Berita Bekasi Nomor Satu

Atap SDN 01 Sukadanau Ambruk, Orang Tua Murid Khawatir

ATAP SEKOLAH AMBRUK : Atap salah satu ruang kelas di SDN Sukadanau 01, kondisinya sudah ambruk, di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin (8/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ambruknya atap ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Sukadanau, membuat salah satu orang tua murid, Tini Agustini (30), merasa was-was terhadap keselamatan saat proses belajar mengajar berlangsung.

“Anak saya memberitahukan, jika ada atap sekolahnya yang ambruk. Dan sebagai orang tua, sangat berharap agar bisa diperbaiki segera. Kalau tidak, orang tua murid dan guru pasti merasa khawatir saat proses belajar-mengajar,” kata Tini, Senin (8/5).

Wanita yang rumahnya tidak jauh dari sekolah ini menuturkan, sebelum kejadian tersebut, dirinya sempat mendengar suara gemuruh yang kemudian disusul bunyi reruntuhan yang cukup keras. Saat dicek ke sumber suara, ternyata berasal dari atap bangunan sekolah.

“Awalnya ada suara gemuruh terus reruntuhan cukup kencang. Begitu saya cek, ternyata atap sekolah yang ambruk, saya videoin lalu dikirim ke wali murid yang lain,” ucapnya.

Atap bangunan kelas yang ambruk berada di lantai dua. Dua ruang kelas yang ambruk itu sudah lama dibiarkan kosong, karena kondisi ruangannya sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Ruang kelas yang lain sudah direnovasi, tapi bangunan yang atapnya ambruk, dapat kabar juga mau direnovasi, tapi belum terealisasi. Tapi kalau sudah kejadian begini, seharusnya perbaikannya dipercepat, sehingga anak-anak bisa sekolah dengan nyaman,” harap Tini.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto Prawiro mengklaim, SDN 01 Sukadanau telah masuk dalam rencana perbaikan, dan perencanaan tengah disusun.

“Untuk perbaikan sekolah tersebut sudah masuk dalam rencana kerja kami. Saat ini sedang dihitung anggaran untuk perbaikannya,” ujar Benny, Senin (8/5).

Ia menjelaskan, dua ruang sekolah tersebut awalnya dibangun melalui program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Namun karena tidak kunjung terealisasi, sehingga perbaikannya menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi.

Hanya saja, Benny belum bisa menjelaskan, apakah perbaikannya secara menyeluruh, sebagian atau dibangun ruang kelas baru.

“Perencanaannya masih disusun,” bebernya.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturochman mengakui, dua ruang kelas yang ambruk itu merupakan hasil bantuan dari program CSR perusahaan. Bangunan dua lantai itu dibangun pada 2007 lalu.

“Pembangunan empat ruang kelas tersebut melalui program CSR dari salah satu perusahaan di kawasan industri MM2100,” terang Imam.

Dirinya menilai, kondisi kelas di lantai dua sudah tidak layak, sehingga tak lagi digunakan. Sehingga pada saat atap ambruk, tidak ada korban.

“Total pembangunan empat ruang kelas tersebut dibangun sejak tahun 2007. Sejak tahun 2018, kondisi dua ruang kelas sudah parah, makanya tidak digunakan lagi,” tuturnya.

Saat dua ruang kelas ambruk, lanjut Imam, pihak sekolah langsung melakukan perbaikan ringan. Seluruh material yang dinilai membahayakan, telah dirapikan. Kini anak-anak masih bisa sekolah seperti biasa, dan ruang kelas bagian bawah pun masih digunakan.

“Setelah genteng atapnya ambruk, pihak sekolah langsung membersihkannya. Dan dua ruang kelas di bawah, masih bisa digunakan karena atapnya itu didak. Jadi kalau dilihat dari konstruksi, tetap masih aman untuk digunakan,” pungkas Imam. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin