Berita Bekasi Nomor Satu

E-Learning Bukan Lagi Pilihan Dosen dalam Mengajar

ILUSTRASI: Dosen memberikan pemaparan materi kepada mahasiswa baru Universitas Bina Insani, belum lama ini. E-Learning atau sistem pembelajaran dengan bantuan sumber daya elektronik bukan lagi menjadi pilihan bagi dosen dalam mengajar. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI E-Learning atau sistem pembelajaran dengan bantuan sumber daya elektronik bukan lagi menjadi pilihan bagi dosen dalam mengajar. Namun sudah menjadi kewajiban untuk diterapkan pada proses perkuliahan tahun akademik 2022/2023.

Ketua Asosiasi Dosen Indonesia – Majelis Pengurus Daerah (ADI-MPD) Bekasi Raya Wawan Hermawansyah mengatakan, perguruan tinggi swasta di Kota Bekasi saat ini sedang konsentrasi pada proses evaluasi. Memasuki semester ganjil ini, mahasiswa dan dosen menghadapi banyak adaptasi dalam proses perkuliahan.

Dikatakannya, dosen harus menerapkan E-Learning untuk mensukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Program MBKM ini belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik, sehingga di masa evaluasi atau adaptasi perubahan paradigma budaya mengajar ini penerapan MBKM harus berjalan dengan persiapan yang matang,” ujar Wawan kepada Radar Bekasi, Selasa (11/10).

Menurut Wawan, analisis dan evaluasi dalam konsep pembelajaran harus dilakukan dengan sedemikian rupa. Proses pembelajaran berbasis E-Learning mesti dikemas dengan konsep kurikulum berbasis industri.

“Analisis dan evaluasi konsep pembelajaran itu harus dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi, dimana perguruan tinggi dapat mengarahkan seluruh dosennya untuk mengembangkan konsep E-Learning yang dikemas dalam kurikulum berbasis industri,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, E-Learning bukan lagi menjadi sebuah pilihan bagi para dosen. Namun harus menjadi sebuah kewajiban bagi dosen dalam mengajar kepada mahasiswa.

“E-Learning bukan lagi menjadi sebuah pilihan, dosen harus berkembang dan berani agar perubahan paradigma budaya pembelajaran dapat disesuaikan dalam proses perkuliahan di tahun akademik ini,” ucapnya.

Hal ini, kata ADI, dilakukan agar di tahun mendatang perguruan tinggi swasta dapat menjadi pesaing yang kompetitif. Bukan lagi menjadi alternatif bagi masyarakat.

“Namun dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan Universitas Krisnadwipayana Susetya Herawati mengungkapkan, adaptasi paradigma budaya pembelajaran menjadi fokus dalam perkuliahan di semester ganjil ini.

“Iya, kami terus melakukan evaluasi dalam sistem perkuliahan di semester ganjil ini. Dimana proses perkuliahan yang memasuki masa adaptasi ini, membutuhkan evaluasi yang harus dilakukan terus menerus,” ucapnya.

Hera mengatakan, E-Learning terus dioptimalkan agar mahasiswa terbiasa dengan perkembangan teknologi. “Kami sudah melakukan perkuliahan tatap muka, namun kami tetap melakukan kombinasi proses perkuliahan berbasis E-Learning. Karena menurut saya ini merupakan peluang bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi dalam proses pembelajaran,” tukasnya. (dew)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin