Berita Bekasi Nomor Satu

Belajar dan Meraih Mimpi dari Berbahasa Korea

Wenita Widyana Panggabean
Wenita Widyana Panggabean

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wenita Widyana Panggabean, mahasiswa Universitas Satya Negara Indonesia Bekasi ini gemar mempelajari bahasa Korea. Ketertarikannya belajar bahasa asing ini berawal pada 2021 ketika melihat tayangan boy band Super Junior.

Terlebih dari bentuk huruf dan pengucapan yang unik, terdapat alunan atau intonasi pengucapan setiap kata. Saat SMA, Sean-begitu ia disapa- semakin rajin memperdalam akan kefasihan berbahasa Korea.

Bukan tanpa alasan mengapa ia lebih menyukai bahasa Korea dibanding bahasa lainnya. Sebab dirasa gurunya saat itu terlalu monoton pada metode pembelajaran sehingga ia tidak minat terhadap pelajaran Bahasa Inggris.

Meski sempat dilarang oleh orang tua karena dirasa khawatir terlalu candu, fanatik, dan akan menurunkan semangat belajar di sekolah. Namun Sean selalu mampu menunjukkan prestasi dengan ranking lima teratas di kelas saat duduk di bangku SMA. Pembuktian adalah cara terbaik pada sesuatu hal yang tabu.

“Nilai pelajaran sekolah baik, bukan tidak boleh nonton korea. Akan tetapi lebih menjaga kesehatan aja. Kan saya bisa nonton dan memperdalam (bahasa korea) sampai jam dua pagi,” kata perempuan berusia 21 tahun ini.

Berkat keahliannya saat ini rasa simpati dan empatinya terhadap lingkungan lebih meningkat drastis. Terbukti sejak 2016 Sean sudah mampu memberikan sedikit ilmunya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya tanpa menerima imbalan sedikitpun. “Seneng aja sih saling belajar dan berbagi ilmu, apalagi berbagi tentang minat dan kesukaan kita,” ujar Sean.

Ia mengungkapkan, siapapun yang minat belajar akan dengan senang hati berbagi ilmu dan pengalamannya. Sean pula membimbing dengan membuat Whatsapp grup serta pertemuan virtual jika kondisi masih belum memungkinkan untuk bertemu secara langsung ruang dan waktu. Target sebulan pertama peserta diharapkan mampu mengucapkan lafal dari beberapa kata secara baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku secara umum.

Mimpi terbesarnya adalah menginjakkan kaki di Korsel. Karena ia sangat berkeinginan atas kerja kerasnya membawa segala mimpi serta cita di masa mendatang. Tekadnya mempelajari bahasa asing tidak akan menghilangkan atau melupakan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah asal kampungnya.

“Biar bagaimanapun saya masih fasih berbahasa daerah (medan), saya paham benar akan tanah kelahiran,” pungkasnya. (mg2)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin