Berita Bekasi Nomor Satu

Pengelola Pasar Tradisional Perketat Protap Covid-19

RAPID TEST: Petugas kesehatan sedang melakukan rapid test kepada warga di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi, kemarin. Hasil rapid test di pasar tradisional itu terdapat dua orang yang reaktif dan memicu munculnya cluster baru penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI
RAPID TEST: Petugas kesehatan sedang melakukan rapid test kepada warga di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi, kemarin. Hasil rapid test di pasar tradisional itu terdapat dua orang yang reaktif dan memicu munculnya cluster baru penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pasar tradisional kerap diindikasikan sebagai muncul-nya cluster baru penyebaran virus corona di masa pandemi Covid-19. Diakui atau tidak, sejumlah kasus kerap ditemukan di pasar tradisional yang tersebar di Jawa Barat.

Bahkan, pedagang atau pengunjung pasar yang terjangkit Covid-19, sempat menjadi trending topik di masa Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Meski begitu, tren penyebaran Covid-19 masih terus diantisipasi pengelola 12 pasar tradisional yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Pasar yang sebelumnya dinilai sebagai cluster penyebaran Covid-19 memang sampai saat ini masih menjadi kekhawatiran. Hal itu diakui Kasubag TU Pasar Cibarusah, Sarya Wijaya. Bahkan, kata dia, kekhawatiran juga disampaikan sejumlah staff di sejumlah pasar tradisional lain yang ada di Kabupaten Bekasi.

Kata Sarya, kemungkinan jadi cluster baru penyebaran Covid-19 di pasar memang besar. Bukan tanpa alasan, karena umumnya warga dan pedagang kerap terjadi kontak fisik secara langsung. Selebihnya, tidak sedikit warga suatu wilayah yang hilir mudik ke wilayah lain yang dikenal dengan zona berbahaya.

“Memang saat ini untuk Jawa Barat, masa PSBB sudah selesai, dan tinggal Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi (Bodetabek,Red) Sejauh ini, untuk pasar di wilayah Kabupaten Bekasi tidak ada yang yang terdengar positif Covid-19,” terang Satya.

Kata dia, belum lama ada satu orang disebut positif Covid-19 di Pasar Cikarang. Tapi, setelah melalui semua tahapan tes, hasilnya negatif.

Kekhawatiran sempat disampaikan staf lain di Pasar Cikarang, Ujo. Ia menyampaikan, kekhawatirkan itu sudah berimbas pada pengetatan pengawasan. Baik untuk pedang maupun untuk pengunjung pasar.

“Dari sebelum puasa hingga usai lebaran, pengamanan terus ditingkatkan,” bebernya.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan dan Metrologi Legal, Dinas Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bekasi, Mulyadi menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi bersama Dinas Perdagangan, sudah melakukan pengetatan setiap pasar yang ada di Kabupaten Bekasi guna mencegah muncul-nya cluster baru penyebaran virus tersebut.

“Kami tetap membuka pasar, dan sampai saat ini penyebaran Covid-19 masih non reaktif. Meski demikian, kami akan memperketat protokol kesehatan yang bekerja sama dengan Gugus Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi sesuai wilayah kerja dan instansi masing-masing,” terang Mulyadi.

Memasuki tahapan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), tingkat kewaspadaan dan keamanan mesti lebih ditingkatkan. Sehingga tidak ada lagi cluster baru penyebaran Covid-19 di pasar.

“Kami belum sepenuhnya bisa bertransformasi untuk AKB, karena mengingat tingkat kerawanan masih perlu diwaspadai. Juga, diperlukan tingkat kedisipilinan kesehatan dan kepatuhan masyarakat. Kalau memang masalah protokoler kesehatan sudah diabaikan, maka akan beresiko. Sejauh ini kami terus melakukan pemantauan,” tegas Mulyadi.

Sedangkan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengharapkan agar tidak ada cluster baru penyebaran Covid-19 di kabupaten Bekasi.

“Alhamdulillah di Kabupaten Bekasi tidak ada muncul cluster baru penyebaran Covid-19,” ucapnya. (dan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin