Berita Bekasi Nomor Satu

Tracing Covid-19 RI Belum Penuhi Standar WHO

SAMBUT PASIEN: Petugas merapikan ruang perawatan di Tower 8 RSD Atlet Pademangan, Jakarta, kemarin. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)
SAMBUT PASIEN: Petugas merapikan ruang perawatan di Tower 8 RSD Atlet Pademangan, Jakarta, kemarin. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

RADARBEKASI.ID, JAKARTA-Pasien Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya terus mengalir masuk ke RSD Wisma Atlet Kemayoran. Hingga Selasa (15/6), jumlah pasien mencapai 5.453 orang. Bertambah 425 orang dari sebelumnya. Di RSD Wisma Atlet Pademangan, ada 3.326 orang yang dirawat. Jumlah itu berkurang dari sebelumnya (3.758 orang). Total, ada 3.673 pasien yang menjalani karantina di beberapa hotel.

Lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta membuat jajaran forkopimda dipanggil Presiden Jokowi di Istana Negara. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi setelah bertemu dengan Jokowi menyatakan, pihaknya mendapat arahan untuk menekan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. ”Beliau (Jokowi, Red) minta pemda memberikan perhatian karena masuknya virus dari India,” ujarnya. Presiden juga meminta Forkopimda DKI Jakarta sering berada di lapangan untuk memantau penerapan protokol kesehatan maupun vaksinasi.

Pada kesempatan lain, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, lonjakan kasus di berbagai daerah harus disikapi serius. Salah satunya terkait dengan ketersediaan fasilitas kesehatan. Menurut Wiku, RS maupun puskesmas harus siap kapan saja menangani pasien Covid-19. ”Kunci utama menyiapkan pengoperasian fasilitas kesehatan yang baik adalah memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan dan pasien secara paralel,” jelasnya.

Menurut Wiku, upaya tersebut akan berjalan baik jika ada kerja sama antara pemerintah daerah (pemda) dan fasilitas kesehatan. ”Jika ada kendala, segera komunikasikan dengan pemerintah pusat agar dicarikan jalan keluarnya,” tuturnya.

Terkait dengan varian baru jenis Delta atau B1617.2 yang sudah diketahui ada di DKI Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, Wiku menjelaskan bahwa pemerintah melakukan whole genome sequencing (WGS). Dia mengakui, WGS belum dilakukan secara menyeluruh di Indonesia.

Wiku mengungkapkan, dengan keterbatasan yang ada saat ini, pemerintah belum mengetahui asal virus dan arah persebarannya. Jika sampel yang dikumpulkan lebih banyak, akan diketahui asal dan persebaran varian baru tersebut dengan pasti. ”Virus pasti akan bermutasi jika penularan terus terjadi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta tracing atau pelacakan kasus Covid-19 ditingkatkan. Dia mengakui, saat ini kemampuan tracing masih rendah. Yaitu, hanya 1–10 orang untuk setiap satu kasus positif Covid-19.

“Tracing harus ditingkatkan sesuai dengan target WHO,” katanya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kota Tangerang Selatan kemarin. Acuan dari WHO adalah tracing dilakukan sampai 30 orang untuk satu kasus positif Covid-19.

Wapres menjelaskan, kapasitas tracing yang maksimal diperlukan untuk mengetahui seberapa tinggi penularan Covid-19 di masyarakat. Meningkatkan kapasitas tracing juga harus diikuti dengan antisipasi ruang isolasi oleh pemerintah pusat maupun pemda.

Dia juga mengingatkan pemda untuk berperan aktif dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Dengan begitu, target satu juta suntikan setiap hari bisa tercapai. Ma’ruf menyebutkan, Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan dosis vaksin. Jadi, tidak ada lagi alasan kekurangan pasokan vaksin maupun ketersediaan tenaga vaksinator. (jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin