RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kompetisi sepak bola camat se-Kota Bekasi dan aparatur Pemkot Bekasi di Stadion Patriot Candrabhaga “pamer” nomor punggung 2.
Sejumlah pejabat terlihat foto bersama Pj Wali Kota Bekasi dengan memasang jersey bernomor punggung 2 di area Stadion Patriot Candrabhaga.
Sontak, aksi foto bersama dengan jersey bernomor punggung 2 itu menjadi sorotan publik. Lantaran saat ini sedang memasuki masa tahapan pemilu 2024, yaitu kampanye Pilpres.
BACA JUGA: Pj Wali Kota Bekasi Gaungkan Netralitas dan Pakta Integritas Pegawai Tirta Patriot
Anggota DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo, menyoroti aksi foto bersama para aparatur itu sambil memajang jersey bernomor punggung 2 di Stadion Patriot Candrabhaga tersebut.
Menurutnya, apa yang dilakukan para camat se-Kota Bekasi saat menggelar kompetisi sepak bola itu terindikasi mengkampanyekan salah satu pasangan calon presiden bernomor urut 2.
“Dan juga kita tahu semua, apa yang dinyatakan Pj Wali Kota beberapa waktu lalu, dimana ASN harus netral. Tetapi kenyataannya seperti itu dan itu haru dievaluasi,” kata pria yang akrab disapa Herpur kepada Radarbekasi.id, Selasa (2/1/2023).
BACA JUGA: Saat Apel, Pj Wali Kota Bekasi Tekankan Netralitas ASN dan Peningkatan PAD
Ia mendesak Bawaslu Kota Bekasi dapat memanggil aparatur terkait yang terlibat dalam aksi tersebut dan menindak tegas mereka telah menunjukkan simbol keberpihakan kepada salah satu paslon presiden.
“Bawaslu harus mencari apa yang ditunjukkan ASN atau pejabat Kota Bekasi. Itu salah atau tidak,” ucapnya.
Herpur menuding, dalam perkara ini telah ada upaya mobilisasi ASN yang dilakukan oleh Pj Wali Kota. Sebab, mana berani aparatur menunjukan hal seperti itu.
BACA JUGA: ASN Diminta Jaga Netralitas
“Sekarang dilihat saja, kenapa bisa mereka menunjukkan nomor punggung 2 semuanya. Itu maksudnya apa seperti itu. Kalau memang itu disengaja dan secara hukum melanggar harus diberi sanksi. Apalagi di situ ada Pj Wali Kota Bekasi dan Sekda,” tegasnya.
“Apalagi sekarang sudah jelas aparatur harus netral. Saya rasa ini ada kesengajaan yang dilakukan aparatur kita. Kita mendorong Komisi 1 memanggil, supaya dapat diketahui apa maksud sebenarnya itu,” pungkasnya. (pay)