Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Perluasan Sekolah Tatap Muka Ditunda

LUSTRASI : Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka ditengah pandemi Covid-19 di SDN 6 Pekayon, Bekasi selatan, belum lama ini. Dinas Pendidikan Kota Bekasi akan mengevaluasi secara menyeluruh kegiatan pembelajaaran tatap muka yang sudah dimulai 241 sekolah tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
LUSTRASI : Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka ditengah pandemi Covid-19 di SDN 6 Pekayon, Bekasi selatan, belum lama ini. Dinas Pendidikan Kota Bekasi akan mengevaluasi secara menyeluruh kegiatan pembelajaaran tatap muka yang sudah dimulai 241 sekolah tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi belum memberikan rekomendasi penambahan jumlah sekolah yang akan melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada masa Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP) pada pekan pertama setelah libur lebaran. Peningkatan angka kasus Covid-19 usia anak menjadi pertimbangan utama setelah lebih dari dua bulan ATHB-SP berlangsung di 241 sekolah di Kota Bekasi.

Hasil evaluasi Satgas Covid-19 Kota Bekasi 10 hari pasca lebaran ditemukan tren peningkatan angka kasus 0,11 persen. Sementara ini peningkatan angka kasus aktif diduga lantaran mobilisasi tinggi masyarakat selama lebaran kemarin, angka kesembuhan ikut turun 0,10 persen seiring bertambahnya temua kasus baru.

Peningkatan angka kasus dan turunnya peta resiko di lingkungan RT yang berstatus hijau menjadi pertimbangan pemerintah Kota Bekasi untuk memberikan rekomendasi kepada sekolah yang telah mengajukan diri menyelenggarakan ATHB-SP. Selama dua bulan berjalan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi telah melalui tiga tahap penambahan sekolah maupun jumlah Rombongan Belajar (Rombel).

“Belum kita rekomendasikan, tetap seperti di tahap 1, tahap 2, dan tahap 3,” kata Kepala Disdik Kota Bekasi, Inayatullah, Rabu (26/5).

Hasil evaluasi awal pekan kemarin, total sebanyak 70 sekolah telah mengajukan rekomendasi untuk menyelenggarakan ATHB-SP. Puluhan sekolah yang telah mengajukan ini dipending rekomendasinya guna melihat perkembangan tren kasus Covid-19 pekan ini hasil evaluasi bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Puskesmas, dan Lurah.

Setelah satu pekan memulai kembali ATHB-SP, pria yang akrab disapa Inay ini mengaku telah melakukan koordinasi bersama dengan Dinkes untuk melakukan tes antigen secara acak kepada siswa. Pengakuan Inay selama memulai ATHB-SP sejak 22 Maret 2021 belum ditemukan siswa yang terpapar Covid-19 dan terpaksa membuat kegiatan PTM terbatas di sekolah dihentikan sementara.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan di tiga sampai enam Rombel pada satu sekolah, masing-masing Rombel masih diisi oleh 18 siswa.

“Sampai dengan saat ini laporan dari para Kabid dan pengawas, ini masih bisa berjalan walaupun ada peningkatan Covid ya pasca lebaran. Kecuali di satu hari misalnya di sekolah gurunya terpapar, kota hentikan sementara,” ungkapnya.

Zona peta resiko tiap RT juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pelaksanaan ATHB-SP, sekolah yang berada di lingkungan RT zona merah atau dengan peta resiko penyebaran Covid-19 tinggi diberhentikan pelaksanaan ATHB-SPnya.

Pihaknya juga masih melaksanakan persiapan PTM tatap muka yang rencananya akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru. Rencana ini sebelumnya dijabarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Nah kalau misalkan di sekolah tersebut RT nya zona merah, pasti tidak akan kita lakukan, tidak akan kita buka sekolahnya,” tambahnya.

Sebelumnya, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menyampaikan bahwa terjadi peningkatan kasus aktif pasca lebaran, meskipun dengan persentase kecil. Disamping itu, Dezy menyampaikan angka kasus usia anak tergolong relatif tinggi.

Ia meminta kepada masyarakat kota Bekasi untuk tetap memiliki kewaspadaan tinggi, terutama bagi keluarga untuk menekan angka kasus.”Kalau (kasus) anak sudah pasti ke keluarga, anak kan berada di dalam keluarga, nah makanya kewaspadaan itu semua pihak harus benar-benar kita jaga. Dari yang bersangkutan lah, dari diri kita sendiri,” ungkapnya.

Tren kasus pasca lebaran ini menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan ATHB-SP, saat ini pihaknya menyarankan kepada Dinas Pendidikan untuk sementara tidak menambah jumlah sekolah yang akan melaksanakan ATHB-SP. Kecuali jika ditemukan kasus baru pada sekolah yang telah melaksanakan ATHB-SP, maka dihentikan sementara sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.

“Tapi kalau misalkan tidak ada kasus baru, kita juga tidak menyarankan tambah sekolah baru untuk sementara dan Minggu ini, tapi kan tatap muka baru mau ya. Mungkin keputusannya ada di Disdik, bukan di Dinkes keputusannya, kembali ke Disdiknya memberi pertimbangan seperti apa,” tukasnya.

Data Satgas Covid-19 Kota Bekasi, persentase angka kasus usia anak pekan ini 19,97 persen, dibawah angka kasus usia produktif sebesar 68,72 persen. Dalam data kasus usia anak, 2.179 kasus diantaranya merupakan temuan kasus pada usia 0 sampai 5 tahun, sedangkan usia 6 sampai 19 tahun sebanyak 6.493 kasus. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin