Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kambing Dimandikan, Dirias, Sebelum Disembelih

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga di di Kampung Pisangan Kebon Singkong RT 01/01, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, memiliki cara tersendiri dalam menyembelih hewan kurban saat perayaan Iduladha. Hewan yang akan disembelih dimandikan dulu, dihias dan diberikan minyak wangi.
Panitia Qurban, Zaki mengatakan, berkurban seperti ini sebenarnya sudah pernah dilakukan pada zaman dulu. Kemudian, dirinya bersama warga ingin melestarikan tradisi tersebut.
“Ini salah satu contoh dan melestarikan peradaban yang sudah pernah ada, dan kita kembalikan lagi,” ujarnya kepada Radar Bekasi saat ditemui dilokasi penyembelihan.
Pantauan Radar Bekasi di lokasi, hewan kurban di Kampung Pisangan Kebon Singkong RT 01/01, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, ada empat. Dimana, tiga kambing, dan satu sapi. Dari keempat hewam tersebut, hanya ada satu yang dihias dengan kembang. Selain itu, ada minyak kasturi, bunga rampe, dan kembang tujuh rupa, sedo, dan kaca (cermin).
Tokoh Masyarakat Betawi, Zaenudin menuturkan, prosesi kurban yang dilakukan ini untuk mengembalikan ajaran Nabi Muhammad SAW. Menurutnya  cara tersebut  agar berkurban dalam keadaan suci dan bersih.
Dia menjelaskan, prosesi kurban di tempatnya ini yang pertama menyiapkan hewannya. Kemudian, sebelum di sembelih (potong) hewan kurban akan di mandikan terlebih dulu agar bersih, lalu di kasih minyak kasturi, dan mata hewan di pakaikan sedo. Selanjutnya, hewan di kasih kain putih, dan dikalungkan kembang. Lalu dihadapkan ke cermin.
“Jadi sebelum di sembeli kita mandikan dulu sebersih mungkin, dan di pakaikan wangi-wangian. Semua itu kita lakukan, supaya pengorbanan itu benar-benar murni, bukan mengharap hadiah maupun pujian dari siapa pun,” jelasnya.
Dirinya menyampaikan, kenapa harus ada cermin, artinya untuk mengkoreksi tentang ke binatang-binatang yang seharusnya di kurbankan. Bintang ini adalah prilaku dan tingkah laku yang harus di pelajari untuk diri sendiri. Supaya binatang ini menjadi tunggangan yang berkurban. Bukan malah yang berkurban ditunggangi binatang.
Lalu matanya pakaikan sifat (sedo). Supaya pengliatan itu benar-benar wujud, dan kebenaran itu ada. Bukan akal-akalan dalam berkurban, ingin di puji, maupun di banggakan. Dalam hal ini, penyembelihan dilakukan sambil mengucap takbir.
“Itu inti dari berkurban yang sudah hilang, makanya kita bangkitkan lagi budaya Islam yang sebenarnya, yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,” ucapnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin