Berita Bekasi Nomor Satu

Pernah Belajar Mengaji Pakai Sistem Iqro`? Ini Sosok As`ad Humam Pencetusnya

Sosok As`ad Humam penemu metode belajar Iqro`/Sumber foto: Muhammadiyah.or.id.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pernah belajar mengaji pakai sistem Iqro`? Anak-anak era tahun 1990-an pasti pernah belajar mengaji dengan sistem Iqro` ini.

Buku Iqro yang legendaris ini juga menampilkan foto sosok pria berkopiah hitam, berjas hitam sambil megang tongkat, yaitu As`ad Humam, pencetus metode balajar mengaji dengan sistem Iqro.

Lantas, siapa sosok As`ad Humam dan bagaimana sistem Iqro yang diajarkannya?

BACA JUGA: Kian Akrab Istilah Ngabuburit Jelang Buka Puasa, Ternyata Berawal dari Bahasa Ini

Dikutip Jawapos dari muhammadiyah.or.id, Kamis (21/3/2024), buku Iqro’ ini disebut telah melalang buana ke Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Pria yang difotonya memegang tongkat itu kelahiran asli Selokraman, Kotagede, Yogyakarta pada 1933. Ayahnya Humam Siradj adalah seorang pebisnis sukses di pasar Bringharjo, Yogyakarta.

Seorang profesor Universitas Meiji dan sastrawan asal Jepang Mitsuo Nakamura dalam The Crescent Arises over the Banyan Tree (2012) menyebut, As’ad Humam merampungkan pendidikan di SD Muhammadiyah Kleco, kemudian SMP Negeri di Ngawi, dan pendidikan SMA di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

BACA JUGA: Jadwal Buka Puasa di Bekasi Kamis 21 Maret 2024

Bersama Jazir Asp selaku pegiat Muhammadiyah, As’ad Humam menemukan metode Iqro’ di Pusat Kebudayaan Muhammadiyah, Kotagede, Yogyakarta.

Namun, bagi Mitsuo Nakamura meskipun lahir di lingkungan Muhammadiyah, gerakan Iqro’ hadir secara berdikari tak terikat dengan Muhammdiyah.

Awalnya pada 1980-an sudah ada metode Qiroati yang dipelopori Kiai Dahlan Salim Zarkasyi asal Semarang. As’ad Humam jug sempat mengajar menggunakan metode ini pada anak-anak di Kotagede.

BACA JUGA: Menelan Air Ludah saat Berpuasa, Ini Hukumnya

Namun, As’ad Humam mulai menyadari bahwa metode tradisional Baghdadi ini kurang efektif karena membutuhkan 2-3 tahun untuk penguasaannya.

Akhirnya ia mulai merumuskan dan menemukan metodenya sendiri yakni Iqro’ di bawah pohon jambu sebelah rumahnya.

Jika metode Baghdadiyah lebih pada mengeja antarahuruf, bunyi, dan harakat secara terpisah, misalnya ba, ta, ja, ka, dan lain seterusnya.

BACA JUGA: Hukum Menonton Video Joget di Media Sosial Saat Berpuasa

Berbeda dengan metode Iqro’, yang mengajarkan cara membaca langsung dalam sistem suku kata, misalnya “ba-ta”, “ka-ta”, “ba-ja”. Kemudian langsung dilanjut dengan kosa kata yang ada di surat pendek.

Pasca penemuan metode Iqro’, As’ad Humam bersama Jazir Asp serta bantuan dari Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola (AMM) Yogyakarta, mereka membangun TK Alquran AMM Yogyakarta pada 16 Maret 1986.

Sejak saat itu pula mulailah membludak dan mendapatkan antusiasme yang tinggi di masyarakat. Di titik itu lah mulai banyak pendirian lembaga yang mengajarkan metode Iqro’ ini.

BACA JUGA: Puasa Ramadan Mengurangi Kebiasaan Merokok

Berdirilah Taman Pendidikan Alquran AMM, Ta’limuq Quran Lil Aulad AMM, dan kursus Tartilil Quran AMM.

Pada tahun 1988, di kampungnya sendiri Selokraman, Kotagede, berdirilah Taman Kanak-kanak Alquran (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, dan setahun kemudian didirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun.

Metode Iqro’ terus berkembang hingga ke Gresik dan Semarang. Bahkan pada 1988 metode ini memeroleh pengakuan dari Menteri Agama dan didistributorkan dalam skala nasional pada 1992.

Disebut juga oleh Anna M. Gade dalam bukunya Perfection Makes Practice Learning, Emotion, and the Recited Qurʼān in Indonesia (2004). bahwa metode ini tidak hanya diajarkan di kalangan Muhammadiyah saja, melainkan lingkungan Nahdlatul Ulama juga berjasa dalam pengenalan metode ini.

Dilansir dari Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, disebutkan pada 1992, Kementerian Pendidikan Malaysia mengundang pengajar metode Iqro’  dari  Kotagede untuk “menatarkan” metode tersebut pada guru agama di 9 negara bagian

Malaysia. Pada 1994, metode ini secara resmi diterapkan di Malaysia.

Selepas meninggalnya As’ad Humam pada Jumat, 2 Februari 1996, metode yang dicetuskannya terus menyebar ke Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Eropa, dan Amerika. (rbs/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin