Berita Bekasi Nomor Satu

Jangan Panik, Tetap Waspada, Malam Tahun Baru di Bekasi Diprediksi Hujan Ekstrem

HENDRA EKA/ JAWA POS ILUSTRASI - Awan mendung menggantung di atas gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta. BMKG memprediksi bakal ada hujan ekstrem saat malam tahun baru nanti.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat Bekasi diminta tidak panik, namun harus tetap waspada menghadapi cuaca yang tak menentu akhir-akhir ini. Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi curah hujan lebat hingga sangat lebat. Bahkan, dapat berkembang menjadi ekstrem mulai hari ini hingga hingga 2 Januari 2023 mendatang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, potensi cuaca ekstrem tersebut terjadi karena adanya kondisi dinamika atmosfer di Indonesia. Pertama, yakni monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Termasuk berpotensi disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan.

Kedua, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia. Hal itu dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. Termasuk dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Ketiga, munculnya bibit siklon tropis di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat. Lalu, aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih menunjukkan kondisi yang signifikan. Hal tersebut meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan di wilayah Indonesia.”Selain cuaca ekstrem, yang juga perlu diwaspadai adalah gelombang tinggi,” ungkapnya.

Dikatakan Dwikorita, berdasar prediksi, pada 28 Desember, wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah akan mulai terdampak. Kemudian, pada 29 Desember, meluas. Bahkan, masuk ke wilayah Jawa Barat, Sumatera bagian selatan barat. Termasuk juga masih ada di sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur sampai ke NTT, NTB, dan selatan Papua.

“Dan semakin kuat pada 30 Desember. Bahkan, 1 Januari 2023 itu hampir menyeluruh terjadi wilayah Indonesia,” jelasnya.

Kemudian, pada 4 Januari 2023, dikatakan Dwikorita, potensi cuaca ekstrem tersebut mulai berkurang. Hanya, masih tetap terjadi sebagian wilayah Sumatera dan Laut Natuna serta wilayah Jawa Barat, Banten. Termasuk wilayah Indonesia selatan. Yakni Jawa Timur sampai Nusa Tenggara dan laut Arafuru. “Mulai mereda itu pada 5-10 Januari 2023,” terangnya.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), Puarman meminta masyarakat, khususnya yang tinggal di sepanjang aliran Kali Cikeas, Cileungsi, dan Kali Bekasi untuk tidak panik. Saat ini kata dia, kamera pemantau atau CCTV dan petugas pantau yang berada di hulu bekerja dengan baik guna memberikan informasi kepada masyarakat.

“Maka dari itu kita menghimbau agar tidak perlu panik, kita hadapi dengan tenang dan kewaspadaan yang terukur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman bencana banjir yang selama ini terjadi di pemukiman sepanjang aliran kali, tidak bersumber dari hujan lokal, melainkan air kiriman dari hulu sungai. Selain itu, masyarakat di sepanjang aliran sungai diyakini sudah sering dan biasa menghadapi situasi seperti ini.

Jika terjadi potensi banjir, KP2C akan lebih dulu mengirimkan informasi kepada masyarakat untuk bersiap.”Jika pun ada kenaikan TMA di hulu, kita sudah bisa mendeteksi 6-8 jam sebelumnya, KP2C akan memberikan informasi kepada masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, untuk prediksi curah hujan di Jakarta akan mulai masif pada 30 Desember. Bahkan, pada waktu tersebut, diperkirakan cuaca buruk pun akan melanda di Indonesia. Khususnya di wilayah Jawa Barat. Termasuk Jabodetabek. Yakni hujan ekstrim di atas 150 mm per hari.

“Kemudian, berdasar gambaran peta sebaran hujan Jabodetabek pada 31 Desember sampai 1 Januari atau malam tahun baru nanti, diperkirakan terjadi hujan lebat. Yakni intensitas tertinggi di wilayah Halim dengan kapasitas 377 mm per hari,” terangnya.

Terkait adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, pihaknya pun telah merekomendasikan agar memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air. Yakni siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Kemudian, masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan agar meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi.

“Saya perlu menggaris bawahi, sebelum mencapai 100 mm per hari, banjir sudah terjadi di mana-mana. Bagaimana kalau nanti mencapai 150 mm per hari yang prediksi kami itu sangat mungkin untuk terjadi,” tambah Dwikorita.

Terpisah, peneliti BRIN Erma Yulihasti mengatakan, badai bakal meraksasa di atas langit wilayah Jabodetabek. Kondisi badai yang membesar itu diawali dengan adanya badai Squall Line yang menyeberang Selat Sunda. Pada proses tersebut, multisel badai dapat mengalami multiplikasi energi dan mengalami penggabungan sampai menjadi badai yang meraksasa. ’’Mekanisme inilah yang harus diwaspadai,’’ tuturnya.

Erma menuturkan dengan kondisi tersebut, ada potensi banjir besar di Jabodetabek. Khususnya di wilayah Tangerang atau Banten. Banjir tersebut dipicu hujan yang sangat lebat pada 28 Desember atau hari ini. Prakiraan itu didasarkan pada hasil pemetaan satelit Sadewa (Satellite-based Disaster Early Warning System) milik BRIN.

Menurut dia badai dahsyat dari laut akan dipindahkan ke darat melalui dua jalur. Dari arah barat dipindahkan melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut (westerly burst). Kemudian dari utara melalui angin permukaan yang kuat (northerly, CENS).

’’Maka Banten dan Jakarta Bekasi akan menjadi lokasi sentra tempat serangan badai tersebut,’’ katanya. Perkiraan hujan lebat akan mulai sejak siang sampai malam pada 28 Desember. Erma mengistilahkan perjalanan badai Squall Line dari laut ke darat itu, seperti melewati sebuah tol hujan. Sampai tadi malam, Erma masih belum bisa dimintai konfirmasi lebih lanjut soal seberapa lebat intensitas hujan yang akan mengguyur ibukota dan sekitarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan, tak ada aturan khusus dalam perayaan Tahun Baru 2023 seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo, telah memberikan arahan agar tidak ada pembatasan bagi masyarakat saat merayakan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

”Nggak ada. Kebijakannya bergembiralah di tempat wisata,” ujar Muhadjir ditemui usai Rapat Tingkat Menteri Penyusunan Perpres tentang Penguatan Pendampingan Pembangunan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, kemarin (27/12).

Kendati demikian, Muhadjir meminta masyarakat untuk tetap hati-hati dan mengikuti protokol kesehatan (prokes). Mengingat, masih dalam masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk menghadapi malam perayaan Tahun Baru 2023. Sehingga harapannya, perayaan malam Tahun Baru 2023 dapat berjalan lancar seperti perayaan Natal lalu. ”Alhamdulilah ini kan Natal sudah kita lalui, alhamdulilah berjalan lancar, hanya ada gangguan alam yang itu memang tidak bisa kita hindari. Tapi secara umum kan baik. Mudah-mudahan untuk Tahun Baru semakin baik,” papar Mantan Mendikbud tersebut. (sur/gih/idr/mia)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin