Berita Bekasi Nomor Satu

Kepatuhan Masyarakat Meningkat

Hotel-Horison-Ultima-Bekasi
ILUSTRASI : Karyawan Hotel Horison Ultima Bekasi saat membersihkan ruangan. Hotel tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat pemberlakukan PPKM. ISTIMEWA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Pembukaan pusat perbelanjaan di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat level empat diharapkan bisa mengurangi kepenatan warga. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), 18 persen masyarakat Kota Bekasi mengaku sangat jenuh selama masa pembatasan.

Survei BPS dilakukan periode 13 sampai 20 Juli lalu, dilakukan kepada 1.287 responden. Hasilnya 18 persen masyarakat mengaku sangat jenuh, 31 persen merasa jenuh, 41 persen merasa biasa saja. Angka paling kecil ditunjukkan oleh masyarakat yang mengaku merasa senang sebesar enam persen, dua persen lainnya sangat senang.

Hasil relatif baik ditunjukkan pada sub kepatuhan masyarakat Kota Bekasi, persentase masyarakat yang patuh pada protokol kesehatan disebut semakin meningkat dalam empat kali survei yang dilakukan, persentase terakhir 80 hingga 90 persen masyarakat sudah patuh.

Hanya saja, masih ada masyarakat yang abai, angka tertinggi terlihat pada kepatuhan masyarakat Kota Bekasi menggunakan dua masker, 9 persen masyarakat masih abai.

“Sudah bagus, sudah ada peningkatan, terutama soal kepatuhan itu relatif perlu menjadi perhatian, baik masyarakatnya sendiri, didorong oleh bapak-bapak yang ada di Pemkot melalui edukasi kepada masyarakat,” terang Kepala BPS Kota Bekasi, Ahmad Muhammad Saleh, Rabu (18/8).

Kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa pembatasan ini adalah menjalin komunikasi melalui sambungan telepon atau media sosial, angkanya tertinggi 76,38 persen, disusul 62 persen berdoa dan beribadah. Sementara bantuan yang paling diharapkan oleh masyarakat adalah bantuan obat-obatan dan kesehatan 58 persen.

Dari hasil survei ini, direkomendasikan kepada Satgas Covid-19 Kota Bekasi untuk tidak berhenti memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Sosialisasi saat ini dapat dilakukan pada saat pelaksanaan vaksinasi di berbagai tempat.

“Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, kalau bisa angka (masyarakat yang abai) nya dibawah satu persen,” tukasnya.

Salah satu warga Kota Bekasi, Eka (23) mengaku sejak awal telah mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Semakin ketat saat beberapa waktu lalu ia, ibu, dan dua adiknya terpapar Covid-19.

Tiap kali bertemu dengan keluarganya di rumah, ia mengaku tidak lelah untuk mengingatkan keluarganya untuk selalu memakai masker, menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak.”Memang lebih patuh dari sebelumnya setelah dinyatakan sembuh,” katanya.

Satu hal yang tidak bisa dihindari adalah meminimalisir mobilitas. Pasalnya, ia harus pulang pergi untuk bekerja di wilayah Kabupaten Bekasi, lima hari dalam satu pekan ia hilir mudik untuk bekerja.Sedangkan mobilitas anggota keluarganya yang lain relatif rendah karena ibunya selama ini membuka usaha di rumah, sedangkan adik-adiknya masih belajar dari rumah.

Salah satu pengunjung mal di pusat kota, Meri (57) mengaku menyambut gembira kembali diizinkannya operasional mal. Salah satu alasannya adalah roda perekonomian masyarakat dan pengusaha bisa kembali berjalan meskipun masih terbatas.

“Padahal itu bukan suatu jaminan orang yang sudah divaksin itu bisa terbebas dari Covid. Mungkin solusinya bisa dengan pembatasan pengunjung lalu di cek suhu juga bisa,” ungkapnya.

Sebelumnya pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi berpesan kepada masyarakat Kota Bekasi untuk tangguh dalam menjalani kehidupan di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, tetap memberikan penghormatan kepada perjuangan dan pengorbanan pahlawan bangsa, dengan tetap memperhatikan dan menyesuaikan situasi pandemi Covid-19.

“Cara berfikir dan bertindak kita perlu berubah, berubah dan kesiapsiagaan terhadap pandemi Covid-19 menjadi ketangguhan. Karena pandemi Covid-19, ketangguhan yang disyaratkan bukan berada tetap pada garis pertahanan, namun ketangguhan yang mengupayakan pertumbuhan,” ungkapnya. (mif/sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin