Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kecelakaan Maut Sultan Agung, KNKT: Muatan Overload, Sopir Pakai Gigi 7

Truk tronton menabrak halte, Anak Sekolah dan menara tower di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Raya Sultan Agung, Bekasi Barat, Rabu (31/8).

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI BARAT – Hasil investigasi tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, terungkap sistem pengereman kendaraan bagus, tetapi tidak mampu menahan laju kendaraan dengan beban melebihi kapasitas normal alias overload.

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan mengatakan, berdasarkan hasil investigasi terhadap kontainer dalam kecelakaan maut di depan SDN Kota Baru 2 dan 3, semua sistem rem bekerja bagus tidak ada kerusakan sama sekali. Secara keseluruhan layak jalan dan tidak ada masalah dalam pengereman

“Hasil pemeriksaan, pengemudi mengunakan gigi tujuh saat turunan, sedangkan muatannya besi seberat 55 ton. Dengan muatan sebanyak itu tidak memungkinkan untuk dilakukan pengereman. Gaya pengereman tidak dapat mengakomodasi muatan tersebut,” kata Wildan kepada awak media, Jumat (2/9).

Hasil investigasi di lapangan, sambung Wildan, ditemukan ada jejak pengereman tapi jejaknya tipis. Pengemudi bisa berjalan, pengereman bisa tapi gayanya tidak bisa menahan

“Saya tanya ada masalah di dalam pengereman, dia bilang bisa ngerem, tapi gak pakem karena beratnya terlalu berlebihan, terus pakai gigi tujuh,” ucapnya.

Ditanya lebih jauh mengapa menggunakan gigi tujuh, imbuh Wildan, sopir mengalami kebingungan lantaran salah jalan.

“Pengemudi salah jalan. Rencana mau ke Surabaya dari Narogong, seharusnya masuk Tol Bekasi Barat malah masuk ke Kranji. Dia posisi lagi cari tempat berputar, mau gigi tiga malah masuk gigi tujuh. Salah mindahin gigi kata driver,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, waktu dipertanyakan apakah pengemudi mengantuk. Pengakuan pengemudi tidak mengantuk. “Dia (sopir, red) hanya bingung sehingga menurun kewaspadaan karena salah jalan,” ungkap Wildan.

Sekedar diketahui, truk kontainer saat kejadian membawa muatan 55 ton atau 200 persen melebihi muatan normal.

“Muatannya lebih dari 200 persen. Itu kan muatan 55 ton. Paling muatan maksimalnya itu 20 ton. Saya kan lihat delivery ordernya, segitu muatannya,” jelasnya. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin