Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Sejarah Musala ”Perahu” Baitul Hamdi

TADARUSAN: Warga membaca Alquran di Masjid Agung Al-Barkah, Jalan Veteran Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (5/4). Membaca Alquran (Tadarus) dilakukan umat islam untuk meningkatkan ibadah di bulan suci Ramadan. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bangunan Musala Baitul Hamdi yang didirikan tahun 1996 di Jalan Raya Serang – Cibarusah, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi ini menarik perhatian warga yang melintas. Ada bangunan menyerupai perahu tepat di depan musala. Sehingga orang menyebutnya sebagai Masjid atau Musala Perahu.

Robby Hamzah
CIBARUSAH

Terdapat dua pedang di depan pintu masuk bangunan musala dan di bagian puncak mustaka tersebut diberikan lafadz Allah berwarna emas. Diketahui konstruksi musala sendiri mengikuti desain masjid atau musala yang berada di wilayah Banten.

Bangunan perahu di bagian depan masjid pun ternyata merupakan sebuah tempat wudhu yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bangunan perahu.

DKM Musala Baitul Hamdi, Raden Wahyudin (55) mengatakan, salah satu donatur yang mendirikan musala tersebut merupakan TNI angkatan laut (AL). Tidak hanya itu musala tersebut juga kerap dikaitkan dengan sosok Mbah Sena yang diketahui sebagai pejuang yang kerap menggunakan perahu atau kuda saat berperang.

Pada bagian sisi utara bangunan masjid ini terdapat sebuah bukit kecil yang rindang dengan pepohonan dan terdapat makam pendiri Cibarusah yaitu Pangeran Senapati atau oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan sebutan Mbah Sena.

Lanjut Wahyudin, keberadaan musala pun dulunya sebagai tempat untuk melakukan ibadah sebelum melakukan ziarah ke makam Mbah Sena.

“Untuk musala sendiri didirikan supaya peziarah kalau belum salat, salat dulu sebelum ziarah,” ujarnya saat di lokasi, Selasa (5/4).

Musala sendiri kerap dipenuhi Jemaah setiap malam jumat dan peringatan maulid Nabi. Namun selama Ramadan musala berkapasitas 70 hingga 100 orang itu kerap digunakan untuk salat tarawih serta kegiatan keagamaan.”Iya kita tarawih di musala, tapi kalau salat Idul Fitri kita di Masjid,” tutupnya.(*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin