Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Kampung Genting Butuh Pipanisasi Air Bersih

PERLIHATKAN AIR: Seorang warga Kampung Genting, Rosid, memperlihatkan air yang keluar dari pompa, di Kampung Genting, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Rabu (26/7). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan warga yang tinggal di Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, selama ini hanya menggunakan sumur manual untuk mendapatkan air bersih.

Namun salah satu warga, Rosid (60), sudah dua tahun ini menggunakan mesin sanyo untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-harinya.

Sebelumnya, Rosid dan warga lainnya, memanfaatkan sumur manual dengan cara dikerek menggunakan tali tambang selama lima puluh tahun lebih. Tapi saat ini, dia telah menggunakan mesin sanyo dengan mengebor secara mandiri.

“Saya baru dua tahun mengebor tanah untuk mendapatkan air bersih, dengan kedalaman tujuh meter. Kalau dulu memanfaatkan sumur dengan cara dikerek dengan tali. Kedalaman sumur hanya tiga meter. Tapi sekarang, rata-rata sudah beralih pakai mesin,” kata Rosid, saat ditemui di rumahnya, di Kampung Genting, Rabu (26/7).

Meski sudah menggunakan mesin, kualitas airnya masih sangat buruk. Saat musim kemarau panjang, airnya berwarna kuning seperti kunyit, sedangkan saat musim hujan, airnya jernih.

“Karena kebetulan kemarin hujan, jadi airnya agak jernih,” tuturnya.

Berdasarkan pantauan Radar Bekasi, ketika Rosid menyalakan mesin pompa, air yang keluar dari pipa rumahnya berwarna kuning keruh. Selang satu menit airnya berubah menjadi jernih, namun terdapat kerikil-kerikil kecil. Rasanya pun hambar, seperti air sawah pada umumnya.

Dengan kondisi air yang berwarna ke kuningan, Rosid tetap memanfaatkannya untuk Mandi Cuci Kakus (MCK). Untuk memasak, dirinya menggunakan air isi ulang. Ia tidak dapat ngebor lebih dalam, karena akan keluar air asin.

Empat hari lalu, Rosid sempat mendengar adanya pembagian air bersih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Desa Sukaringin. Tapi karena jarak dari Kampung Genting yang berada di pelosok, membuatnya enggan untuk ikut mengantri.

Saat ini dirinya berharap, ada langkah dari Pemkab Bekasi untuk memasang pipa air dari PDAM, seperti di kampung tetangganya. Bagi Rosid, tidak masalah kalau harus membayar iuran setiap bulannya, yang penting bisa mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin