Berita Bekasi Nomor Satu

Banjir Ancaman Utama

ILUSTRASI : Petugas gabungan melakukan apel kesiapsiagaan bencana di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Potensi curah hujan di Indonesia akan mencapai puncaknya pada bulan Desember dan Januari nanti. Semua elemen diminta untuk siaga bencana hidrometeorologi yang bisa saja datang tiba-tiba. Dari sederet potensi bencana pada musim penghujan, banjir menjadi ancaman utama di Kota Bekasi.

Pemerintah pusat lewat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) memperkirakan intensitas bencana akan meningkat dalam tiga bulan kedepan. Hal ini disampaikan pada pidato apel kesiapsiagaan nasional menghadapi bencana hidrometeorologi di Jakarta.

Satu bulan terakhir, sejumlah wilayah di Kota Bekasi sudah mulai dilanda banjir akibat hujan lokal, belum ditambah dengan kiriman air dari hulu Kali Bekasi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Enung Nurcholis membenarkan bahwa banjir yang terjadi dewasa ini akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur Kota Bekasi.

Selain bencana banjir yang dominan mengintai pada musim penghujan, Enung tidak memungkiri ada bencana longsor sampai angin puting beliung, namun intensitasnya tidak tinggi. Bencana longsor selama ini terjadi di turap-turap kali yang ada di Kota Bekasi.

“Yang dominan di Kota Bekasi hanya banjir, longsor ada cuma sedikit-sedikit, puting beliung juga ada,” katanya, Rabu (9/11).

Terakhir kali, banjir terjadi di delapan wilayah Kecamatan di Kota Bekasi. Kewaspadaan selanjutnya adalah banjir akibat kiriman air dari hulu Kali Bekasi, yakni Sungai Cileungsi dan Cikeas, debit air yang tinggi sering kali membuat kawasan permukiman disepanjang aliran kali tergenang.

Saat ini, ia mengatakan ada tiga titik rawan di sepanjang aliran Kali Bekasi mulai dari pertemuan dua sungai (P2C) sampai bendung Kali Bekasi. Ketiga titik ini masih dalam pengerjaan normalisasi dan peningkatan tanggul, sehingga tanggul di ketiga titik masih bolong, salah satunya di kawasan Perumahan Jaka Kencana.

“Ada tiga titik kemarin pas saya ke lokasi, Jaka Kencana salah satunya,” tambahnya.

Jika air yang datang dari hulu debitnya tinggi, dikhawatirkan tumpah ke permukiman masyarakat. Enung berharap debit air di P2C tidak sampai menyentuh 500 cm.

Untuk mengantisipasi potensi bencana, Pemerintah Kota (Pemkot) beberapa waktu lalu telah melakukan apel kesiapsiagaan di tingkat Kota. Pihaknya juga telah menempatkan petugas di tiap kecamatan, serta meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana banjir.

“Kami menempatkan aparatu di kecamatan, 7-8 orang per kecamatan,” ungkapnya.

Kerawanan bencana banjir di wilayah warga ini juga menjadi salah satu masalah yang paling banyak di inventarisir di tiap kecamatan. Hal ini disampaikan oleh Plt Walikota Bekasi beberapa waktu lalu.

“Yang teridentifikasi memang relatif lebih banyak banjir,” ungkap Tri menjelaskan masalah yang diinventarisir di tiap kecamatan. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin