Berita Bekasi Nomor Satu

Mata Perih, Hawa Panas Menyiksa

Kondisi Masyarakat Pasca Kebakaran di TPST Bantargebang

DISELIMUTI ASAP : Warga melintas menggunakan masker di Jalan kampung dekat TPST Bantargebang yang terbakar, Minggu (29/10), Kemarin. Warga di sekitaran Bantargebang mengalami sakit mata usai peristiwa kebakaran kemarin. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat mulai merasakan dampak buruk atas kebakaran yang melanda TPST Bantargebang, belum lama ini. Khususnya warga yang tinggal berdekatan dengan titik api, mereka mengeluhkan rasa perih pada mata mereka. Aktivitas masyarakat juga terganggu dengan asap hitam pekat masih mengepul di lingkungan mereka.

Salah seorang warga, Satinah mengatakan, saat ini dia dan keluarganya merasa terganggu dengan hawa panas serta asap hitam yang masih menyelimuti.

“Asapnya seperti malam, jadi takut saya, perih semua,” katanya, Senin (30/10).

Kemarin, Satinah dan keluarga telah diperiksa kesehatannya oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) dari Puskesmas. Keluhan Satinah adalah rasa perih di mata.

Dampak dari asap hitam pekat yang mengepul di lingkungan tempat tinggal warga sebelumnya telah diantisipasi oleh Pemerintah Kelurahan Ciketingudik. Pada hari kejadian, pihak kelurahan bersama dengan puskesmas telah berkeliling di lingkungan warga, serta mensiagakan ambulance untuk berjaga-jaga, Minggu (29/10).

Pada saat api masih menyala, serta asap mengepul di lingkungan warga, kantor kelurahan Ciketingudik telah dipersiapkan untuk mengevakuasi warga. Beruntung, api berhasil dijinakkan sore hari.

Lurah Ciketingudik, Usep Sudarma Wijaya mengatakan pihaknya telah mendengar keluhan warga. Sebab itu, kemarin ia bersama dengan tenaga kesehatan dari puskesmas mendatangi lingkungan tempat tinggal warga untuk memeriksa kesehatan dan memberi obat.

Usep menuturkan, warganya yang tinggal di lingkungan RW 05 sangat antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan pagi hingga siang kemarin. Jika warga masih merasakan keluhan lain, ia meminta warganya datang langsung ke UPTD Puskesmas Ciketingudik.

“Adapun nanti memang masih ada keluhan, saya suruh datang langsung ke Puskesmas, nanti saya bantu di Puskesmas,” tambahnya.

Musim kemarau tahun ini nampaknya sangat rawan kebakaran, baik alang-alang maupun tempat pembuangan sampah. Diketahui, disekitar TPST Bantargebang ada dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yakni TPA Sumu Batu milik Kota Bekasi, dan TPA Burangkeng milik Kabupaten Bekasi.

Pemerintah Kota (Pemkot) mewanti-wanti agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain, khususnya pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bekasi.

“Apalagi musim kemarau ini cukup panjang. Kita tentunya pejabat atan OPD yang diberikan tugas betul-betul antisipasi,” ungkap Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi, Junaedi.

Jika terjadi kebakaran di TPA kata dia, Kita Bekasi akan sulit membuang sampah dari lingkungan warga. Pasalnya, ketersediaan lahan di wilayah Kota Bekasi sudah sangat minim.

“Karena kalau kita sudah kebakaran, kita susah untuk melakukan pembuangan. Kenapa?, Kita lahan-lahan juga sempit seperti itu,” tambahnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin