Berita Bekasi Nomor Satu

Taman Pinggir Jalan Bikin Waswas

TAK ADA PEMBATAS: Warga bermain di Taman Padurenan, Jalan Raya Bantargebang - Setu, Mustikajaya, Kota Bekasi, Senin (4/9). Keberadaan taman tersebut membuat pengunjung waswas karena keberadaan taman berada di sisi jalan raya dan tanpa pembatas. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah kejadian kecelakaan minibus yang masuk area taman dan melukai seorang balita di Taman Padurenan, Mustikajaya, keberadaan taman pinggir jalan disoal.

Pasalnya, taman yang sejatinya sebagai sarana publik dan tempat bermain anak belum sepenuhnya memberikan rasa aman bagi pengunjung.

“Seharusnya dipagar yah, biar agak aman lah begitu, karena ini kan persis di pinggir jalan pas,” ujar warga Padurenan, Arum (33), Senin (4/9).

Dirinya justru mempertanyakan pagar taman yang berada dibelakang atau lapangan, sementara di depan atau sisi jalan tanpa pagar pembatas.

“Ini mah lucu, malah pagarnya dibelakang, harusnya didepan ada pembatas jalan antara jalan raya dengan permainan anak-anak,” katanya.

Melihat aktivitas anak-anak yang terkadang sulit terkontrol ketika bermain, keberadaan taman pinggir jalan dinilai membahayakan. “Khawatir, karena kan disini anak lari lari, kalau disini ada pembatas antara jalan raya, itu kan rada aman yak,” bebernya

Terpisah, Kepala Bidang Sarana Pengembangan Penerangan Jalan Umum dan Taman, BMSDA Kota Bekasi, Edi Supriyadi mengatakan pengelolaan taman tersebut diserahkan ke Kelurahan Padurenan, karena pembangunannya menggunakan anggaran dana alokasi umum (DAU).

“Taman itu dibuat oleh kelurahan dengan anggaran dari DAU (Dana Alokasi Umum),” katanya saat hubungi, Senin (4/9).

Menurutnya, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, pihaknya mengusulkan untuk dipasangkan rambu-rambu lalu lintas.

“Kalau menurut saya, bukan di tembok malah, disitu harus dipasang rambu rambu lalin seperti traffic light hati hati, zebra cross dan zebra cross seperti polisi tidur agar pengendara mobil atau motor bisa pelan pelan,” ungkapnya.

Lanjut Edi, jika di tembok mengurangi estetika, karena menutup sebagian kondisi taman.”Kalau memakai tembok estetikanya kurang, dan tamannya tidak bisa dinikmati secara utuh oleh warga,” ujarnya.

Sementara itu Lurah Padurenan, Nazarudin Latif mengaku bakal melakukan evaluasi pasca kejadian tersebut. ” Insya Allah kedepannya kita evaluasi untuk hal yang kurang dan semoga kedepan tidak ada lagi kejadian seperti kemarin, ini menjadi perhatian buat kami,”ujarnya sambil menceritakan dugaan sopir yang belum mahir berkendara saat memutar arah hingga terjadi kecelakaan.

Sebelumnya diberitakan, terjadi kecelakaan mobil minibus menabrak area taman hingga melukai seorang balita, pada Jumat (1/9). Kejadian tersebut membuat warga was was karena jalan dengan taman tidak ada pembatas. (rez)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin