Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Naik dari Stasiun Jatimulya

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Light Rail Transit (LRT) Jabodebek akan menambah pilihan moda transportasi massal warga Bekasi dalam beraktivitas, diharapkan dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi, sehingga dapat menjawab persoalan kemacetan. Hari ini ujicoba operasional terbatas dimulai, penumpang dari Bekasi yang sukses mendaftar berangkat dari Stasiun Jatimulya, Rabu (12/7).

Pendaftaran uji coba LRT Jabodebek awal pekan ini ludes, jumlah pendaftar mencapai 24 ribu pada pukul 20:00 WIB. Jumlah pendaftar ini disebut sudah memenuhi kuota penumpang per hari selama uji coba, yakni 600 penumpang. Tarif khusus berlaku Rp1 rupiah.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan pihak-pihak terkait, termasuk perwakilan Dinas Perhubungan (Dishub) Bekasi.

“Berdasarkan kesepakatan dalam rapat, telah diputuskan mulai besok tanggal 12 sampai 15 Agustus 2023 akan dilakukan Uji Coba operasional terbatas,” kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, Selasa (11/7).

Pada aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan kata Risal, pihaknya telah mendapatkan surat permohonan pelaksanaan ujicoba yang disampaikan oleh Direktur Utama (Dirut) KAI setelah mendapatkan rekomendasi Safety Assessment dari Siemens dan konsultan pengawas proyek pembangunan LRT Jabodebek.

Selain menguji coba operasional LRT, juga dilakukan uji coba sistem pembayaran dan integrasi antarmoda di tiap stasiun yang dilewati sekaligus. Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPTJ, dan jajaran Dishub masing-masing wilayah untuk menyiapkan angkutan lanjutan.

Uji Coba terbatas ini dilakukan secara bertahap, dilaksanakan pada pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 12:30 WIB, empat perjalanan KA per hari. Pada tahap pertama, pelaksanaan uji coba mulai 12 sampai 26 Juli, diikuti oleh undangan terbatas dari kementerian atau lembaga, media, dan komunitas.

Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 27 Juli sampai 15 Agustus. Pada tahap ini masyarakat umum dapat mengikuti uji coba dengan mengisi link pendaftaran yang disediakan oleh pihak operator LRT Jabodebek.

Dalam satu hari di target maksimal 600 penumpang undangan, LRT akan melayani tiga lintas yakni Cawang Dukuh Atas, Cawang – Harjamukti, dan Cawang – Jatimulya.

Undangan hanya dapat melakukan Tap In di tiga stasiun, yakni Harjamukti, Jatimulya, dan Dukuh Atas. Namun, penumpang undangan bisa Tap Out di semua stasiun yang dilalui, transaksi dilakukan dengan Kartu Uang Elektronik (KUE) dan bank penyedia jasa layanan uang elektronik.

Ujicoba ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk merasakan pengalaman baru menggunakan LRT Jabodebek.”Untuk itu, aspek keselamatan dan keamanan perjalanan LRT Jabodebek menjadi perhatian utama kami sebelum dimulainya uji coba terbatas besok,” ungkap Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati.

Sebagaimana penjelasan teknis uji coba yang dilaksanakan mulai hari ini, penumpang undangan dari Bekasi hanya bisa berangkat dari Stasiun Jatimulya. Namun bisa turun di semua stasiun yang dilewati.

Penumpang undangan dari Bekasi diantaranya adalah Plt Walikota Bekasi, direncanakan menjajal LRT Jabodebek bersama dengan beberapa pejabat lain pada awal pekan depan. Total ada lima stasiun di Bekasi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengklaim telah maksimal menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung operasional LRT, termasuk kendaraan pengumpan atau Feeder. Bus Transpatriot dan 300 Angkutan Kota (Angkot) telah dipersiapkan dalam integrasi antarmoda.

“Untuk Feeder kita persiapkan bus Transpatriot dan angkutan kota yang terdekat. Angkutan kota pun dengan catatan yang laik jalan dan tertib administrasinya,” terang Kabid Angkutan dan Terminal Dishub Kota Bekasi, Ade Rahmat.

Untuk memastikan Angkot laik jalan dan tertib administrasi, Pemkot bersama dengan Organda memiliki waktu satu bulan sampai LRT efektif beroperasi sesuai target pada 18 Agustus mendatang.

Sementara untuk Bus Transpatriot, sementara ini ada sembilan armada yang siap untuk melayani penumpang di stasiun Jatimulya dan Bekasi Barat. Bus ini akan melaju dengan rute Terminal Bekasi, Jalan HM Djoyomartono, Stasiun LRT Jatimulya, Stasiun LRT Bekasi Barat, Jalan Jenderal Sudirman, hingga ke Harapan Indah (HI).

Selama operasional LRT, Dishub akan melihat dampak kepadatan lalu lintas di sekitar stasiun. Hasilnya akan dievaluasi oleh Dishub Kota Bekasi.

Namun demikian, Ade meyakini operasional LRT akan berhasil menekan penggunaan kendaraan pribadi, hingga mengatasi kemacetan. Dari hasil kajian jumlah penumpang, paling besar diprediksi di Stasiun Bekasi Barat, disusul Stasiun Jatimulya.

“Untuk ujicoba hanya di Jatimulya naiknya semua, untuk memudahkan koordinasi dan lain sebagainya. Jadi Uji Coba di Jatimulya langsung menuju Dukuh Atas,” tambahnya.

Terpisah, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno mengingatkan keberhasilan operasional LRT Jabodebek sangat ditentukan tersedianya angkutan Feeder. Aksesibilitas 310 kawasan permukiman dan komersial di sekitar stasiun wajib dipenuhi, ditambah jaminan keselamatan bagi pengguna.

Tidak hanya kelancaran dan kenyamanan perjalanan, harus diperhitungkan dengan cermat jika terjadi kecelakaan. Jaminan keselamatan bagi para pengguna perlu diberikan mengingat pernah terjadi kecelakaan pada saat uji coba beberapa waktu lalu.

Sementara itu, kerusakan mesin menyebabkan penumpang panik pada saat LRT Sumatera Selatan dioperasikan pada 2018 silam.

“Pasalnya, posisi jaringan melayang, maka jaminan keselamatan pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan dan pengguna mendapatkan informasi yang lengkap bagaimana mengantisipasinya,” terangnya.

Informasi tersebut dapat disediakan dalam bentuk tayangan video maupun tulisan, didalam ruang stasiun maupun di dalam kereta.

Mengutip Studi Standarisasi Fasilitas Integrasi dalam proses atau perpindahan antar moda pada simpul transportasi 2022, aspek keselamatan integrasi antar moda meliputi keselamatan lalu lintas dan keselamatan umum. Keselamatan lalu lintas meliputi jalur pejalan kaki, penataan jalur pejalan kaki yang lebar, nyaman, dan inklusif dengan lebar minimal 1,5 meter.

Jalur penyeberangan berupa Zebra Cross, jembatan penyeberangan orang, atau Underpass. Pagar pengaman pada jalur pejalan kaki bersebelahan dengan jalur kendaraan dengan tinggi minimum 0,9 meter.

Perkerasan jalur pejalan kaki dengan material yang tidak licin. Rambu keselamatan pada jalur penyeberangan kedua sisi jalan. Marka jalan, berupa jalur penyeberangan.

Sementara keselamatan umum, berupa proteksi kebakaran, penyediaan APAR yang terpisah dengan jalur utama.”Lampu penerangan sepanjang rute perpindahan moda. Pos pemeriksaan, disediakan di titik tertentu dan tersedia petugas kesehatan dan alat kesehatan,” tambahnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin