Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Vaksinasi Bakal di Tiap RW

ILUSTRASI : Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin sinovac dosis pertama kepada masyarakat umum saat vaksinasi massal di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Kamis (8/7). Pemerintah Kota Bekasi berencana akan menggelar vaksinasi wilayah per RW pada tanggal 15 Juli mendatang. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat Kota Bekasi nantinya tidak perlu repot untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pasalnya, Pemerintah Kota Bekasi saat ini sedang merumuskan teknis vaksinasi wilayah mulai tingkat RW, kelurahan dan fasilitas kesehatan terdekat.

Dalam lima kali vaksinasi massal yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi, total sasaran yang telah menerima suntikan pertama sebanyak 89 ribu orang. Data tersebut jika disesuaikan dengan jumlah 7.134 RT, masing-masing ada 12 sampai 13 sasaran vaksinasi, sementara jika disandingkan 1.013 RW, masing-masing ada 87 sampai 88 sasaran vaksinasi di tiap RW, kumpulan orang jika dilaksanakan di tiap RT maupun RW nampak jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pelaksanaan massal di satu lokasi.

Tata cara pendaftaran hingga pelaksanaan vaksinasi wilayah tengah disusun. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan vaksinasi sebelumnya. Yang terbaru, pendaftaran akan dilakukan secara online melalui google form.

“Rencana (dimulai) tanggal 15, (cara pendaftaran) sama, teknis nanti ya, belum,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Vevie Herawati kepada Radar Bekasi, Minggu (11/7).

Bagi peserta vaksinasi massal yang telah dilakukan lima kali belakangan, mereka akan kembali mendapatkan informasi penerimaan suntikan dosis kedua setelahnya. Sasaran vaksin diminta untuk bersabar menunggu informasi lebih lanjut sesuai dengan teknis vaksinasi, selama menunggu jarak waktu antara suntikan pertama dengan suntikan kedua, rencananya akan dilaksanakan di masing-masing puskesmas.

Informasi yang diterima oleh Radar Bekasi melalui siaran pers Humas Pemkot Bekasi, vaksinasi massal akan kembali digelar di trans park mall Juanda Bekasi. Menyasar tujuh ribu warga di lima kecamatan, tujuh kecamatan lain akan dilaksanakan menunggu informasi lebih lanjut.

Ketua Fraksi PKS, Daradjat Kardono mengaku, pihaknya meminta vaksinasi kembali dilaksanakan di Faskes-Faskes yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bekasi. Tidak dilaksanakannya vaksinasi massal secara terpusat, menurutnya akan mengurangi mobilitas dan kerumunan peserta vaksinasi yang berpotensi memicu terjadinya paparan virus.

“Kalau dikembalikan ke wilayah, tentunya mobilitas warga kan juga tidak terlalu beresiko, tidak datang berduyun-duyun ke GOR dan segala macam, yang nantinya banyak menimbulkan potensi-potensi paparan,” terangnya.

Masukan lain yang disampaikan adalah perbaikan komunikasi, hal ini bisa dilakukan dengan pelibatan semua unsur, terutama adalah petugas di masing-masing wilayah, seperti RT, RW, Kader Posyandu, maupun PKK. Mekanisme pendaftaran secara online melalui google form juga diapresiasi lantaran dinilai memotong rantai komunikasi, mekanisme pendaftaran ini perlu untuk terus dikembangkan guna memudahkan masyarakat.

“Karena mereka yang tau nih kondisi di lapangan, lebih baik lagi komunikasinya, saya kira kemarin sudah cukup bagus kok. Kemarin juga saya lihat kelurahannya pendaftaran sudah pakai Google form, nah ini kemajuan nih, biasanya kan manual tuh,” tambahnya.

Sementara itu, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Bekasi menilai vaksinasi merupakan kebutuhan mendesak yang harus diberikan kepada masyarakat sebagai wujud hadirnya negara. Namun digaris bawahi, bahwa pelaksanaan vaksinasi dengan prinsip secara masif tidak harus dilakukan secara massal.

“Apa itu masif?, Artinya dilakukan secara serentak, dilakukan dimana-mana dengan pihak terkait. Vaksinasi ini urgent dilaksanakan secara masif, tapi tidak massal,” terang Ketua LKNU Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman.

Hematnya, vaksinasi yang dilakukan secara masif ini dilakukan di berbagai tempat secara serentak, mulai dari tiap perusahaan bagi vaksinasi gotong royong, tiap RT, tiap RW, hingga fasilitas lain yang memadai seperti rumah ibadah sehingga tidak terjadi konsentrasi massa. Dengan begini, resiko kerumunan yang selama ini dihindari pada masa pandemi dapat diminimalisir.

Menurutnya, melibatkan kampus-kampus kesehatan untuk terjun sebagai relawan, mahasiswa dapat berperan sebagai vaksinator, membantu vaksinator Tenaga Kesehatan (Nakes) sebagai wadah pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, poin terakhir yang belum dilaksanakan sama sekali oleh pemerintah dalam program vaksinasi.

“Jadi yang menyuntikkan vaksinnya tetap teman-teman mahasiswa, dimentori oleh petugas Puskesmas. Yang biasanya di satu titik itu membutuhkan lima tenaga vaksinator, itu cuma butuh satu dibantu oleh relawan dari mahasiswa,” tambahnya.

Mahasiswa di tiap kampus setidaknya telah mendapatkan pengajaran Intramuskular (IM) untuk menyuntikkan vaksin kedalam tubuh sasaran. Perhargaan layak diberikan kepada relawan mahasiswa yang bersedia terjun, opsi selain insentif yang dapat diberikan adalah kemudahan akses untuk mendapatkan surat izin praktik atau Surat Tanda Registrasi (STR). Setidaknya ada lima sampai tujuh kampus di wilayah Kota Bekasi yang bisa diajak kerjasama, jika ada 200 mahasiswa yang bersedia terjun, setidaknya ada seribu relawan vaksinator untuk membantu percepatan vaksinasi di Kota Bekasi.

Sebelumnya pada pelaksanaan vaksinasi terakhir, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyampaikan bahwa pelaksanaan vaksinasi selanjutnya akan dilakukan di tiap posko RW, total ada 1.800 lebih posko di tiap RW. Langkah ini dilakukan bukan hanya dengan pertimbangan kuantitas atau jumlah sasaran, melainkan juga aspek lain salah satunya adalah keamanan.

Vaksinasi di tiap posko RW ini rencananya dilakukan termasuk kepada sasaran vaksin yang telah menerima suntikan dosis pertama pada lima kali vaksinasi massal yang sudah dilakukan. Terkait dengan kekhawatiran kerumunan dan munculnya cluster baru, ia menepis kekhawatiran itu dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang datang sudah melalui skrining kesehatan, termasuk tes antigen sebelum datang ke area vaksinasi.

“Yang kedua saya akan berpikir untuk dilakukan di tingkat Posko RW, kan ini nanti datanya nih kelurahan ini segini (jumlah yang telah menerima suntikan dosis pertama), kelurahan ini segini, nah itu dikelompokkan di RW-RW,” katanya.

Pada pelaksanaan vaksinasi yang terlahir saja, dari jumlah sasaran 50 ribu orang, maka tiap kelurahan diprediksi ada 940 lebih sasaran vaksin sebagai sasaran vaksin pada suntikan dosis kedua pada tahap berikutnya. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin