Berita Bekasi Nomor Satu

Masyarakat Diajak Terapkan Pola Hidup Bersih Sehat

AMBIL AIR SUMUR : Warga mengambil air dari dalam sumur yang akan digunakan untuk mencuci pakaian, di Sukawangi, Kabupaten Bekasi, belum lama ini. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, akan terus mempertahankan status bebas filariasis atau penyakit kaki gajah selama dua tahun berturut-turut melalui Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), agar menjadi budaya di masyarakat, yang dinilai efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit.

“Kami akan terus menggaungkan PHBS agar menjadi budaya masyarakat, karena itu cara paling efektif untuk pola hidup bersih, nyamuk tidak berkeliaran, serta mendorong melakukan survei ke masyarakat, agar tidak ada kasus penyakit karena lingkungan yang kurang bersih,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, di Cikarang, Selasa (21/2).

Ia menyampaikan, pihaknya melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bekasi, untuk mensosialisasikan ke masyarakat terkait PHBS.

Selain itu, dari aspek pembangunan infrastruktur, juga dilakukan melalui Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan), melalui pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALDS).

“Dalam mempertahankan status bebas filariasis dan masyarakat tetap menjaga PHBS, kami libatkan sejumlah OPD. Sehingga dapat berdaya saing dalam bekerja, dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan ekstrem serta kawasan kumuh,” terang Dani.

Ia menjelaskan, berdasarkan survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kabupaten Bekasi salah satu dari lima kabupaten dan kota yang dalam dua tahun berturut-turut dinyatakan angka penyakit filariasis-nya sangat kecil, dari 10.000 penduduk, hanya satu orang yang terkena, sehingga diberikan sertifikat bebas filariasis.

Predikat tersebut, ditandai dengan penyerahan sertifikat eliminasi filariasis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dalam acara puncak peringatan NTD’s Day Tahun 2023, di The Krakatau Grand Ballroom, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (21/2).

Dani mengatakan, keberhasilan ini merupakan komitmen nyata Kabupaten Bekasi dalam kurun waktu tujuh tahun lebih cepat dari target nasional, dan dunia dalam mengeliminasi filariasis.

“Kabupaten Bekasi tujuh tahun lebih cepat dari target nasional dan dunia dalam mengeliminasi filariasis sampai tahun 2030,” ucapnya.

Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, dr. Alamsyah menyebutkan, upaya pengendalian filariasis ini dimulai dari sosialisasi dan penekanan PHBS kepada masyarakat. Secara berkala, Dinas Kesehatan juga memberikan pengobatan terhadap kasus-kasus yang ditemukan dan dianggap berhasil melakukannya hingga sembuh.

“PHBS akan kami tekankan terus, karena nyamuk ini faktornya dan berdiam di daerah yang kotor, maka dari itu kami berhasil mengajak masyarakat untuk melakukan itu. Selanjutnya kami secara berkala juga memberikan pengobatan,” katanya.

Alamsyah juga mengatakan, tenaga kesehatan Kabupaten Bekasi juga melakukan screening secara menyeluruh kepada pendatang yang akan masuk wilayah Kabupaten Bekasi, guna meminimalisir penderita penyakit serupa.

“Tenaga kesehatan terus bekerja melakukan screening tindakan menyeluruh untuk para pendatang, jadi tidak ada penderita yang masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan arahan khusus terkait pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit frambusia dan filariasis dengan tiga jurus, yakni protokol kesehatan yang dijaga, surveilans yang baik secara menyeluruh, serta vaksinasi.

“Hanya ada tiga jurus yang harus dilakukan dalam mencegah dan mengendalikan penyakit-penyakit seperti ini. Pertama, prokes yang harus terus diperketat, surveilans yang bagus, dan vaksinasi bagi yang belum,” imbuh Budi. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin