Berita Bekasi Nomor Satu

Bentuk Satgas Covid-19 Sekolah hingga UKS

SMPN 1 Tambun Selatan
CUCI TANGAN: Guru mencuci tangan dengan sabun di wastafel sebelum memasuki ruang guru di SMPN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Senin (23/11). ARIESANT/RADAR BEKASI
SMPN 1 Tambun Selatan
CUCI TANGAN: Guru mencuci tangan dengan sabun di wastafel sebelum memasuki ruang guru di SMPN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Senin (23/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMPN 1 Tambun Selatan bersiap memulai kembali pembelajaran tatap muka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Berbagai persiapan telah dilakukan.

Pembelajaran tatap muka telah diizinkan kembali dimulai pada Januari 2021. Sekolah di era AKB dipastikan akan berbeda dibandingkan pada masa normal.

Protokol kesehatan (prokes) secara ketat harus diterapkan guna mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan. Sambil menunggu keputusan pemerintah daerah terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kabupaten Bekasi, SMPN 1 Tambun Selatan telah menyiapkan infrastruktur sekolah di era AKB sesuai prokes anjuran pemerintah.

Mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan pemasangan tanda jaga jarak di lantai. Terdapat pula backdrop informasi cara cuci tangan.

Dalam pembelajaran tatap muka, setiap kelas hanya akan diisi separuh dari total siswa per kelas pada masa normal agar bisa menerapkan jaga jarak.

“Nanti dibagi dua kelompok dari jumlah 40 per kelas. Pada minggu pertama 20 siswa belajar secara tatap muka dengan guru, dan selebihnya belajar melalui online, termasuk siswa yang tidak diizinkan oleh orangtuanya,” ujar Kepala SMPN I Tambun Selatan Annisa kepada Radar Bekasi, Senin (23/11).

Satuan pendidikan di Jalan Pendidikan II itu juga telah membentuk satuan tugas (satgas) Covid-19 sekolah. Setiap hari di depan pintu gerbang sekolah, satgas akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan memastikan siswa menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air maupun hand sanitizer yang tersedia.

Termasuk memastikan seluruh ruangan disemprot dengan disinfektan secara rutin. Annisa berharap, orangtua bisa mengantar dan menjemput anaknya agar tidak keluyuran yang bisa memicu tertular virus.

Selain itu, peserta didik dilarang untuk membawa makanan yang dibeli dari luar. Oleh karena itu, setiap pagi siswa akan dikumpulkan di lapangan dengan jaga jarak untuk memastikan mereka membawa bekal makanan dari rumahnya masing-masing.

“Kalau pembelajaran tatap muka dimulai, kesehatan siswa harus benar-benar. Misalnya, tidak ada gejala panas, demam, dan tidak sakit tenggorokan,” jelasnya.

Tak hanya itu, SMPN 1 Tambun Selatan kerja sama dengan puskesmas menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk warga sekolah yang sakit atau suhu tubuhnya naik secara tiba-tiba.

“Kami menyiapkan sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai pertolongan pertama apabila ada yang suhu naik tiba-tiba, tapi bukan kami yang menangani, pihak puskesmas akan menjemput. Itu perlunya membuat MoU dengan Puskesmas,” ucapnya.

Annisa berharap, Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat memfasilitasi rapid maupun swab test Covid-19 bagi tenaga pendidik. Pasalnya, swab test hanya berlaku selama 14 hari. Sehingga, tidak mungkin akan secara terus menerus biaya mandiri.

“Kami meminta bantuan dari Pemkab untuk persiapaan guru secara fisik dan kesehatannya. Karena kami enggak ada duit kalau harus bayar sendiri. Kalau bisa, sebelum masuk sekolah guru-guru sudah di vaksin,” ungkapnya

Ia memahami apabila terdapat orangtua yang khawatir terhadap risiko penularan Covid-19 di sekolah. Oleh karena itu, pihaknya tak memaksa orangtua untuk mengizinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Kalau orangtua keberatan belajar secara tatap muka, bisa menulis surat ke sekolah. Kami tidak memaksakan harus belajar tatap muka, tergantung kenyamanan orangtua,” pungkasnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin