Berita Bekasi Nomor Satu

IKN jadi Titik Panas Debat Cawapres  

RADARBEKASI.ID, BEKASI  – Ada banyak subtema dalam tema ekonomi di debat calon wakil presiden di gedung KPU, Jakarta, tadi malam. Tapi, Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi titik panas perdebatan ketiga kandidat.

Berawal dari pertanyaan Mahfud MD, cawapres nomor urut 3, kepada Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2. Mahfud menanyakan pembiayaan IKN yang disebut Gibran hanya 20 persen dari APBN. 

”Sejauh yang kita baca, sampai sekarang belum ada investor. Coba kalau ada sebutkan misalnya 2 atau 1 investor,” kata Mahfud.

Menanggapi pertanyaan itu, Gibran meminta Mahfud untuk gugling. ”Sudah banyak yang masuk. Mayapada, Agung Sedayu dan nanti akan tambah,” kata anak sulung Presiden Joko Widodo yang jadi pendamping capres Prabowo Subianto itu.

Tapi, di kesempatan sebelum merespons pernyataan Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 1, tentang rencana membangun 40 kota setara Jakarta, Mahfud membantah klaim Gibran tersebut. 

”Ini IKN saja sudah puluhan tahun baru dilaksanakan. Itu pun yang investasi baru dalam bentuk janji,” kata pendamping capres Ganjar Pranowo itu.

Sebelumnya, Gibran juga menyindir Muhaimin yang disebutnya ikut potong tumpeng di IKN tapi sekarang tak mendukung kelanjutannya.

”Gus Muhaimin mau membangun 40 kota setara Jakarta, tapi IKN malah tak didukung. Tapi, ya monggolah,” ujar Gibran.

Tentang pernyataannya terkait rencana membangun 40 kota setara Jakarta, Muhaimin berargumen, itu bentuk upaya pemerataan pembangunan.

BACA JUGA: Debat Cawapres Bakal Pakai Podium, Begini Format Debatnya

Menurutnya, IKN bisa menghambat pemerataan karena akan menyerap anggaran hanya pada satu titik.

”Kami memiliki satu tekad bahwa di dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta,” kata pendamping capres Anies Baswedan tersebut.

Dalam pernyataan pembuka, Gibran mengatakan, Indonesia merupakan negara besar. Karena itu, harus mampu keluar dari middle income trap. Kuncinya adalah harus mampu menaikkan nilai tambah di dalam dan luar negeri. 

”Di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilient di rata-rata lima persen,” tuturnya.

Hilirisasi juga jadi titik sentral perhatian Gibran, dia meyakini Indonesia akan menjadi raja energi hijau dunia dengan terus mengembangkan biodiesel, bioavtur, dan bioetanol. Dia juga berjanji mengenjot hilirirasi digital.

Sedangkan Mahfud menekankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Target itu sudah dia sampaikan kepada para ahli dan mereka menjawab bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen.

Namun, kata dia, yang menjadi masalah adalah banyaknya korupsi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi, yaitu sektor konsumsi belanja pemerintah, ekspor-impor dan investasi.

”Kita injak bumi, ada korupsi pertambangan, ada korupsi ke lautan, dan di udara ada korupsi pesawat terbang,” paparnya.

Sementara itu, Muhaimin mengatakan, pihaknya ingin menghadirkan keadilan dan kemakmuran rakyat. Dia dan Anies memiliki peluang untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan. Salah satunya dengan aksi slepet kepada hal-hal yang tidak benar.

”Keadaan yang tidak adil ini harus kita slepet,” ucapnya. 

Dalam pernyataan penutupnya, Muhaimin menggarisbawahi pentingnya menyelepet pembuat aturan yang merangkap pemain bisnis. 

”Dengan slepetnomics, kita pastikan pembangunan ekonomi Indonesia dikerjakan pakai hati, pakai otak,” katanya.

Sedangkan Gibran menyoroti bonus demografi Indonesia. Menurutnya, itu kesempatan emas untuk meningkatkan produktivitas nasional. 

”Peluang untuk menuju Indonesia Emas makin terbuka lebar,” katanya.

Adapun Mahfud dalam pernyataan penutup menyebut dia dan Ganjar menyiapkan 21 program unggulan senilai Rp2.500 triliun selama lima tahun. Di antaranya membuka 17 juta lapangan kerja. Juga, 10 juta hunian dan punya rumah semudah punya motor. Serta satu keluarga miskin satu sarjana.

”Segala kebijakan pemerintah harus mengutamakan kemakmuran dan kesetaraan rakyat,” katanya.

Dalam sesi saling bertanya antar-cawapres, Gibran mengulang trik Jokowi yang bertanya tentang kepanjangan TPID (tim pengendalian inflasi daerah) pada Prabowo. Kepada Muhaimin, Gibran bertanya tentang istilah peringkat SGIE (State of the Global Islamic Economy) dan regulasi tentang CCS (carbon capture storage). 

Seperti Prabowo pada debat Pilpres 2019, kedua pernyataan tersebut sulit dijawab Muhaimin maupun Mahfud MD. (lum/ttg/noe)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin