Berita Bekasi Nomor Satu

Husnul Khotimah, Mahasiswa Ubhara Jaya Target Lulus 3,5 Tahun

FC
TERSENYUM: Mahasiswa Fikom Ubhara Jaya Husnul Khotimah nampak tersenyum. Istimewa
FC
TERSENYUM: Mahasiswa Fikom Ubhara Jaya Husnul Khotimah nampak tersenyum. Istimewa

Radarbekasi.id – Gadis bernama lengkap Husnul Khotimah ini merupakan mahasiswa program studi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya). Meskipun baru menempuh kuliah di semester VI, dirinya sudah mulai menyusun skripsi.

Kemampuannya menyusun tugas akhir lebih awal, semuanya berkat niat dan semangatnya yang telah dibangun sejak awal masuk ke perguruan tinggi swasta di Kota Bekasi tersebut.

“Aku punya planning bisa lulus 3,5 tahun. Dan alhamdulillah dengan niat yang aku punya, di tahun ini bisa menyusun skripsi,” ungkap Husnul-begitu akrab disapa.

Masa pandemi virus Corona (Covid-19) membuatnya harus menyusun skripsi dengan sistem daring atau tanpa tatap muka dengan dosen pembimbing. Hal ini menjadi tantangan sekaligus pengalaman yang mungkin tak terlupakan bagi anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Husnul bukanlah mahasiswa yang sehari-harinya hanya sibuk dengan urusan kuliah. Ia juga mesti bekerja agar dapat mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan pribadi, termasuk bayaran kuliah serta membantu perekonomian keluarga.

Oleh karena itu, dirinya mesti pintar membagi waktu aktifitas yang sama-sama penting tersebut. Menyusun skripsi daring baginya ada hal positif dan negatif.

“Dari sisi negatifnya aku harus terburu-buru untuk menyelesaikan bab per babnya, tapi positifnya aku bisa melakukan bimbingan kapanpun dan dimanapun tidak mengenal waktu,” tuturnya.

Husnul mengaku tak puas dengan proses menyusun skripsi daring. Selain tak bisa tatap muka dengan dosen pembimbing, dirinya juga tak bisa merasakan skripsi yang dicoret-coret mesti direvisi seperti temannya yang pernah merasakan terlebih dahulu.

Skripsi daring juga cukup menguras pikirannya. Selain revisi skripsi yang sulit dipahami, dirinya juga kerap dibuat kesal dengan jaringan internet yang tak stabil.

Proses penyusunan skripsi yang dianggap oleh Husnul kurang maksimal ini dikhawatirkan berdampak pada keinginnya untuk bisa lulus kuliah dalam waktu lebih cepat sesuai dengan keinginannya.

“Yang sekarang ini aku khawatirkan terhambatnya penyusunan skripsi dengan cepat. Karena balik lagi ketarget aku yang ingin menuntaskan perkuliahan 3,5 tahun,” ujarnya.

Rasa jenuh, bosan dan lapar kerap kali melandanya saat menyusun skripsi. Mi instan sebagai makanan favoritnya menjadi penolongnya saat perutnya lapar. Dalam per hari, dirinya bisa menghabiskan 2-3 bungkus mi.

“Jadi skipsi ku sampai saat ini aman berkat mi instan, yang aku makan hampir setiap hari,”

Husnul berharap, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Dengan demikian, dirinya bisa menjalani penyusunan skripsi dengan kondisi normal tanpa menggunakan media apapun sebagai perantara.

“Yang sekarang ini aku harapkan bisa merasakan bimbingan normal seperti mahasiswa pada umumnya. Ini adalah momen yang sebenarnya aku tunggu-tunggu, coretan kertas dimana-mana dan rasa deg-degan ketika bertemu dospem aku juga ingin rasakan sekarang,” pungkasnya. (dew)


Respon (1)

Komentar ditutup.

Solverwp- WordPress Theme and Plugin