Berita Bekasi Nomor Satu

Relokasi Warga Bantaran Cipamingkis Belum Ada Kepastian.

BANTARAN SUNGAI : Warga berada di rumah berdekatan dengan bantaran Sungai Cipamingkis yang mengalami pengikisan, di Kampung Cigoong, Desa Sirnajati, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (28/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tujuh bulan sudah warga yang tinggal di bantaran Sungai Cipamingkis, Kampung Cigoong, RT 03 RW 01, Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, belum juga direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Pasalnya, hingga Mei 2023, kondisi tanah tebing Sungai Cipamingkis yang berdekatan dengan pemukiman warga, kian tergerus air.

Namun, hingga saat ini harapan warga untuk direlokasi sesuai rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, belum juga terealisasi. Hal itu terkendala karena merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dalam penanganan wilayah bantaran Sungai Cipamingkis.

Salah satu warga Kampung Cigoong, Anang, mengatakan bahwa pengikisan tanah ini terjadi sejak beberapa tahun silam, ketika debit air Sungai Cipamingkis meningkat. Dan relokasi rumah-rumah warga dilakukan Pemkab Bekasi, terakhir kali pada tahun 2017 silam.

“Awal mula 2015, dan 2017 di relokasi lima rumah melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu),” bebernya, Minggu (28/5).

Kata Anang, meski sudah beberapa kali Pemkab Bekasi bersama BBWS Citarum meninjau lokasi longsor dan melakukan rapat koordinasi, namun hingga saat ini, belum ada penanganan sementara maupun permanen, sesuai harapan masyarakat sekitar.

Terbaru, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan), Nur Chaidir, yang meninjau lokasi longsornya tebing Sungai Cipamingkis pada Rabu (24/5) mengungkapkan, baru akan membuat kajian untuk mengidentifikasi masuk tidaknya rumah warga kedalam kategori bencana alam. Dan belum terdapat rencana jangka panjang untuk melakukan relokasi.

“Kami melihat kondisi rumah ada yang terdampak langsung maupun tidak langsung. Lalu akan dipilah-pilih nantinya seperti apa. Pemkab Bekasi dalam hal ini mencoba membuat kajian untuk penanganan yang pas, untuk melihat masuk atau tidaknya kondisi terkikisnya rumah warga di Desa Sirnajati dalam kategori bencana atau tidak,” ucap Chaidir

Lanjutnya, Pemkab Bekasi akan terus berupaya agar warga yang terdampak untuk segera direlokasi ke tempat lebih aman.

“Kami terus berupaya agar warga yang terkena dampak bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman, makanya turun langsung melihat lokasi longsor di Desa Sirnajati. Seba jika tidak ditangani longsornya, akan terus menggerus tanah warga, dan otomatis akan berdampak ke bangunan-bangunan warga yang diatasnya,” beber Chaidir.

Dia mengakui, kondisi longsor kian menggerus pemukiman warga, dan sangat mengkhawatirkan, karena longsor-longsor susulan masih kerap terjadi pada beberapa titik bantaran Sungai Cipamingkis.

“Kondisi longsor di Kampung Cigoong ini kian mengkhawatirkan, sebab dalam waktu satu bulan sudah beberapa kali terjadi. Saya melihat memang longsornya cukup parah. Tinggi tebingnya juga lumayan, sekitar 15 sampai 20 meter, makanya cukup riskan. Kondisi tanahnya pun pasir dan berbatu, jadi mudah tergerus air,” terang Cahaidir.

Meski pihaknya sudah meninjau lokasi, namun rencana terdekat yang akan dilakukan Pemkab Bekasi, yakni bersurat ke BBWS Citarum dan memberikan perkembangan informasi terbaru.

“Sungai Cipamingkis ini kewenangannya BBWS Citarum. Kami dari Pemkab Bekasi akan coba berkoordinasi untuk menyampaikan informasi kondisi di lapangan. Mudah-mudahan dengan menyampaikan informasi ini, ada tindak lanjut dari BBWS Citarum,” harap Chaidir. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin