Berita Bekasi Nomor Satu

Siaga! Kasus Covid-19 Melonjak

Capai Angka Penularan Tertinggi Tahun Ini

NAIK: Pasien Covid-19 di RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Senin (1/3). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) meminta seluruh Rumah Sakit (RS) yang ada di Kota Bekasi kembali bersiaga dengan menyiapkan ruang isolasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang belakangan ini terus meningkat. Bahkan, bila dibandingkan dengan enam bulan terakhir, jumlah warga yang terpapar Covid-19 pada pertengahan bulan ini jauh lebih tinggi.

Saat ini tercatat ada 71 kasus Covid-19 di Kota Bekasi. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dimana pada bulan Juli tercatat sebanyak 13 kasus, Agustus 3 kasus, September 2 kasus, Oktober 3 kasus, dan November 17 kasus.

“Dinas kesehatan Kota Bekasi mencatat penyebaran Covid-19 di wilayah Kota Bekasi sebanyak 25 kasus per 1 sampai 11 Desember 2023. Adapun terjadi kenaikan kasus dibandingkan pada November 2023 sebanyak 17 kasus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa situasi ini selaras dengan karakteristik sub varian EG.5 yang saat ini sedang mendominasi di Indonesia. Infeksi virus ini ditandai dengan gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak nafas. Dengan masa inkubasi virus berkisar 5 sampai 6 hari, masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Pada kasus-kasus berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Mobilisasi masyarakat pada masa libur natal dan tahun Baru berpotensi terhadap lonjakan kasus. Beberapa langkah dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus akhir tahun ini, salah satunya dengan menyiapkan ruang isolasi sebesar 10 persen di seluruh RS.

“Menyiapkan ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Kota Bekasi melalui surat edaran Walikota,” tambahnya.

Selain itu, upaya telah dilakukan oleh Pemkot Bekasi dalam meningkatkan kewaspadaan ini diantaranya dengan menginformasikan data peningkatan kasus kepada puskesmas untuk dilakukan 3T, menginventarisir ketersediaan alat pemeriksaan, menginventarisir kebutuhan ketersediaan dan kebutuhan vaksin beserta logistiknya, serta menerbitkan surat edaran wali kota tentang peningkatan kewaspadaan dan himbauan pelaksanaan Protokol Kesehatan (Prokes).

Salah satu warga Bekasi, Annisa pada tanggal 13 Desember kemarin baru saja dinyatakan negatif Covid-19. Sebelumnya, hasil pemeriksaan pada tanggal 10 Desember menyatakan bahwa ia positif Covid-19 sepulang dari luar negeri.

Beruntung gejala yang dialami tidak tergolong berat lantaran telah menjalani vaksinasi sebanyak tiga kali, ia hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Setelah pulang sampai di Indonesia itu gejala awalnya sama kaya kita mau flu, kaya mau pilek tapi ketahan gitu jadi pusing atau bindeng gitu aja nggak ada demam. Tidak ada batuk atau nyeri-nyeri gitu,” katanya.

Meskipun demikian, ia merasa khawatir lantaran setiap varian virus baru pasti memiliki ancaman dari sisi kesehatan. Untuk itu, ia berniat untuk ikut serta jika pemerintah membuka vaksinasi booster ke empat atau ke lima kalinya guna membentengi diri.

“Karena sadar tidak semua orang itu imunitasnya kuat, kayanya untuk itu saya tipikal orang yang tidak, karena setiap tahun pasti kena Covid,” tambahnya.

Saat ini, Annisa sudah kembali menjalani aktivitas seperti hari-hari biasanya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin