Berita Bekasi Nomor Satu

Protokol New Normal Nassa School Tetap Buat Siswa Ceria

New-Normal
SIMULASI: Suasana simulasi new normal di Nassa School, belum lama ini.Istimewa
New-Normal
SIMULASI: Suasana simulasi new normal di Nassa School, belum lama ini.Istimewa

Radarbekasi.id – Sekolah Nasional Satu (Nassa School) bersiap new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19. Protokol kesehatan pun sudah dipersiapkan.

Protokol new normal di Nassa School dimulai dari teknis transportasi siswa. Sebelum menjemput siswa, sopir harus dalam keadaan sehat dan bersih. Serta menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung wajah.

Ketika sudah dilakukan, sopir siap menjemput siswa. Mobil antar jemput kini hanya boleh mengangkut 5 siswa. Tempat duduk dibuat berjarak dan antar kursi yang diduduki dipisah tirai plastik.

Sebelum menjemput, sopir wajib melakukan sterilisasi kendaraan, terutama area yang kerap disentuh dengan cairan disinfektan. Baik supir maupun siswa harus tepat waktu. Karena pembatasan jumlah penumpang membuat supir harus kembali melakukan penjemputan siswa kloter selanjutnya.

Sopir juga bertugas untuk memastikan siswa mengenakan masker selama perjalanan. Pengecekan suhu tubuh juga selalu harus dilakukan oleh sopir. Siswa dilarang membuka pintu sendiri. Walau dibatasi tirai plastik, siswa tetap bisa bertemu dengan teman-teman.

Saat tiba di sekolah, petugas keamanan akan membukaan pintu bagi siswa. Siswa harap turun satu per satu. Bagi siswa yang diantarkan oleh keluarga, pihak sekolah tak mengizinkan keluarga mengantarkan sampai ke dalam sekolah.

Siswa wajib mengantri di tanda yang telah disediakan untuk pengukuran suhu otomatis menggunakan infrared thermal imaging. Caranya siswa cukup berjalan dan dapat melihat indikator suhu tubuhnya pada layar. Setelah itu, siswa masuk ke dalam bilik disinfektan yang berisi cairan yang aman bagi tubuh.

Jika siswa terdeteksi bersuhu tubuh tinggi, maka alat berbunyi. Guru piket akan mengarahkan siswa menuju ruang transit. Kemudian, guru piket akan menghubungi keluarga siswa tersebut untuk menjemputnya di sekolah melalui jalur khusus. Siswa diminta untuk beristirahat di rumah.

Suasana belajar pun dibuat berbeda. Hari masuk sekolah berdasarkan ganjil genap diberlakukan. Jumlah kursi kelas dibatasi 12 buah dan terdapat garis pembatas antar siswa. Sebelum masuk kelas, siswa wajib mencuci tangan di wastafel yang disediakan. Tempat duduk siswa diatur berdasarkan nomor urut yang diberikan oleh guru. Siswa dimohon menempatinya sesuai nomor yang diberikan.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa, namun dalam kondisi berjarak sesuai dengan himbauan physical distancing. Jika terdapat siswa yang ingin ke toilet, maka guru akan membukakan pintu bagi siswa. Siswa juga harus memperhatikan rambu-rambu jalur jalan yang telah disiapkan. Pengaturan ini dilakukan untuk mengurangi keramaian pada jalur jalan siswa.

Di toilet, janitor akan selalu siaga untuk mensterilkan area setelah digunakan. Sebelum masuk kelas siswa diminta jangan lupa cuci tangan kembali. Saat pulang, siswa dibagi 2 kelompok untuk keluar dari kelas. Siswa dimohon keluar dengan tertib dan tenang. Saat ruangan kelas telah kosong, janitor akan melakukan sterilisasi ruangan menggunakan cairan disinfektan UV Light. Tempat menuggu jemputan pun di buat berjarak. Saat jemputan tiba, perlu diingat hanya sopir yang boleh membukakan pintu dan siswa masuk satu per satu.

Protokol itu terekam dalam video 4 menit 58 detik yang diunggah oleh akun Instagram resmi Nassa School. Direktur Nassa School Sally Fedrini mengungkapkan, pihaknya para 3 Juni 2020 lalu telah melakukan simulasi new normal dengan melibatkan guru dan staf. Ia mengaku, cukup sulit menjalankan standar operasional prosedur protokol kesehatan new normal.

“Cukup sulit memang diakui, karena banyak pihak yang dilibatkan seperti sisi fasilitas siswa, orangtua siswa dan guru,” ungkapnya, kepada Radar Bekasi, Selasa (23/6).

Sally mengungkapkan, sebenarnya sebelum wabah Covid-19 merebak di Indonesia Nassa School sudah menerapkan protokol kesehatan. Antaralain, jelas dia, mengatur jaga jarak dan meliburkan guru diatas usia 50 tahun.

“Tapi saat ini kita modifikasi sesuai dengan penerapan new normal. Lalu bagaimana siswa agar bisa tetap ceria meskipun berbagai protokol kesehatan diterapkan. Itu yang saat ini menjadi tantangan untuk kita,” pungkasnya. (dew/oke)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin