Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Baru 36 Persen Menuju Herd Immunity

Illustrasi : Sejumlah penumpang KRL menggunakan masker memenuhi area parkir Stasiun Bekasi, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi masih harus menyelesaikan vaksinasi kepada 1,2 juta penduduk yang belum mendapat suntikan vaksin dosis pertama. Hingga saat ini catatan vaksinasi baru menyasar 36,57 persen dari total sasaran. Akhir pekan kemarin, Pemkot Bekasi menyelesaikan 362 ribu dosis vaksin pfizer kepada masyarakat umum siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Awal pekan lalu, capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Bekasi baru 31,56 persen, serta dosis kedua 16,82 persen. Sabtu (28/8) kemarin capaian vaksin menunjukkan pergerakan terus meningkat, dosis pertama bertambah menjadi 36,57 persen, sedangkan dosis kedua sebesar 19,39 persen.

Grafik capaian vaksin hari ini akan kembali terlihat setelah ditambah dengan jumlah sasaran yang divaksin pada hari terakhir vaksinasi serentak di 12 kecamatan di Kota Bekasi. Vaksinasi serentak di 280 titik sedianya dilaksanakan selama dua hari, 27 dan 28 Agustus, namun pelaksanaannya diputuskan untuk diperpanjang hingga 29 Agustus 2021 kemarin.

“Sebenarnya (tanggal) 27 dan 28, tapi saya extend (perpanjang) satu hari, kita harus menghabiskan 362 ribu (dosis vaksin) pfizer,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi saat mengunjungi vaksinasi di lingkungan SMA Negeri 5, Kota Bekasi akhir pekan kemarin.

Total vaksin yang telah diterima oleh Kota Bekasi hingga saat ini hampir 1,3 juta dosis dari beberapa jenis vaksin. Jumlah yang didapat oleh Pemerintah Kota Bekasi saat ini disebut yang terbanyak di antara kota dan kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Vaksinasi dilakukan untuk memulihkan seluruh aspek kehidupan masyarakat di wilayahnya, beberapa diantaranya untuk bisa kembali memulai pembelajaran tatap muka, serta menghidupkan ekonomi di wilayahnya seperti kondisi normal.

Kemarin, catatan total kasus sembuh di Kota Bekasi kembali menunjukkan peningkatan menjadi 98,02 persen, grafik sebaliknya terjadi pada angka kematian dan kasus aktif, menurun menjadi 1,32 persen dan 0,66 persen. Ia mengaku tidak lagi fokus pada cluster level pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), melainkan pada pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Artinya kalau kita lihat di 7.135 RT, itu hanya 4 persen (zona kuning). Di hamparan Kota Bekasi 21 ribu hektar ini, titik-titik kuningnya itu hanya tinggal empat persen,” tukasnya.

Rahmat sebelumnya mengaku ada perbandingan jauh antara capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua, kendala ini dialami lantaran menunggu distribusi vaksin. Dengan kondisi ini, akan terjadi keterlambatan suntikan vaksin kedua kepada sebagian sasaran vaksin.

Antusiasme vaksinasi masih nampak pada pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari kemarin. Pantauan Radar Bekasi di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, sasaran vaksin yang tiba diminta untuk menunggu giliran di halaman kecamatan, di ruang terbuka.

Sejak pukul 08:00 WIB peserta vaksinasi sudah nampak berada di halaman kantor kecamatan, mereka menunggu namanya dipanggil di kursi yang telah disediakan di halaman kantor.

Diketahui, pada pertengahan Juli lalu Presiden Joko Widodo meminta kepada pemerintah daerah untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Persediaan dosis vaksin yang diterima oleh pemerintah daerah diminta untuk segera diberikan kepada masyarakat untuk mendapatkan suntikan pertama, suntikan dosis kedua kepada sasaran vaksin yang telah menerima dosis pertama tidak harus sama persis dengan jadwal untuk menerima dosis kedua.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja dilakukan. Namun demikian, dosis pertama yang telah disuntikan harus segera disusul oleh suntikan dosis kedua.

“Itu sudah baik, daripada tidak sama sekali, tapi harus segera disusul dengan suntikan yang kedua,” katanya.

Imun atau antibodi yang dihasilkan oleh vaksin di dalam tubuh bertahan enam hingga delapan bulan, walaupun sampai saat ini belum ada studi yang cukup luas tentang berapa lama imun yang dihasilkan oleh vaksin ini efektif di dalam tubuh.

Tiap vaksin telah memiliki ketentuan berapa lama jeda suntikan dosis pertama dan kedua, jedanya berkisar dua hingga empat minggu, dan sembilan hingga 12 minggu. Ia mengingatkan bahwa vaksinasi harus dipercepat untuk segera mencapai herd immunity.

“Vaksinasi itu harus dipercepat penyelesaiannya, karena kita harus sesegera mungkin mendapatkan herd immunity,” tukasnya. (mif/Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin