Berita Bekasi Nomor Satu

Bantargebang Membara, Warga Panik

KEPULAN ASAP : Gambar udara kepulan asap menyelimuti kawasan TPST Bantagebang Kota Bekasi, Minggu (29/10). Belasan mobil damkar dikerahkan untuk memadamkan api yang melalap TPST Bantargebang. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Bantargebang panik bersiap mengungsi setelah kebakaran melanda Zona II Tempat Pembuangan Akhir milik Pemprov DKI Jakarta tak kunjum padam. Hingga tadi malam, sekitar pukul 19:00 WIB, petugas pemdam kebakaran masih melakukan pendinginan di lokasi kebakaran.

Kepanikan terjadi sekira pukul 14:45 WIB, saat warga melihat asap tebal mengepul dari Zona II. Terlebih, ketika mendapati antrean truk sampah yang mengular di Jalan Pangkalan V, Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, karena tertutupnya akses masuk TPST.

Salah seorang warga, Namat (64) mengaku panik pada saat api berkobar menjurus ke permukiman warga. Kondisi itu membuatnya panik dan segera meminta keluarganya untuk mengemas barang-barang dari rumah untuk mengungsi, jika api benar-benar melalap permukiman warga.

“Warga yang lain juga udah sempat keluar, semua ini (rumah) kosong tadi sampe gubuk (tidak jauh dari rumahnya) udah ada yang mau kebakar gara-gara dari sana plastik terbang mungkin masih nyala, untung cepat dimatikan sama orangnya,” katanya, Minggu (29/10).

Rumah Namat yang berada di RT 01/05 tepat berbatasan dengan TPST, asap di lingkungan rumahnya siang kemarin hitam pekat. Sekira pukul 17:00 WIB kobaran api sudah tidak terlihat, hanya saya kepulan asap masih keluar dari dalam tumpukan sampah, akses pintu masuk TPST untuk turun sampah juga kembali dibuka.

Api diperkirakan muncul dari bagian dalam hubungan sampah, api diduga muncul dari material yang dapat menghantarkan panas dari dalam tumpukan sampah.

Petugas berjibaku memadamkan api, baik dari atas maupun dari bawah gunung sampah. Setidaknya, ada 21 mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi, 15 diantaranya dari pemadan kebakaran DKI Jakarta, 4 dari Kota Bekasi, dan 2 unit dari UPST.

Selain itu, empat mobil tangki air juga dikerahkan di lokasi. Alat berat dikerahkan ke untuk mengurai tumpukan sampah, guna mengantisipasi sumber di dalamnya. Api berhasil dijinakkan dalam waktu 3 jam.

“Sekitar dua jam cukup kita lakukan pendinginan, karena sudah tidak ada titik api lagi. Beckhoe digunakan untuk mengurai, takutnya ada sumber api di dalam, lalu kita siram,” kata Danru A Pleton 8, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi, Heri Buchori di lokasi.

Pemerintah kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang sampai malam kemarin mengantisipasi dampak kesehatan warga akibat asap tebal pada saat api mengamuk. Selain membagikan masker, pihak kelurahan bekerjasama dengan Puskesmas setempat untuk berjaga di lingkungan warga baik petugas maupun mobil ambulance.

“Saya sudah koordinasi dengan Puskesmas untuk standby takut warga ada yang terkena dampak dari asap ini,” kata Lurah Ciketingudik, Usep Sudarma Wijaya.

Wilayah paling terdampak adalah RW 05, dimana lokasi lingkungan tersebut paling dengar dengan titik api. Menjelang malam, warga dipastikan sudah berada di rumah masing-masing.

“Makanya saya monitor sampai malam khawatir karena dampaknya tidak langsung, takutnya malam ada yang batuk atau apa,” tambahnya.

Area kebakaran merupakan zona pembuangan yang sudah tidak aktif. Untuk menjaga kebakaran tidak kembali terjadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan bahwa pihaknya akan berpatroli setiap jam, serta menyiram tumpukan sampah yang kering di zona pembuangan.

Selain itu, Asep juga meminta kepada seluruh pengawas untuk menegur pemulung maupun sulit truk yang kedapatan merokok di area TPST.

“Kami juga berusaha mencapture gas metan dari dalam zona, kami juga terus menata zona ini agar aman dari ketinggiannya dan menutupi zona ini dengan tanah atau membran,” ungkapnya. Api membakar 3 dari total area zona dua seluas 22,5 hektar. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini

Pada musim kemarau panjang seperti sekarang, tumpukan berbagai jenis sampah, terutama plastik sangat mudah terbakar. Kebakaran menjadi salah satu resiko gunung-gunung sampah, hal serupa terjadi di berbagai daerah.

“Kasus ini terjadi di mana-mana, belakangan banyak TPA sampah terbakar. Apalagi TPA Open Dumping, resiko terbakarnya sangat besar. Sekarang ini Indonesia sedang mengalami musim TPA sampah terbakar,” kata Ketua Koalisi Persampahan Indonesia (KPNas), Bagong Suyoto.

Salah satu faktor penyebab terjadinya kebakaran pada saat panas terik kata dia, adanya desakan gas metana. “Bisa juga karena panas terik sekali, dan mungkin adanya desakan gas metana dan gas-gas sampah yang mudah meledak,” tambahnya.

Untuk mencegah terjadinya kebakaran di tumpukan sampah ini menurutnya, tumpukan sampah harus di Cover Soil menggunakan tanah merah. Selain itu, sampah harus dioleh secara masif untuk mengurangi tingkat kebakaran. Tanggal darurat di tempat pembuangan akhir harus diterapkan setiap saat pada saat musim kemarau panjang. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin