Berita Bekasi Nomor Satu

18 Aliran Sungai Tercemar

SUNGAI TERCEMAR: Foto udara dua sungai yang tercemar, yakni Sungai Citarum dan Cibeet, di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Senin (12/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, mencatat ada 18 sungai yang kondisinya tidak baik-baik saja, dan airnya tercemar limbah.

Akan tetapi, DLH belum bersedia membeberkan siapa saja atau perusahaan pelaku pencemaran lingkungan itu.

“Memang ada 18 aliran sungai, kondisinya tercemar berat, sedang dan ringan,” ujar Kepala DLH Kabupaten Bekasi, Doni Sirait.

Kata dia, dalam penataan lingkungan, diakuinya menjadi warisan yang harus dilakukan pembenahan secara komprehensif. Hanya saja, dalam hal ini tentu harus ada sejumlah metode.

“Kebetulan saya baru beberapa bulan menjabat. Tapi itu bukan menjadi alasan apabila tidak bisa melakukan perbaikan untuk menata lingkungan dan membuat kualitas air lebih baik lagi,” terangnya.

Saat ditanya, siapa pelaku atau perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan itu?. Doni menyebutkan, ada tiga aspek yang membuat kualitas air tercemar. Yaitu dari kawasan industri, pelaku industri di luar kawasan dan limbah air domestik atau rumah tangga.

“Kami belum bisa menyimpulkan atau menuding siapa pelakunya. Sebab dalam hal ini, harus berdasarkan data dan bukti yang lengkap. Saat ini, tim kami sudah turun ke lapangan untuk menindaklanjuti,” beber Doni.

Ke depan, kata Doni, pihaknya akan membentuk sejumlah komunitas yang peduli dengan lingkungan, termasuk di dalamnya para pelaku usaha dan industri. Sehingga dalam menjaga lingkungan, semua pihak dilibatkan, ada pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha.

Sebab lanjut Doni, berdasarkan data dari dinas perizinan, ada sekitar tujuh ribu perusahaan di kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Namun hanya ada sekitar 2.500 yang mengantongi dokumen terkait lingkungan. Oleh sebab itu, dalam hal ini masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Jadi memang banyak tugas yang harus kami kerjakan. Sehingga, dengan melibatkan komunitas pecinta lingkungan dan perusahaan serta pemerintah, saya meyakini, hal ini bisa memperbaiki lingkungan lebih baik lagi,” harapnya.

Sementara Ketua Koalisi KAWALI Indonesia Lestari Provinsi Jawa Barat, Edvin Gunawan menyarankan, perlu ada monitoring secara berkelanjutan. Dengan catatan penerapan regulasi yang ada.

“Kualitas air di Kabupaten Bekasi saat ini, memang sangat tidak baik. Salah satunya, kami pernah turun ke Kali Jambe. Airnya memang sudah tercampur limbah. Sehingga perlu turun ke lapangan untuk menguji bersama kualitas air sungai. Lalu inventarisir siapa saja yang melakukan pencemaran lingkungan. Ini harus berjalan setiap seminggu, untuk memulihkan kembali kualitas air sungai,” tegas Edvin. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin