Berita Bekasi Nomor Satu

Mudik Kucing-Kucingan

Illustrasi : Petugas kepolisian memeriksa bus tiga perempat saat melintas di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Senin (4/5). Bus tiga perempat tujuan Cikarang-Karawang itu tetap nekat mengangkut pemudik gelap untuk mengelabui petugas di pos penyekatan. ARIESANT/RADAR BEKASI
Illustrasi : Petugas kepolisian memeriksa bus tiga perempat saat melintas di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Senin (4/5). Bus tiga perempat tujuan Cikarang-Karawang itu tetap nekat mengangkut pemudik gelap untuk mengelabui petugas di pos penyekatan. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tidak kehabisan akal. Itulah yang dilakukan oleh supir bus untuk mengangkut penumpang yang akan mudik Lebaran pada tahun ini. Meskipun pemerintah sudah melarang warga untuk tidak mudik dan menghentikan operasional angkutan darat, namun masih banyak angkutan yang membawa pemudik ke kampung halaman.

Di terminal Bekasi, sejumlah Perusahan Otobus (PO) masih ada yang melayani penumpang untuk mudik ke kampung halaman, mereka menaikkan penumpang dari luar terminal. Radar Bekasi mengunjungi area terminal, di beberapa titik kumpulan orang memanggil. Ketika berhenti sejenak, tiba-tiba sosok pemuda mengenakan kaos oblong putih datang menyapa. “Mau kemana mas ? Mau mudik ?,” tanya pria tersebut di pintu keluar terminal Induk Kota Bekasi.

Tanpa banyak bicara, pria tersebut lantas merayu untuk membeli tiket. Harga yang ditawarkan lebih mahal dari hari biasanya. Untuk meyakinkan calon penumpang, ia pun memberikan beberapa gambaran penumpang yang berhasil diantar ke kampung halaman.

Dalam situasi pandemi seperti ini, operasional bus memang sementara dihentikan di dalam area terminal. Namun, PO bus tidak kehabisan akal, mereka memberangkatkan penumpang dari luar area terminal, tepatnya di Taman Cut Mutia, berjarak sekita 200 meter dari pintu keluar terminal induk.

“Kalau mas mau nanti berangkatnya dekat taman sana, itu abis isya ada mobil kita disana, kita tanggung jawab mas,” ungkapnya meyakinkan.

Kemarin malam, kebetulan ada jadwal keberangkatan bus, sekitar pukul 20:00 WIB. Penumpang yang diberangkatkan merupakan penumpang yang telah membeli tiket satu hingga dua hari yang lalu. Begitupun penumpang yang membeli tiket hari ini, diberangkatkan dua hari yang akan datang.

“Ongkos lebih mahal dari hari biasa, kalau mas mau ke Lamongan kita ada yang ke Ponorogo. harganya Rp 600 ribu,” ungkapnya. Padahal harga normalnya hanya Rp 370 ribu.

Tidak ingin kehilangan calon penumpang lantaran harga tiket yang terbilang mahal, pria tersebut mengajak untuk langsung membeli tiket di kantor PO. Dengan janji untuk mendapatkan harga lebih murah.

Berdasarkan pantauan di area terminal, nampak beberapa calon penumpang berdatangan, tidak begitu terlihat lantaran tidak datang bergerombol. Mereka masuk ke area terminal untuk kemudian menunggu bus di sekitar Taman Cut Mutia yang berjarak sekitar 500 meter dari terminal Bekasi.

Di waktu yang berbeda, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Fathikun menegaskan bahwa terminal tipe A yang ditunjuk oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub) di wilayah Jabodetabek hanya terminal terpadu Pulogebang.

“Kendaraan yang dapat beroperasi melayani AKAP dan AKDP berstiker yang dikeluarkan oleh Kemenhub,” ungkapnya.

Semua penumpang yang memiliki rencana untuk kembali ke kampung halaman dapat mengakses angkutan umum di terminal Pulogebang, tentunya dengan ketentuan PSBB yang berlaku. Ia meyakinkan bus nakal yang masih nekat untuk memberangkatkan penumpang akan terjaring di pos pantau akhir di gerbang tol Cikarang Utama.”Aku infoin ke bidang Dalops , untuk dilakukan teguran dan atau tindakan,” tegasnya.

Bus yang dapat melintas di pos pantau pembatasan mudik ini hanya bus yang memiliki stiker dari Kementrian Perhubungan. Dishub Kota Bekasi akan menindak lanjuti PO yang masih nekat memberangkatkan penumpang.

Sementara itu, sembilan orang pemuda yang dipaksa harus berputar balik karena kedapatan akan mudik menggunakan sepeda motor oleh kepolisian Polres Metro Bekasi yang sedang melakukan patroli di wilayah kawasan Delta Silikon, Cikarang Selatan.

“Kan belum tahu beritanya kalau memang enggak boleh,” kata Iliyas, salah satu pemuda yang akan berangkat mudik saat ditanya pihak kepolisian.

Iliyas mengaku, dirinya bersama rekan-rekannya akan pulang ke Purwakarta, mengingat tempat kerjanya sudah libur mulai hari ini, Sabtu (17/05). Dalam kesempatan ini dirinya mengaku, ingin pulang ke kampung halaman karena kasihan dengan orang tuanya. “Kasihan orang di rumah. Kan saya juga punya Ibu. Saya mau mudik ke Purwakarta. Kerja di Cikarang, sekarang udah libur,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Nasir yang juga memaksakan pulang kampung menuturkan,aksinya ini baru pertama kali, mengingat tempat kerjanya baru mulai libur hari ini. Untuk sebelumnya, dirinya tidur dikontrakan bersama rekan-rekannya. “Saya ngontrak. Baru mau pulang sekarang ke rumah (mudik),” katanya.

Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi, Hendra Gunawan menjelaskan, aksi sembilan pemuda yang memaksakan mudik menggunakan sepeda motor dan berangkat saat malam hari, sebagai upaya untuk menghindari petugas yang berjaga di masing-masing pos pam yang disediakan.

Kata Hendra, setelah kendaraan umum sudah dibatasi. Termasuk kendaraan travel dilarang, memang tren mudik menggunakan sepeda motor untuk menghindari petugas yang berjaga. “Data dari intelejen kami juga seperti itu, mereka (pemudik) menggunakan sepeda motor malam-malam untuk mencegah atau menghindari petugas di masing-masing pos pam yang kami sediakan,” ujarnya usai melakukan patroli malam.

Menurutnya, aksi mudik menggunakan sepeda motor bukan yang pertama diketahui pihak kepolisian. Sebelumnya pihak kepolisian juga berhasil mendapatkan pemudik yang menggunakan sepeda motor. Sayangnya, Hendra tidak bisa pastikan angka detail pemudik yang berhasil di dapatkan sampai saat ini.

Hendra menuturkan, para pemudik yang menggunakan sepeda motor mudah diketahui pihak kepolisian yang berjaga di masing-masing pos pam (pos penyekatan). Pasalnya, sebelum berangkat para pemudik terlebih dulu berkumpul, menunggu yang lain. Dirinya menduga, hal itu dilakukan untuk menghindari aksi begal (kejahatan).

“Mereka (pemudik) selalu diketahui di pos pam penyekatan, karena memang mereka rombongan, bawa ranser, kemudian isi ransernya juga pakaian dan biasanya berboncengan. Mereka berangkat pada malam hari antara pukul 22:00 hingga pukul 00:00 malam,” tuturnya.

Masih Hendra, untuk mencegah para pemudik yang ingin memaksakan pulang ke kampung halamannya. Dirinya menegaskan, akan memperketat penjagaan di masing-masing pos pam (pos penyekatan).

“Jalan tikus seperti arah Kerawang tidak hanya di Kedung Waringin, tapi ada di Pebayuran dan Cabang Bungin. Kemudian yang di Jonggol (Cibarusah) lebih diperketat,” jelasnya.(sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin