Berita Bekasi Nomor Satu

SMAN 6 Kota Bekasi Tingkatkan Kedisplinan Siswa Jaga Lingkungan Sekolah

ILUSTRASI: Guru SMAN 6 Kota Bekasi menilai kelas terbersih pada HUT ke-77 RI,  Selasa (30/8) lalu. Untuk mewujudkan kedisplinan dalam lingkungan sekolah, SMAN 6 Kota Bekasi memiliki dua organisasi terkait kedisiplinan. Yaitu organisasi Polisi Siswa dan Emviro. ISTIMEWA

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Untuk mewujudkan kedisplinan dalam lingkungan sekolah, SMAN 6 Kota Bekasi memiliki dua organisasi terkait kedisiplinan. Yaitu organisasi Polisi Siswa dan Emviro.

Polisi Siswa merupakan organisasi sekolah yang bertujuan untuk merazia para siswa yang tidak menaati kedisiplian memakai pakaian atribut wajib. Sedangkan Emviro merupakan organisasi sekolah yang bertujuan untuk merazia dan memantau pelanggaran terkait lingkungan.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 6 Kota Bekasi Irma Lamsihar Siagian mengatakan, kedua organisasi tersebut dibuat untuk meningkatkan penanaman kedisiplinan pada para siswa terlebih lagi kedisiplinan terhadap menjaga lingkungan.

Sebelumnya, SMAN 6 Kota Bekasi sudah pernah mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional 2018. “Kita ingin membangun habbit kepada anak-anak untuk mencintai lingkungan sekitar, entah itu di rumah ataupun di sekolah,” ungkap Irma kepada Radar Bekasi, Jumat (2/9).

Menurutnya, adanya organisasi Emviro di SMAN 6 Kota Bekasi sangat membantu sekolah untuk menjaga lingkungan sekolah. “Emviro itu tugasnya buat razia plastik di sekolah ini, jadi sekolah ini sudah mulai menerapkan zero plastik dan Emviro bantu kita untuk memantau teman-temannya yang masih menggunakan plastik,” ujar Irma.

Selain kepada para siswa, pihak sekolah juga mengedukasikan ke kantin untuk tidak menyediakan kemasan yang menyebabkan adanya sampah plastik.

Irma mengatakan, pihaknya cukup mengalami kesulitan untuk membiasakan lagi para siswa dalam menjaga lingkungannya.

“Tantangan tersendiri ya buat kita untuk mensosialisasikan kepada anak-anak buat mulai terbiasa membawa tumblr sendiri ke sekolah, lalu membawa tempat dan alat makan sendiri dan juga kebiasaan kebersihan lainnya seperti menjaga kebersihan kelas,” ungkapnya.

Namun, Irma mengaku sekitar 80-90 persen siswa patuh terhadap peraturan kebersihan sekolah yang telah disepakati. Sekolah juga menerapkan konsekuensi untuk siswa yang tidak mengikuti peraturan yang telah dibuat.

“Misal ada kelas yang gak angkat bangkunya dan gak bersihin kelas pas pulang sekolah, itu kan ada OB (office boy,Red) yang keliling, nah itu biasanya difoto dan dilaporkan ke kita. Besoknya kelas tersebut kita kunci sehingga anak-anak tidak bisa masuk dan kita berikan nasihat kepada anak-anak tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut Irma mengatakan, pihak sekolah hanya memberikan reward kepada para siswa untuk masalah kebersihan kelas dalam momen-momen tertentu saja.

“Sebenarnya yang kita mau itu bangun habbitnya anak-anak, jangan sampai nanti para siswa cuma mau melakukan kebersihan karna ada rewardnya saja dari kita, biar nanti anak-anak juga membiasakan habbit kebersihan tersebut tidak hanya di sekolah tapi juga di lingkungan rumah,” pungkasnya. (cr1)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin