Berita Bekasi Nomor Satu

Analisis Politik Bekasi: Konflik dan Koalisi Tantangan Berat bagi PPP di Pemilu 2024  

Pengamat politik Bekasi, Roy Kamarullah 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Nasib Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih terombang-ambing dalam upayanya mencapai Senayan pada Pemilu 2024.

Saat ini, perolehan suaranya belum mencapai ambang batas parlemen sebesar 4 persen, berada pada 3,99 persen dengan jumlah suara 3.034.177, menurut data ‘Real Count’ dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, menilai bahwa seringnya konflik internal di PPP turut menyebabkan penurunan elektabilitas.

Roy juga menilai bahwa keputusan PPP dalam mendukung calon Presiden dan Wakil Presiden atau rekan koalisi pada Pemilu 2024 berdampak signifikan pada perolehan suara.

“PPP ini termasuk partai legendaris, selain PDIP dan Golkar. Salah satu hal yang banyak membuat PPP itu semakin merosot elektabilitasnya. Sering terjadi konflik di internal partai. Dari tahun ke tahun, di tingkat pusat itu selalu ada konflik,” ujar Roy Kamarullah, kepada Radar Bekasi, Selasa (5/3/2024).

Otomatis, kata Roy, dengan adanya konflik yang terus terjadi di internal partai ini membuat para pengurus tidak fokus menjalankan fungsinya, terutama yang terpilih sebagai anggota DPR RI. Hal ini membuat konstituen yang sebelumnya mendukung PPP merasa ditelantarkan mengingat wakil rakyatnya itu disibukan oleh konflik di internal partai.

Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan konstituen PPP memutuskan untuk mengalihkan dukungannya ke partai lain.

“Jadi pengurus hanya sibuk mengurusi pengurus. Bukan mengurusi konstituen, jadi hasilnya kaya gini. Ini ngeri-ngeri sedap,” ungkapnya.

BACA JUGA: Update Real Count KPU: Suara Sementara PSI Tembus 2 Juta, PPP Lewati Ambang Batas Parlemen

Selain itu, Roy menilai, kesalahan dalam menunjuk rekan koalisi saat mengarungi pertarungan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi salah satu faktor yang menyebabkan PPP kesulitan menembus ambang batas parlemen 4 persen.

Diketahui, PPP menjalin koalisi bersama Perindo, Hanura, serta PDI Perjuangan, untuk mengusung Paslon 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, pada Pilpres 2024 ini.

“Saya melihatnya ini efek dari Pilpres, karena memang PPP ini ruh perjuangannya sangat tidak sama dengan Calon Presiden nomor urut 3. Ini sangat tidak sama platform dan visi-misinya, antara Capres nomor 3 dan PPP itu sendiri. Tapi di Pilpres 2024 ini memilih berkoalisi dengan Capres nomor urut 3. Ini akhirnya membuat PPP berat untuk mengais suara 4 persen,” ucapnya.

Kondisi yang dialami oleh partai berlambang kabah ini pastinya akan menimbulkan rasa pesimis dari para pengurus, kader, maupun simpatisannya.

Pasalnya, untuk menembus ambang batas parlemen harus mengantongi suara 4 persen. Sedangkan sampai sekarang, partai yang dinahkodai oleh Muhammad Mardiono ini hasil perolehan suaranya masih berkutik di angka 3.034.177 atau 3,99 persen. Artinya, perolehan suara PPP masih di bawah 4 persen.

“Penghitungan sementara atau pleno KPU sudah semakin dekat (selesai), tapi capaian 4 persen itu belum juga dapat diraih. Itu menandakan pesimistis, bahwa perolehan suara PPP ini apakah bisa sampai 4 persen,” tuturnya.

BACA JUGA: Jokowi Lantik Politisi PPP Arsul Sani yang Anggota Komisi 3 DPR Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi

Trah partai politik yang dilahirkan sejak Orde Baru 1973 ini sempat menjadi partai yang diperhitungkan di Bekasi. Kejayaan itu terjadi ketika Bekasi belum terjadi pemekaran. Namun setelah terjadi pemekaran menjadi kabupaten dan kota, dominasi PPP pun hilang, terutama di Kabupaten Bekasi. Perolehan kursi wakil rakyat PPP setiap Pemilu hanya stagnan di angka satu sampai tiga.

Bahkan, tren itu terus berlangsung sampai era kepemimpinan Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum PPP. Walaupun Suryadharma Ali ini berasal dari Bekasi, namun tak mampu mendobrak perolehan kursi wakil rakyat di daerah tempat tinggalnya itu.

“Sebelum dipecah menjadi kota dan kabupaten, PPP termasuk salah satu partai yang mendominasi perolehan kursi di Bekasi. Tapi setelah terjadi pemekaran menjadi kabupaten dan kota, khusus perolehan kursi PPP di Kabupaten Bekasi stagnan, hanya hitungan angka satu, dua, tiga, tidak lebih dari itu,” jelasnya.

Sayangnya, Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bekasi, Nunung HS, enggan berkomentar banyak perihal ancaman partainya yang diprediksi tidak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen 4 persen. Pada kesempatan ini, Nunung yang berhasil terpilih sebagai wakil rakyat dari Dapil III di Pemilu 2024, masih sangat optimis bahwa partainya akan lolos ke Senayan.

“Insya Allah, PPP lolos ke Senayan,” ucapnya melalui pesan singkat. (pra)