Berita Bekasi Nomor Satu

Disesuaikan Kesiapan Sekolah

ILUSTRASI: Siswa mengikuti UN sebelum masa pandemi di SMKN 4 Kota Bekasi. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Siswa mengikuti UN sebelum masa pandemi di SMKN 4 Kota Bekasi. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) akan diikuti oleh proktor dan tim teknis dari seluruh satuan pendidikan tingkat SMA maupun SMK. Adapun jadwal simulasi disesuaikan dengan kesiapan sekolah.

Pada Sabtu (14/8), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK Kabupaten Bekasi melaksanakan pembahasan teknis ANBK. Pembahasan meliputi jaringan, spesifikasi client dan server serta pembentukan tim helpdesk.

Ketua MKKS SMK Kabupaten Bekasi Nopriandi mengatakan, pada Agustus dan September 2021 akan dilaksanakan simulasi ANBK bagi proktor dan tim teknis. Tidak diwajibkan bagi peserta didik.

“Pelaksanaan simulasi ini akan dilaksanakan oleh seluruh sekolah. Karena simulasi hanya dilakukan untuk proktor dan tim teknis, makanya kemarin membahas seputar kesiapan teknis yang harus dilakukan oleh pihak sekolah,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Sabtu (14/8).

Diakui, pihaknya dalam pelaksanaan simulasi ANBK sudah membentuk tim teknisi tingkat Kabupaten Bekasi. Kemudian pelaksanaan simulasi dapat dilakukan sesuai dengan kesiapan sekolah masing-masing antara 23-26 Agustus ataupun 30 Agustus-2 September 2021.

“Jika sudah siap dapat segera dilakukan,” ucapnya.

Sementara untuk pelaksanaan ANBK yang akan dilaksanakan bagi siswa kelas 11 SMA dan SMK akan diikuti oleh 45 siswa dan 5 cadangan siswa berbasis sampel yang ditentukan secara acak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud. Pelaksanaan ANBK dapat dilakukan dengan 3 sesi dengan masing-masing durasi maksimal selama 2 jam.

“Untuk pelaksanaannya juga dijelaskan dalam pembahasan teknis,” tukasnya.

Ketua MKKS SMA Kota Bekasi Ekowati mengungkapkan, dalam pembahasan teknis beberapa aspek pelaksanaan AN ikut disampaikan. Salah satunya alokasi waktu untuk peserta didik.
Untuk tingkat SMA terdiri dari tes literasi selama 90 menit, tes survey 30 menit, tes numerasi 90 menit dan survey lingkungan belajar selama 30 menit.

“Kami diberikan beberapa poin penting dalam pelaksanaan AN, tentu hal ini harus dipelajari oleh seluruh sekolah,” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, perbedaan soal UN dan AKM terletak dalam 6 poin. Yaitu, format soal, komposisi, konteks, teks untuk stimulus soal, format jawaban dan administrasi pelaksanaan.

Untuk format soal UN berisikan Pilihan Ganda (PG) dan isian singkat, sementara untuk AKM, Pilihan Ganda (PG), PG Kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. Untuk komposisi UN pengetahuan 40 persen, aplikasi 40 persen, penalaran 20 persen. Sedangkan komposisi AKM pengetahuan 20 persen, aplikasi 50 persen dan penalaran 30 persen.

“Memang pelaksanaannya tidak seperti UN. Dari konteks pembuatan soalnya juga sudah berbeda sekali,” tuturnya.

Ekowati menambahkan ada 6 poin mitigasi masalah yang harus diperhatikan sekolah dalam pelaksanaan AKM. Yakni mengenai listrik padam, komputer proktor rusak, gangguan jaringan internet, peserta tidak hadir, masalah aplikasi dan bencana alam atau kejadian luar biasa.

“Makanya dibentuk tim helpdesk yang terdiri dari wilayah masing-masing, dalam power point nya juga dijelaskan jika ada kendala tersebut kita harus melakukan apa sebagai tindakan cepat,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin