Berita Bekasi Nomor Satu

Ketua SNNU Jabar: Potensi Minapolitan Jabar Tinggi, Asal…

Ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Provinsi Jawa Barat, Muslim Hafidz (kanan).
Ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Provinsi Jawa Barat, Muslim Hafidz (kanan).

RADARBEKASI.ID, JAWA BARAT – Potensi Jawa Barat menjadi kawasan Minapolitan yang terintegrasi sangat besar. Untuk mewujudkannya dibutuhkan keseriusan pemerintah terhadap program bagi nelayan di sepanjang pesisir pantai Jawa Barat.

“SNNU Jawa Barat berharap Pemerintah harus concern dalam program-program bantuan sarana dan prasarana bagi nelayan, perbaikan sarana dan prasarana serta bantuan perikanan dan upaya rehabilitasi pantai dan pesisir,” ungkap Ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Jawa Barat, Muslim Hafidz, Rabu (6/4).

Menurutnya, walaupun Jawa Barat bukan provinsi kepulauan, tetapi Jawa Barat memiliki 11 kabupaten/kota pesisir dengan panjang pantai 842,66 km dan luas laut 18.727,28 km persegi. “Ini potensi yang sangat luar biasa,” imbuh putra nelayan asal Cilamaya, Karawang ini.

Untuk mewujudkan pesisir pantai yang produktif, sambung Ucim-sapaan akrabnya, pemerintah harus mendorong terciptanya Minapolitan yang terintegrasi.

“Integratif yang dimaksud adalah hadirnya kementerian atau dinas di luar Kelautan dan Perikanan untuk menunjang potensi kelautan dan perikanan,” paparnya.

Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Produksi Perikanan laut tahun 2020 sebanyak 234 256 ton. Sedangkan tahun sebelumnya 248 778. “Masih banyak potensi yang perlu digali agar lebih meningkat lagi produksi perikanannya,” saran mantan aktivis ini.

Dia melanjutkan, SNNU Jawa Barat mendorong pemerintah untuk investasi dalam sektor Perikanan dan Kelautan dioptimalkan. Sebab, sektor ini belum dijadikan lokomotif investasi. Padahal, potensi pasar perikanan dunia sebesar Rp160 miliar dollar sedangkan Indonesia baru menyumbang 3,5 %. “Ironis sekali bagi Indonesia yang disebut sebagai negara maritim,” kritiknya.

SNNU Jawa Barat berharap, imbuh Ucim, pemerintah juga lebih dalam mengembangkan budidaya Perikanan. Kenyataan masih sangat jauh dari harapan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2019 Produksi Budidaya Perikanan sebanyak 15.069 ton. Sedangkan tahun 2020 ada 16.287 ton.

“Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak potensi yang perlu digali dalam rangka meningkatkan produksi budidaya,” bebernya.

Selama ini, ujar Ucim lagi, salah satu penyumbang kemiskinan adalah pertanian dan nelayan. Karena itu SNNU Jawa Barat mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka dengan kesejahteraan dan kenyamanan dalam melaut bagi nelayan. (zar)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin