Berita Bekasi Nomor Satu

Universitas Islam Jakarta Gelar Webinar Kiat-kiat Belajar dan Memilih Perguruan Tinggi

Universitas Islam Jakarta (UID) menggelar webinar Kiat-kiat Belajar dan Memilih Perguruan Tinggi. ISTIMEWA
Universitas Islam Jakarta (UID) menggelar webinar Kiat-kiat Belajar dan Memilih Perguruan Tinggi. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Universitas Islam Jakarta (UID) menggelar webinar Kiat-kiat Belajar dan Memilih Perguruan Tinggi agar lulusan SMA/K maupun Madrasah Aliyah (MA) dapat menentukan pilihan yang tepat dalam memilih perguruan tinggi maupun program studi yang sesuai.

Rektor Universitas Islam Jakarta Raihan mengatakan, webinar ini  untuk memberikan pencerahan bagi calon mahasiswa maupun yang masih belajar di SMA/K, MA. “Dengan memperoleh gambaran dari praktisi maupun yang berkompeten di perguruan tinggi, nantinya dapat memilih sebuah perguruan tinggi, serta bagaimana belajar yang efisien, efektif dengan kiat-kiat yang sederhana, dan telah dijalankan oleh mereka yang sukses dalam menggapai pendidikan tinggi,” papar  Raihan, saat menjadi pembicara utama dalam webinar yang berlangsung Sabtu (7/8) tersebut.

Raihan mengapresiasi peserta yang jumlahnya 247 orang tersebut.  Menurutnya, peserta merupakan wajah generasi Z yang punya tantangan berat dalam belajar nantinya,

“Karena kita tahu banyak faktor-faktor untuk memilih perguruan tinggi, sebagai jembatan dalam meraih cita-cita,” ujarnya.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah III Jakarta ini mengungkapkan, bahwa hari ini masyarakat banyak disuguhi informasi luar biasa. Tidak sedikit perguruan tinggi yang memberikan janji-janji muluk serta tidak bisa dilihat secara nyata.

Oleh karena itu dalam hal memilih perguruan tinggi, perlu diketahui terlebih dahulu jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Sebagaimana data, perguruan tinggi terjadi turun naik di masa pandemi karena tidak sedikit perguruan tinggi swasta yang merger/bergabung menjadi satu.

Secara alamiah karena mahasiswanya tidak ada dan tertutup dengan sendirinya. Saat ini di Indonesia terdapat  lebih dari 4.500 perguruan tinggi dengan 25.000 program studi. Dalam perguruan tinggi ada 6 lembaga tinggi, yakni universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan komunitas.

“Kalau kita ingin mencapai cita-cita, maka hari ini tentukanlah perguruan tinggi serta memilih program studi yang baik, sesuai dengan cita-cita serta keinginan maupun kompetensi yang ada,” tukasnya.

Dosen UNJ sekaligus alumni S2 UID M Yusro dalam paparannya mengungkapkan, bahwa dalam kiat-kiat belajar dapat melihat contoh beberapa waktu lalu atlit Bulu Tangkis Indonesia dengan semangat yang tinggi mampu meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.

Demikian juga Ratna, mahasiswa kebidanan. Meskipun kedua orang tuanya tuna netra, namun bisa lulus dengan nilai cumlaude. Selain itu seperti mahasiswa UNNES bernama Reni. Meskipun dari keluarga kurang mampu, dimana ayahnya penggayuh becak dapat lulus dengan nilai cumlaude dengan IP 3,96 hingga mendapatkan beasiswa studi lanjut S2 hingga S3 di salah satu universitas di Inggris.

“Prestasi tersebut tak lepas dari semangat untuk meraih prestasi yang bisa membanggakan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” ungkap Yusro.

Menurut Yusro, dalam memilih perguruan tinggi harus memperhatikan visi dan misinya kedepan. Seperti sistem pembelajaran modern yang diterapkan UID. Tak kalah penting, memperhatikan akreditasi maupun program studinya. Selain itu, keberhasilan alumni dapat menjadi tolak ukur dalam memilih perguruan tinggi.

Dalam hal ini, Universitas Islam Jakarta memiliki alumni yang memiliki kiprah luar biasa. Tak hanya itu, calon mahasiswa mesti menentukan kampus yang strategis serta kualitas dosen seperti yang dimiliki UID.

“Karena ini sangat menentukan mutu pembelajaran di dalam kampus, kita bisa melihat di website kampus tersebut, publikasi apa saja yang sudah dibuat oleh para dosen. Ini bisa juga menjadi pertimbangan,” ujarnya.

Kemudian fasilitas-fasilitas lain termasuk biaya kuliah yang terjangkau dan beasiswa kampus. Hal ini patut dipertimbangkan oleh para calon mahasiswa baru.

“Ini semua harus diperhitungkan bagi calon mahasiswa, jika tidak diterima di perguruan tinggi negeri, maka perguruan tinggi swasta menjadi alternatif,” tegasnya.

Psikolog Sophia menegaskan, a cita-cita seorang anak akan mulai terbentuk saat usia 12 tahun. Hanya permasalahannya terkadang anak harus mengikuti keinginan orang tua dalam hal masuk kuliah.

“Karena orangtua terpengaruh oleh keberhasilan pihak lain. Jika hal tersebut terjadi maka akan muncul berbagai permasalahan di tengah perkuliahan di mana anak belum tentu betah dan nyaman menjalaninya,” ungkapnya.

Seperti permasalahan malas kuliah maupun malas mengerjakan tugas hingga cuti kuliah. Hal tersebut sangat tidak baik dalam menyelesaikan studinya. (oke/*)

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin