Berita Bekasi Nomor Satu

BPBD: Waspada Arus Deras Sungai

ILUSTRASI: Sejumlah peserta mengikuti perlombaan kebut dayung, perahu karet di aliran Kalimalang, Bekasi Timur, Kota Bekasi beberapa waktu lalu. DOK/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus korban tenggelam di Kali Bekasi bukan satu dua kali terjadi. Terlebih belum banyak warga teredukasi akan bahaya arus deras sungai yang memiliki hulu di Kabupaten Bogor itu.

Kepala BPBD Kota Bekasi, Enung Nurcholis menyampaikan, bahwa kurangnya edukasi masyarakat terhadap bahayanya arus sungai membuat kasus tenggelam kerap terjadi.

“Kurangnya edukasi dan musibah, bisa dikatakan musibah jika seseorang yang tenggelam itu terpeleset atau ketidak sengajaan masyarakat, namun kurangnya edukasi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan berenang mereka coba-coba jadilah terjadi kejadian tenggelam,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (24/7).

Sejauh ini program susur Kali Bekasi kerap dilakukan tim BPBD terutama di saat momen-momen khusus.

“Kami rutin lakukan kegiatan penyusuran atau patroli di Kali Bekasi, dimana hal ini kami lakukan secara insidentil saja dan ini dilakukan tiap Minggu,” jelasnya.

Dalam kegiatan penyusuran atau patroli yang dilakukan, BPBD mengingatkan kepada masyarakat khususnya dalam hal ini anak-anak agar tidak memanfaatkan kali sebagai lokasi untuk berenang.

“Dalam penyusuran atau patroli biasanya kita ingatkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak yang sering berenang di kali. Karena sebenarnya kali itu bukan media untuk berenang,” tuturnya.

Edukasi mengenai bahayanya berenang di area kali diklaim sudah dilakukan melalui kegiatan road show pada sejumlah sekolah dan masyarakat di wilayah sekitar.

“Jadi selain edukasi mengenai penanganan bencana kami juga selipkan kepada anak-anak dan masyarakat, bahwa berbahaya jika memanfaat kali sebagai tempat berenang apalagi mereka yang tidak memiliki kemampuan renang tapi coba-coba,” terangnya.

Disampaikan bahwa debit air kali sendiri sebenarnya dapat diprediksi, dimana debit air akan tinggi jika curah hujan tinggi terjadi di wilayah hulu Bogor ataupun wilayah Kota Bekasi sendiri.

“Debit air itu bisa diprediksi contoh jika curah hujan tinggi di wilayah Bogor maka secara otomatis debit Kali Bekasi akan tinggi arusnya, diperkirakan air dari Bogor itu 3,5 atau 4 jam sampai di pertemuan kali Cikeas, Cileungsi dan PGP,” tuturnya.

Lebih lanjut, BPBD kota Bekasi juga mencatat beberapa pengalaman terjadinya kasus tenggelam di Kota Bekasi pada tahun lalu. Yaitu tenggelamnya dua anak di kali malang, dan terpelesetnya warga saat mencari cacing di Kali Bekasi.

“Contoh dua kejadian yang berbeda yang satu karena anak mencoba untuk berenang di kali tapi tidak tau kemampuan berenangnya, dan satu lagi karena musibah terpeleset. Jadi dalam hal ini tetap waspada dan berhati-hati jika berada di wilayah yang membahayakan diri sendiri,” terangnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin