Berita Bekasi Nomor Satu

Guru di Perkampungan Kerja Keras

Guru
ILUSTRASI: Sejumlah guru bahasa Indonesia bekerja kelompok untuk membuat materisaat hari pertama masuk sekolah di SMPN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, belum lama ini. Ariesant Radar Bekasi
Guru
ILUSTRASI: Sejumlah guru bahasa Indonesia bekerja kelompok untuk membuat materisaat hari pertama masuk sekolah di SMPN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, belum lama ini. Ariesant Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Guru yang tak akrab dengan teknologi masih terjadi di Kabupaten Bekasi. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Bekasi Rija Sudrajat menyampaikan, total guru baik berstatus PNS maupun honorer di wilayahnya mencapai belasan ribu.

“ASN hampir semua usia 40 tahun. Kecuali non ASN. Untuk ASN, 70 persen 40 tahun-30 persennya yang ke bawah. Total guru, 9.000 honorer sedangkan PNS ada 10.000,” kata Riza kepada Radar Bekasi, belum lama ini. Untuk keseluruhan, dirinya mengakumulasikan bahwa guru yang tidak akrab dengan teknologi hampir mencapai 50 persen dari total guru yang ada. Padahal, pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru mesti sudah mampu mengoperasikan dan mengaplikasikan semua sistem belajar daring. Bahkan, guru sudah dituntut bisa membuat konten sendiri.

“Guru di perkampungan masih kerja keras, untuk bisa melayani murid saat online. Secara umum semua belajar. Hanya untuk pemahaman, masih banyak yang belum paham,” katanya.

Ia tak menampik bahwa sampai saat ini terdapat banyak guru yang mengeluarkan uang untuk belajar daring. Beberapa wilayah yang kerap terdengar banyak keluhan, umumnya di perkampungan yakni wilayah kecamatan Sukatani, Sukawangi dan Cibarusah.

“Iya tergantung dari motivasi mereka (guru). Jadi gini, daring ada kekurangan dan kelebihan, daring meningkatkan kemampuan dalam menggunakan IT dimulai siswa maupun guru. Guru yang tidak tau laptop dah hp disini harus bisa. Termasuk siswa,” tukasnya.

Kaitan inipun, mendapat sorotan dari DPRD Kabupaten Bekasi. Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Rusdi Haryadi mengatakan, rancangan evaluasi untuk dinas pendidikan sudah dilakukan. Salah satunya, yakni membahas kaitan dengan guru tak akrab dengan teknologi di Kabupaten Bekasi.

“Kita sudah merancang untuk evaluasi, tapi kita belum ketemu waktunya. Selambat-lambatnya paling Agustus untuk dinas pendidikan akan dievaluasi,” singkatnya. (dan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin