Berita Bekasi Nomor Satu

Cegah Pemudik, Penjagaan Diperketat

PERIKSA BAGASI: Petugas Kepolisian memeriksa bagasi kendaraan saat melintasi pos penyekatan pemudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/5). Jelang Hari Raya Idul Fitri, penjagaan perbatasan kian diperketat untuk mengantisipasi pemudik saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR
PERIKSA BAGASI: Petugas Kepolisian memeriksa bagasi kendaraan saat melintasi pos penyekatan pemudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/5). Jelang Hari Raya Idul Fitri, penjagaan perbatasan kian diperketat untuk mengantisipasi pemudik saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Untuk mencegah masyarakat mudik ke sejumlah daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi memperketat penjagaan di pos penyekatan yang berada di wilayah Kedung Waringin, Hal tersebut dilakukan setelah banyak pemudik yang nekat pulang kampung dengan berbagai cara untuk mengelabui petugas yang berjaga.

“Memang penjagaan diperketat, karena masih banyak masyarakat yang berusaha untuk mudik,” ujar Kasatlantas Polres Metro Bekasi, AKBP Rachmat Sumekar kepada Radar Bekasi, Minggu (3/5).

Kata dia, selain penjagaan diperketat, pihaknya juga memeriksa Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pengendara maupun penumpang yang melintas di pos penyekatatan. Dimana pengendara maupun penumpang ber KTP dari luar Bekasi dan Karawang, diminta putar balik ke daerah asal.

“Untuk saat ini kami sudah memeriksa KTP. Kalau sebelumnya, kami hanya melakukan pengecekan isi kendaraan yang melintas saja, termasuk pengendara sepeda motor. Itupun kebanyakan sering bohong,” tuturnya.

Diakui Rachmat, dengan diperkatat-nya penjagaan di pos penyekatan, jumlah personil yang berjaga juga ditambah, sebelumnya setiap satu sift-nya ada 20 personil, tapi untuk sekarang menjadi 25 personil, dan dibagi dalam tiga sift.

“Memang di pos penyekatan Kedung Waringin dilakukan penambahan personil yang berjaga. Beberapa anggota yang piket kami libatkan untuk membantu,” ucapnya.

Lanjut Rachmat, setelah diketahui ada pemudik yang menggunakan truk, masih ada warga yang nekat mudik menggunakan travel berplat hitam berukuran kecil.

Hal tersebut diketahui, setelah dilakukan pengecekan KTP para penumpang yang ada di dalam mobil tersebut. Bahkan alamat para penumpang yang ada di dalam travel itu berbeda-beda. Dan para pemudik kebanyakan mencoba melintas di tengah malam, dengan harapan tidak ada pemeriksaan di pos penyekatan.

“Biasanya pemudik tersebut melintas di malam hari sekitaran pukul 00:00 malam ke atas. Karena mereka berpikir, petugas yang berjaga sudah tidak ada, sehingga nekat berangkat mudik. Pemudik tersebut ada yang dari Jakarta dan Bekasi, tapi lebih banyak dari Jakarta,” bebernya.

Masih kata Rachmat, sejauh ini tercatat sudah ada 500 kendaraan yang disuruh putar balik, khusus saat melintas di pos penyekatan Kedung Waringin. Sedangkan untuk pos penyekatan lain, seperti di Cabang Bungin, Pebayuran dan Cibarusah, tidak sebanyak itu, hanya ada sekitar sepuluh hingga 20 kendaraan.
“Kebanyakan coba-coba, siapa tahu bisa lewat, karena dianggap tidak ada petugas yang berjaga. Tapi sejauh ini, banyak juga yang harus putar balik. Meski demikian, untuk sanksi belum ada, hanya disuruh putar balik,” tegas Rachmat. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin