Berita Bekasi Nomor Satu

Janjikan Insentif Pengelolaan Sampah

TINJAU: Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo meninjau Rumah Pemulihan Material Waste4Change di Perumahan Vida, Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyatakan tengah mempersiapkan regulasi dan insentif untuk para pengelola sampah.

Hal itu diungkap Ganjar saat berkunjung ke Rumah Pemulihan Material (RPM) sampah Waste4Change di Perumahan Vida, Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, kemarin.

Ganjar mengatakan, pengeloaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri merupakan bagian dari ekonomi sirkular. Oleh karena itu, patut didorong untuk menciptakan para ‘entrepreneur’.

“Saya kira ini cukup bagus dan bisa kita tunjukkan kepada publik, praktiknya sudah sejak tahun 2015 mereka mengelola, sejak longsor di Leuwigajah. Kemudian, Bantar Gebang juga sudah lama sekali terjadi proses penumpukan yang belum selesai. Saya tantang bisa gak diselesaikan? Bisa!” tegas Ganjar.

Lebih lanjut, pengelolaan sampah pada RPM Waste4Change merupakan bukti nyata bahwa ekonomi sirkular tumbuh di tengah masyarakat.

“Saya kira mereka bisa menyelesaikan persoalan sampah dari awal dan ini butuh edukasi juga tidak semudah kita bayangkan, tapi ini contoh terbaik, tinggal mereplikasi saja untuk kita uji coba. Ini bisa kita lakukan,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Ganjar, program untuk menciptakan 17 juta lapangan pekerjaan bukan sekadar membuka pabrik untuk investasi dan menyerap pegawai. Namun, pengelola sampah juga bisa menjadi ‘entrepreneur’.

BACA JUGA: PDI Perjuangan Jawa Barat Incar 45 Persen Suara untuk Ganjar-Mahfud di Kabupaten Bekasi

“Tinggal ada dua saja, kita membuat regulasi dan memberikan insentif kepada mereka atau bantuan. Kalau kita bicara ekonomi sirkular ini bagus sekali,” ujarnya.

Sementara itu, CEO Waste4Change, M Bijaksana Junerosano atau Sano mengatakan, bahwa pihaknya telah menerapkan strategi dan teknologi sederhana yang solutif untuk mengelola sampah agar terjadi ekonomi sirkular.

“Dan sampah tidak berulang menjadi bencana karena dibuang dan terbuka di tempat pemrosesan akhir (TPA),” kata Sano.

Pada pertemuan itu, Ganjar berdialog dengan para pelaku sektor informal persampahan seperti para pemulung dan ibu-ibu penggerak Bank Sampah.

BACA JUGA: Hasil Simulasi Pilpres 2024 Radar Bekasi: Pekerjaan Rumah Besar Ganjar di Jabar

Momentum ini sangat berarti dalam upaya bersama memperbaiki tata kelola sampah Indonesia, mengingat setelah tragedi longsor gunungan sampah 21 Februari 2005 silam, tata kelola sampah Indonesia hingga kini mash didominasi kumpul angkut buang. (rez)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin