Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Awasi Aktivitas Anak di Luar Rumah

ILUSTRASI: Anak-anak menggunakan masker melintas di depan mural Kampung Siaga Covid-19 di Kawasan Rawa Pasung Kelurahan Kota Baru Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi, belum lama ini. Pengamat Sosial yang juga dosen IBM Bekasi, Hamludin mengakui terdapat kesulitan untuk membatasi aktivitas anak di luar rumah. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Anak-anak menggunakan masker melintas di depan mural Kampung Siaga Covid-19 di Kawasan Rawa Pasung Kelurahan Kota Baru Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi, belum lama ini. Pengamat Sosial yang juga dosen IBM Bekasi, Hamludin mengakui terdapat kesulitan untuk membatasi aktivitas anak di luar rumah. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sementara itu, Pengamat Sosial yang juga dosen Institute Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi, Hamludin mengakui terdapat kesulitan untuk membatasi aktivitas anak di luar rumah. Pasalnya, usia anak memiliki kecenderungan untuk aktif bermain di luar rumah bersama dengan anak usia sebayanya.

Sebelum Covid-19 mengepung kehidupan manusia, bermain di luar disepakati dapat membantu tumbuh kembang kemampuan motorik anak dengan baik. Saat ini keduanya menjadi pilihan, diam di rumah berteman dengan gadget atau bermain di luar dengan efek negatif yang mungkin ada.

“Meskipun belum diuji keabsahan yang saya sampaikan, berbeda dengan yang berkumpul bersepeda, bermain lari-larian di lapangan,” katanya, Minggu (6/9).

Menurutnya, perlu buat klasifikasi anak yang terpapar Covid-19, antara kelompok dengan aktivitas berkumpul untuk sekedar bercerita. Atau kelompok anak yang bermain di ruang terbuka untuk beraktivitas dan langsung terkena sinar matahari.

Orangtua perlu memperhatikan lebih detail aktivitas anaknya di luar rumah. Jika didapati hanya berkumpul untuk sekedar bercerita, tindakan tegas pelu dilakukan untuk membatasi aktivitas di luar rumah sementara ini.”Dilihat saja aktivitasnya di luar seperti apa, kalau hanya berkumpul, nongkrong di warung kopi, ya ditegaskan saja jangan seperti itu,” tukasnya.

Terpisah, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) bidang Epidemiologi, Tri Yunus Miko Wahyono masih mencatat sebuah kesalahan pemerintah dalam penanganan Covid-19.“Jadi, kaitan dengan ini Covi -19 pada anak. Identifikasi peningkatan Covid-19 masih besar akan terjadi. Perkembangan sendiri bukan hanya di wilayah Bekasi,” katanya.

Di Indonesia maupun di satu daerah, anak- anak dan remaja masih menjadi mayoritas, dibandingkan orangtua. Maka, dengan munculnya jumlah kasus pada anak dan remaja perlu ada perhitungan yang cermat.  “Jadi begitu jawabannya. Kira- kira begitu, gak bisa dibandingkan anak- dan usia orangtua,” bebernya.

Meski begitu, dalam penghitungannya perlu ada data real antara jumlah anak yang terinfeksi, dibagi jumlahnya. Berapa yang terinfeksi dibagi jumlah populasi barulah hitung angka pembanding terhadap klister pada anak- anak dan remaja.

Miko enggan berspekulasi, bahwa untuk saat ini, klaster pada anak  masih menjadi satu yang diwaspadai. Namun yang pasti, kata dia, bahwa saat ini untuk gen Covid-19 semakin berbahaya dan penyebarannya semakin mudah dan tidak bisa dibatasi.

Miko menambahkan, saat ini penentuan suatu daerah masih ditentukan oleh bupati, walikota dan gubernur di suatu provinsi.  Keputusan kaitan dengan Covid-19, masih mempertimbangkan pemerintahan setempat.

“Kalau gak mau minta pendapat ahli ya silahkan saja. Lakukan kebijakan masing- masing, kalau masih sayang dipertimbangkan kebijakannya. Anak anda dikasih mainan, kalau gak sadar membahayakan jangan dikasih terus kalau membahayakan kata wali kota, gubernur atau bupati kan berbeda. Penanggulangan Covid-19  harus bijak semua pemimpin,” tukasnya. (sur/dan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin