Berita Bekasi Nomor Satu

Para Guru Sepakat Tak Akan Tuntut Sekolah

Insiden Meledaknya Balon saat Peringatan HGN

TANGKAPAN LAYAR : Detik detik balon gas meledak saat peringatan hari guru di SDN 1 Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu (25/11). Istimewa/tangkapan layar/.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pepatah itu tercermin jelas dalam perayaan Hari Guru di SDN 1 Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu (25/11) pagi. Kegiatan yang semestinya berlangsung suka cita, berubah menjadi duka karena insiden ledakan balon.

Akibatnya, delapan dari sepuluh guru mengalami luka bakar ringan, sementara dua guru lainnya mengalami luka bakar berat di bagian wajah dan telapak tangan.

“Dua orang dirawat di Rumah Sakit Pertama Mustikajaya dan Rumah Sakit Satria Media Pedurenan,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Warsim Suryana, Minggu, (26/11).

“Saat itu dewan guru beserta para murid memang merayakan HGN (Hari Guru Nasional,red) dan HUT PGRI di lapangan sekolah,” imbuhnya.

Warsim menjelaskan, peristiwa itu ketika guru ingin melepaskan balon gas, salah satu guru inisiatif untuk memotong tali pemberat dengan menggunakan korek api.

“Ketika momen melepaskan rangkaian balon ke udara bersama-sama, salah seorang guru laki-laki memutuskan tali rapia pemberat pengikat balon menggunakan korek api,” jelasnya.

“Tidak diduga, kemudian terjadi ledakan akibat dari api korek api mengenai balon,” ungkapnya.

Usai peristiwa, seluruh korban mendapatkan perawatan oleh tim medis dari Puskesmas, RS Permata dan RS Satria Medika. Delapan guru yang mengalami luka ringan sudah diperbolehkan pulang. Sementara untuk dua korban luka ringan masih menjalani perawatan karena terdapat luka di bagian wajah.

“Dua orang masih dalam perawatan. Lukanya di bagian wajah dan tangan,” ungkapnya.

Peristiwa ini sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan tidak ada tuntutan dari para korban. Para guru sepakat dan membuat pernyataan tidak menuntut pihak sekolah.

“Para korban sudah membuat surat pernyataan untuk tidak menuntut,” jelas Kapolsek Bantargebang AKP Ririn saat dihubungi wartawan, Sabtu (25/11).

Ririn mengatakan korban menganggap hal ini sebagai musibah. Biaya pengobatan ditanggung pribadi oleh Kepala Sekolah.

“Dan menganggap hal ini sebagai musibah. Biaya pengobatan ditanggung secara pribadi oleh Kepala Sekolah,” tuturnya.

Terpisah, ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI) Budiawan mengungkap penyebab balon tersebut bisa meledak. Menurutnya, penyebab balon gas tersebut meledak bukan karena gas helium, tetapi karena adanya reaksi yang melibatkan gas bertekanan.

“Penyebab ledakan sangat terkait adanya reaksi sumber api dengan gas mudah menyala dan mudah meledak yang disertai kandungan oksigen di udara,” terangnya.

Proses kejadian tersebut kemungkinan disebabkan adanya rembesan dari gas bertekanan yang keluar melalui dinding balon. Gas bertekanan dimaksud adalah gas hidrogen (H2), gas asitilen (C2H2), dan gas metana (CH4).

“Pada kondisi ini lah ledakan terjadi,” tandas Budiawan.

Dengan begitu, penyebab ledakan balon bukan karena gas helium, tetapi karena gas hidrogen. Gas hidrogen ini bersifat lebih ringan dari udara sehingga membuat balon naik, terbang ke udara. Namun, gas hidrogen tersebut mudah terbakar sehingga memicu ledakan.(rez)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin