbong Kereta Light Rail Transit (LRT) terlihat di Kawasan Bekasi Timur, Kota Bekasi, beberapa waktu lalu. Jelang operasional LRT Pemkot Bekasi berupaya merampungkan konektivitas transportasi umum menuju stasiun LRT. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Persoalan tentang pelintasan sebidang di sepanjang jalur perlintasan kereta masih tak kunjung selesai. Sementara proyek jalur dwi ganda atau double-double track (DDT) akan kembali berjalan dengan menutup seluruh perlintasan sebidang.

Sejatinya, beban Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi terkait kemantapan jalan relatif ringan karena kualitas seluruh ruas jalan arteri sudah berada di atas 95 persen. Namun persoalan yang harus mulai dipecahkan, yakni terkait dengan perlintasan sebidang.

Sampai 2022 proyek DDT sudah berjalan sampai dengan stasiun Bekasi, frekuensi perjalanan Kereta Api (KA) pun semakin padat. Hal itu bisa dilihat dari pantauan di sejumlah perlintasan sebidang yang ada di Kota Bekasi, menyebabkan antrian kendaraan cukup panjang terutama pada jam-jam sibuk.

Ada empat perlintasan sebidang yang relatif ramai mulai dari Stasiun Bekasi sampai dengan perbatasan Kabupaten Bekasi, yakni perlintasan sebidang bulan-bulan tepat di dekat Stasiun Bekasi, proyek, ampera, dan bulak kapal. Lalu lintas di perlintasan sebidang tersebut relatif ramai, antrian panjang kendaraan tidak terelakkan di jam-jam sibuk.

Sekertaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Idi Sutanto menyampaikan sejauh ini dari empat perlintasan sebidang tersebut baru satu yang solusinya sudah direncanakan, yakni di bulak kapal. Rencananya, akan dibangun flyover yang menghubungkan antara Jalan Insinyur H Juanda dan Jalan HM Joyo Martono dengan Jalan Pahlawan.

Flyover ini akan dibangun oleh pemerintah pusat, Pemkot Bekasi merampungkan pembebasan lahan yang dibutuhkan.

“Jadi kedepan tantangan kita nomor satu antisipasi double-double track. Kita Flyover Bulak Kapal masih proses, pengadaan lahan masih berproses. Mudah-mudahan di tahun 2024 atau 2025 bisa selesai,” ungkapnya.

Idi menyampaikan, selain pembangunan flyover di perlintasan sebidang, tantangan selanjutnya adalah pelebaran jalan.

“Jadi karena kemantapan jalannya sudah cukup, makanya kita (tantangannya) untuk pelebaran jalan dan pembangunan Flyover,” tambahnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Dariyanto menyanlaikan bahwa solusi perlintasan sebidang ini penting guna kelancaran lalu lintas. Lebih lanjut, ia menyampaikan frekuensi perjalanan KA saat ini cukup padat.

Sangat terasa pada jam sibuk dan akhir pekan ditambah dengan lalu lintas kendaraan yang juga padat.

Rencana pembangunan Flyover di bulak kapal sudah cukup lama. Sejauh ini beberapa pihak masih menunggu, baik realisasi pelaksanaan proyek pembangunan Flyover, pembebasan lahan, dan kelanjutan proyek DDT yang saat ini sudah terlaksana sampai di stasiun Bekasi.

Menurutnya, pelaksanaan pembebasan lahan perlu kehati-hatian. “Proyek Double-double Tracknya itu sendiri sampai sekarang belum progres kelanjutannya, itu yang mungkin kita saling tunggu satu sama lain,” ungkapnya.

Pembebasan lahan akan dibahas setelah mendapat informasi terkait dengan pelaksanaan pembangunan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), seperti yang dilakukan pada saat pembangunan Underpass Bulak Kapal beberapa waktu lalu.

Persoalan berikutnya terkait dengan pembebasan lahan ini adalah harga tanah di Kota Bekasi yang seiring berjalannya waktu semakin mahal. Pembebasan lahan di wilayah Bulak Kapal sudah dilakukan di ruas Jalan Ir Juanda, sementara di Jalan Pahlawan yang berada di seberang rel belum dilakukan pembebasan.

“Tinggal kita melanjutkan pembebasan yang di Jalan Pahlawan ke dalam, arah Perumnas tiga,” tambahnya.

Sebelumnya, diketahui total kebutuhan lahan yang harus dibebaskan 9,625.42 meter persegi, terdiri dari 5.750,02 meter persegi di trase Jalan Pahlawan dan 3.875,40 meter persegi di trase Jalan HM Joyo Martono. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin